WOMEN ON TOP - Cover Life Balance

Cara Efektif Tangani Stres Sebelum Terlambat

23 November 2019 18:29 WIB
comment
20
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan sedang mengalami stres. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan sedang mengalami stres. Foto: Shutterstock
Saat ini, rasanya tak mungkin untuk memiliki kehidupan yang benar-benar lepas dari stres. Setiap kejadian, baik yang menyenangkan maupun mengecewakan, berpotensi membuat kita merasa tertekan dan stres. Bahkan, dalam saat-saat tertentu, hal ini bisa membuat kita kesulitan dalam menjalani beberapa kegiatan dalam hidup.
Padahal, tuntutan hidup saat ini yang sangat dinamis hampir tidak memberikan kita ruang untuk benar-benar berhenti beraktivitas. Maka, apa yang bisa kita lakukan dalam situasi seperti itu? Bagaimana cara hidup terlepas dari stres?
Pertama, kita harus mengenali definisi stres terlebih dahulu. Dalam situs resminya, organisasi kesehatan mental asal Inggris, Mental Health Foundation, mendefinisikan stres sebagai kondisi saat kita berada di bawah tekanan luar biasa. Tekanan ini bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari beban pekerjaan yang meningkat, fase peralihan hidup, argumen dengan keluarga, bahkan kekhawatiran finansial.
Sebenarnya, hal ini tak selamanya berarti buruk. Terutama, bila stres justru bisa mendorong kita untuk berupaya lebih baik dalam kehidupan. Biasanya, hal ini masuk ke dalam golongan eustress--jenis stres yang membawa efek positif bagi diri sendiri.
Namun, ada juga stres yang justru membekukan langkah dan menyebabkan munculnya berbagai efek negatif. Stres seperti ini masuk ke dalam golongan distress dan bisa menyebabkan terjadinya kekhawatiran, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya kesabaran, juga berbagai perubahan dalam gaya hidup.
Menangani gejala stres sejak awal
Karena stres dapat menghentikan kita dari hal-hal produktif, kita perlu mengatasi hal ini sedini mungkin. Terutama, bila sudah mulai muncul tanda-tanda yang di luar kebiasaan kita sehari-hari. Misal, munculnya rasa lelah atau perubahan pola emosi.
Menurut Lisa Damour, PhD, seorang psikolog sekaligus kolumnis asal Amerika Serikat, stres akan masuk dalam kategori tidak sehat, bila tak dapat disembuhkan atau bersifat traumatis.
“Dengan kata lain, stres menjadi berbahaya jika sudah melebihi tingkatan yang masuk akal untuk diserap oleh seseorang, atau melebihi kemampuan seseorang untuk mengubahnya menjadi kekuatan psikologis,” sebut Damour, seperti dilansir American Psychological Association (APA).
Selain itu, perlu dipahami pula bahwa penyebab dan gejala stres pada setiap orang dapat berbeda-beda. Apa yang dianggap biasa saja oleh orang lain belum tentu tidak menyebabkan tekanan bagi kita, atau sebaliknya. Sehingga, kita perlu menjadi jeli dalam mengenali tanda-tanda yang ada dalam diri.
Ilustrasi perempuan tidak bahagia. Foto: Shutterstock
Tak cuma berusaha mengenali stres dari perubahan kebiasaan sehari-hari, kita juga bisa mencoba mendeteksi stres dengan menggunakan alat tertentu. Kini, ada berbagai alat kesehatan dengan fitur untuk mendeteksi stres sejak dini. Misalnya, Samsung Galaxy Watch Active 2, smartwatch seri terbaru dari Samsung yang dilengkapi dengan fitur kesehatan yang bisa mendeteksi stres lewat detak jantung kita.
Samsung Galaxy Watch Active 2. Foto: Avissa Harness/kumparan
Fitur deteksi detak jantung ini merupakan salah satu highlight penting pada smartwatch ini yang memungkinkan pemakainya untuk selalu memonitor kondisi tubuh dan kesehatan.
Walau tidak serta merta membantu kita mengatasi stres, penggunaan alat seperti jam ini dapat membantu kita mengenali momen-momen yang membuat stres. Dilansir Harvard Health Publishing, umumnya, detak jantung yang normal adalah sekitar 60-100 detak per menit. Sementara, orang dewasa normal yang sehat memiliki detak jantung sekitar 90 detak per menit dalam kondisi santai.
Maka, bila kita memiliki detak jantung lebih dari 100 beat per menit, kita bisa mulai waspada dan mulai mengidentifikasi apa yang sedang terjadi.
Cara mengelola stres dengan tepat
Setelah mengidentifikasi gejala stres, kita disarankan untuk mulai mencari penyebab stres dan mengeliminasinya. Misal, dengan mengurangi sebagian tanggung jawab yang dirasa memberatkan, menurunkan ekspektasi, atau meminta tolong kepada orang lain. Bahkan, kita bisa meninggalkan hal yang membuat stres untuk sementara waktu, sembari berusaha mencari pemecahannya.
Ilustrasi cara mendeteksi stres sebelum terlambat Foto: Argy Pradypta Martanegara, Avissa Harness/kumparan
Selain itu, kita juga bisa berupaya mengurangi stres dengan melakukan aktivitas yang menunjang kesehatan tubuh dan meningkatkan mood. Contohnya, dengan mengonsumsi makanan-makanan sehat, berolahraga, bermeditasi, menjaga pola tidur, juga melakukan hal-hal yang disenangi. Semua hal ini tidak lantas membantu kita keluar dari masalah, namun bisa membantu untuk memperbaiki suasana hati.
Kemudian, bila diperlukan, juga dapat meminta bantuan dari pihak profesional, agar stres tidak menimbulkan berbagai masalah psikologis atau fisik.
“Jika memungkinkan, siapapun yang merasa kewalahan karena stres, perlu mengambil tindakan untuk mengurangi stresnya dan/atau mencari bantuan dari profesional terlatih untuk mempelajari strategi manajemen stres,” ujar Damour.
Maka, dapat disimpulkan bahwa kita perlu menyelaraskan beberapa upaya untuk mengurai stres sebelum terlambat. Kita disarankan untuk menganalisis masalah dan mencari jalan keluar, sembari tetap menjaga tubuh dan menjaga kondisi mental.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten