Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Cerita Haldila Wijaya Dandan Sendiri Pakai Adat Jawa saat Nikah di Inggris
20 Februari 2025 15:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan diaspora Indonesia di Inggris, Haldila Wijaya Novem, punya cerita menarik soal pernikahannya. Lewat unggahan di media sosial, Haldila membagikan momen ketika ia mendandani diri sendiri saat menikah. Namun, ia tidak sekadar memoles wajahnya dengan gaya makeup pengantin internasional.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @haldilawijaya, perempuan asal Kediri, Jawa Timur, itu tampak merias wajahnya dengan bridal makeup tradisional adat Jawa.
Ia memulai video tersebut dengan proses menata rambutnya dengan sanggul khas Jawa yang besar, kemudian menggambar paes, memasang konde, dan mengakhiri proses panjang itu dengan mengaplikasikan lipstik. Menurut keterangan video tersebut, proses makeup pengantin Haldila itu memakan waktu lima jam.
Kepada kumparanWOMAN, perempuan lulusan Universitas Bakrie ini menceritakan kisah di balik keputusannya membawa secuil keindahan tradisi Jawa ke Inggris. Haldila mengatakan, menikah dengan adat Jawa lengkap di Indonesia merupakan cita-citanya. Namun, impian Haldila terpaksa pupus, membuatnya harus improvisasi.
“Bisa atau tidak, punya pengalaman atau tidak, itu urusan belakangan. Bagi saya, niat dan impian sekaligus memperkenalkan atau menunjukkan budaya Indonesia melalui kebaya pernikahan secara komplit, sudah membuat saya sangat senang walaupun tak bisa memiliki adat pernikahan Jawa secara klenik di Indonesia,” papar Haldila ketika dihubungi, Senin (17/2).
ADVERTISEMENT
Haldila menetap di London, Inggris , karena mengikuti sang suami yang berstatus permanent resident. Ia dan suaminya dua kali menjalani prosesi pernikahan yang terpisah, yaitu menikah secara negara dan menikah secara agama. Tampilan pengantin Jawa ini Haldila hadirkan untuk prosesi pernikahan secara negara.
Penuh tantangan, tetapi berjalan lancar
Riasan pengantin tradisional bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, terlebih sendiri. Kesulitan dan tantangan ini juga dirasakan oleh Haldila. Bahkan, ia tidak sempat berlatih terlebih dahulu sebelum memulai proses berdandan.
Perempuan berusia 25 tahun ini mengaku, salah satu tantangan terberat dalam makeup pengantin adat Jawa ini adalah saat menyasak rambut. Dalam riasan adat Jawa, menyasak rambut merupakan langkah penting untuk memberikan volume pada rambut agar selaras dengan sanggul besar yang dikenakan.
ADVERTISEMENT
“Proses paling sulit adalah sasak rambut. Itu sebabnya saya selalu berkata, saya tidak bisa berlatih karena rasanya sakit banget jika saya harus tarik dan sasak rambut sendiri. Jika harus dilakukan untuk berlatih, akan membuat rambut jadi rusak dan habis,” ungkap Haldila.
Setelah berhasil menyasak bagian atas rambut dan memberikan volume, tugas selanjutnya adalah memasangkan sanggul, menghias rambutnya dengan tusuk konde atau cunduk mentul, dan memasangkan bunga mawar merah di bawah sanggulnya.
Tak luput, Haldila juga menggambar paes solo, salah satu karakteristik wajib dalam makeup pengantin Jawa. Beruntung, menurut Haldila, menggambar paes tidak sesulit saat menata rambutnya.
Sementara itu, untuk makeup, Haldila memilih untuk memoles wajahnya dengan dandanan yang cukup natural. Riasan mata smokey eyes cokelat tidak terlalu tegas, sehingga seimbang dengan warna lipstik nude pink yang lembut.
ADVERTISEMENT
Dia menuntaskan penampilannya dengan kebaya putih panjang dan kain jarik hitam yang dia bawa dari Indonesia. Haldila mengatakan, kebaya-kebaya ini sudah dia bawa langsung setelah menerima kabar bahwa pernikahan adat Jawa yang sudah dia rencanakan di Tanah Air batal digelar.
“Untuk sanggul, kebaya, dan kain semuanya saya bawa dari Indonesia, karena rencana ini adalah sudah lama direncanakan, yaitu 7 bulan lalu setelah saya mendapatkan kabar batal menikah di Indonesia secara adat,” ungkapnya.