Kisah Inspiratif Perempuan Berkursi Roda yang Jadi Model Milan Fashion Week

20 Juni 2020 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Claire Freeman, perempuan dengan kursi roda asal New Zealand yang menjadi model di Milan Fashion Week.
 Foto: Instagram/@claire.freeman.nz
zoom-in-whitePerbesar
Claire Freeman, perempuan dengan kursi roda asal New Zealand yang menjadi model di Milan Fashion Week. Foto: Instagram/@claire.freeman.nz
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, nama Claire sedang kembali banyak dibicarakan. Sosoknya yang pernah menjadi model dengan kursi roda di Milan Fashion Week 2018 menjadi sorotan, begitu pula dengan kisah hidupnya yang inspiratif.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Woman's Day, Claire menjadi penyandang disabilitas pada 1995, ketika ia mengalami kecelakaan mobil di usia 17 tahun. Saat itu, ia sedang berbaring di kursi belakang mobil yang dikendarainya oleh ibunya, Barbara, menuju sebuah wawancara untuk masuk sekolah desain. Merasa bahwa sabuk pengaman mobil menekan tulang rusuknya, ia berbaring tanpa mengenakan sabuk tersebut. Ketika itulah, Barbara tertidur sambil mengemudi dan kecelakaan nahas itu terjadi.
"Dalam beberapa detik saja, hidup saya berubah. Awalnya, saya kira badan saya hanya sedang syok dan saya akan segera baik-baik saja," ujar Claire, seperti dilansir Woman's Day dan dikutip oleh Now to Love.
Namun, ternyata tidak demikian. Setelah kejadian itu, Claire harus menggunakan kursi roda sepanjang hidupnya. Selain itu, hubungannya dengan ibunya, Barbara, juga memburuk setelah kecelakaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tetapi Claire berusaha tidak menjadikan hal ini sebagai hambatan. Dia tetap bisa masuk ke sekolah desain, menjalani berbagai hubungan asmara, mendesain rumahnya sendiri, hingga mengendarai sports car yang sudah dimodifikasi.
Selain itu, ia juga pantang menyerah ketika menghadapi rintangan. Setelah lulus dari sekolah desain, ia sempat berusaha mencari kerja meski ditolak oleh puluhan perusahaan. Ketika sudah berhasil mendapatkan pekerjaan yang cocok di Christchurch, dia sempat harus tinggal di dalam mobilnya, karena tidak menemukan tempat tinggal yang sesuai dengan kondisi tubuhnya.
Berbagai hal ini menunjukkan tekad Claire yang kuat. Ia bahkan sudah bisa berbaikan dengan ibunya, Barbara. Walaupun harus menjalani proses yang cukup panjang sampai ia memaafkan sang ibu, menurutnya, kini ia dan ibunya sudah jadi dekat.
ADVERTISEMENT

Menjadi model Milan Fashion Week

Kisah Claire di dunia modeling berawal dari postingan foto di akun Instagramnya. Pada suatu titik, Claire mulai mengunggah mengunggah beberapa fotonya di atas kursi roda bersama anjing peliharaannya, Ralphy, di akun Instagram. Padahal, selama ini, Claire selalu berusaha mengunggah foto yang membuatnya terlihat seperti tidak menggunakan kursi roda di Facebook.
"Saya tidak ingin teman-teman lama berpikir bahwa saya masih lumpuh," ujar Claire menjelaskan.
Foto-foto yang diunggahnya di laman Instagram kemudian menarik perhatian seorang agensi modeling inklusif di Milan, Italia. Pendiri agensi ini meminta Claire untuk menghadiri Milan Fashion Week di tahun 2018, namun Claire tidak menganggap undangan tersebut sebagai hal yang spesial. Apalagi, ketika itu, Claire tengah sibuk mempersiapkan studi untuk meraih gelar doktoral di bidang Health Science.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Claire tetap menghadiri fashion show tersebut. Ia terbang dari New Zealand menuju Italia, menjalani penerbangan sepanjang 30 jam dan akhirnya melenggang di atas catwalk. Sekalipun ia sempat jatuh sakit dalam prosesnya, ia mengaku menyukai pengalaman tersebut. Kegiatan Claire di Milan juga diabadikan oleh kru film asal New Zealand, Attitude, dalam episode berjudul 'Model in Milan'.
"Hidup saya itu gila. Tapi, ini mungkin salah satu hal paling seru yang pernah saya lakukan, sekaligus paling terasa tidak nyata. Ini terjadi karena saya duduk di kursi roda," ungkap Claire.
Secara khusus, kisah modeling ini memiliki peran yang penting dalam kehidupan Claire. Meski selama ini pantang menyerah dalam menghadapi cobaan, ternyata, Claire sempat beberapa kali mencoba bunuh diri. Dia bahkan pernah mempertimbangkan untuk menjalani bunuh diri dengan bantuan (assisted suicide) di Switzerland, negara yang memperbolehkan orang-orang dengan penyakit akut atau kondisi menyakitkan, termasuk kelumpuhan tetraplegia seperti dialami Claire, untuk bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan versi Woman's Day, Claire menceritakan bahwa berbagai kejadian dalam hidupnya membuat ia merasa ingin bunuh diri. Ia sempat mengalami perceraian dan kesulitan untuk melahirkan, juga kehilangan fungsi jari-jarinya karena sebuah operasi besar pada bagian lehernya gagal. Berbagai kejadian ini mendorongnya untuk mengakhiri hidup.
Namun, semuanya berubah setelah ia bisa terhubung kepada banyak orang melalui akun Instagramnya. Lewat media sosial, ia justru menemukan banyak perempuan dari berbagai belahan dunia yang mengaku bahwa dia telah menyelamatkannya.
Kini, Claire telah menjadi volunteer untuk Youthline, organisasi pengembangan anak muda di New Zealand. Ia juga tengah berupaya melakukan lobbying untuk menolak hukum yang ada mengenai upaya bunuh diri dengan bantuan.
Terkait kariernya di dunia modeling, Claire mengatakan bahwa dia lebih menganggap dirinya sebagai seorang role model dan bukan model di dunia fashion. Ia menegaskan ingin mengubah persepsi masyarakat mengenai para pengguna kursi roda.
ADVERTISEMENT
"Anda akan bisa melewatinya dan menjadi lebih kuat, dengan lebih banyak kemampuan daripada yang bisa Anda bayangkan sebelumnya," ujar Claire menegaskan.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.