Perubahan Hormon Bisa Sebabkan Wajah Berjerawat, Ketahui 5 Tandanya

27 November 2019 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jerawat dan Bekasnya. Foto: dok. Unsplash/Audrey Jackson
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jerawat dan Bekasnya. Foto: dok. Unsplash/Audrey Jackson
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda, ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami masalah jerawat. Selain polusi dan gaya hidup yang kurang sehat, jerawat rupaya bisa timbul karena pengaruh hormon.
ADVERTISEMENT
Ya, jerawat akibat hormon atau yang biasa dikenal dengan istilah hormonal acne adalah jerawat yang datangnya diikuti dengan rasa sakit atau nyeri pada area yang berjerawat. Biasanya, hormonal acne datang di waktu yang kurang tepat, misalnya seperti acara berlibur atau acara pernikahan.
Banyak yang beranggapan, jerawat seharusnya sudah berhenti ketika kita sudah melewati usia remaja atau pubertas. Tetapi menurut dermatologis asal New York, Cherise M. Levi, M.D., jerawat masih bisa datang di usia 20 tahunan hingga 40 tahunan yang disebabkan oleh pengaruh hormon pada tubuh.
"Hormon yang mempengaruhi timbulnya jerawat di usia yang tak lagi remaja adalah fluktuasi dari hormon estrogen dan progesteron, perubahan kedua hormon ini sangat bervariasi mengikuti siklus menstruasi bulanan," tutur dermatologis Manjula Jegasothy, M.D, pendiri Miami Skin Institute seperti dikutip Self.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hormon lain seperti hormon kortisol (hormon yang menyebabkan stres) juga dapat mempengaruhi timbulnya jerawat hormonal. Manjula melanjutkan, fluktuasi hormon pada perempuan memang dapat menyebabkan produksi minyak di pori-pori meningkat yang akhirnya dapat menimbulkan jerawat.
Untuk lebih jelasnya, ketahui lima tanda timbulnya jerawat pada wajah yang disebabkan oleh pengaruh hormon:
1. Anda tidak lagi berusia remaja atau usia pubertas
Ilustrasi perempuan sedang memperhatikan bekas jerawat. Foto: Shutterstock
Memasuki usia 20an, perlahan-lahan segala permasalahan wajah termasuk jerawat, mulai menghilang. Tetapi bisa saja, jerawat yang disebabkan karena perubahan hormon bisa datang kapan pun.
"Usia 20 tahunan adalah usia ketika perempuan paling aktif secara hormonal. Usia ini adalah usia subur yang membuat perempuan lebih rentan terhadap perubahan hormon karena kehamilan, melahirkan dan menyusui," ungkap Manjula.
ADVERTISEMENT
2. Jerawat muncul di bagian dahu dan rahang
Vaksin Jerawat Foto: pixabay
Jerawat yang timbul di bagiang dagu dan area rahang biasanya disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh. Munculnya jerawat ini diikuti dengan produksi minyak wajah yang cukup banyak sehingga bisa menyumbat pori-pori.
"Kelebihan hormon di dalam tubuh menstimulasi kelenjar minyak yang cukup banyak ditemui di area dagu. Kelenjar minyak berlebih ini membuat kulit menjadi tempat nyaman untuk ditumbuhi jerawat," imbuh Marina Peredo, MD, dermatologis yang berpraktik di Mount Sinai Hospital, New York, Amerika Serikat.
3. Jerawat muncul satu bulan sekali
Ilustrasi bekas jerawat kemerahan Foto: Shutterstock
Jerawat hormonal seringkali datang bersamaan dengan siklus tertentu, seperti siklus menstruasi perempuan. Bahkan, perempuan yang sudah mengalami menopause pun masih bisa ditumbuhi jerawat karena kadar hormon estrogen dan progesteron yang masih aktif, walaupun kadar hormonnya lebih rendah daripada perempuan yang belum menopause.
ADVERTISEMENT
Jerawat yang muncul akibat perubahan hormon juga datang di tempat atau area yang sama. Hal ini terjadi akibat pori-pori yang otomatis membesar yang diakibatkan oleh jerawat sebelumnya.
4. Anda mengalami stres yang cukup serius
Ilustrasi perempuan stres di tempat kerja. Foto: Shutterstock
Hormon kortisol yang menyebabkan stres dapat mempengaruhi semua hormon lainnya yang ada di dalam tubuh.
"Perempuan yang rentan terhadap perubahan hormon bulanan memiliki periode stres akut yang berulang. Hal ini bisa menjadi alasan sempurna untuk munculnya jerawat," imbuh Manjula lagi.
5. Jerawat yang timbul diikuti dengan rasa nyeri atau sakit
Jerawat membandel bisa jadi salah satu tanda hamil. Foto: Thinkstock
Jerawat yang disebabkan karena perubahan hormon biasanya terasa sakit bila tidak sengaja tersentuh atau dipegang. Jerawat tersebut berbentuk benjolan dengan gumpalan berwarna putih yang berisi bakteri.
ADVERTISEMENT
"Benjolan yang menyakitkan ini berada di bawah permukaan kulit dan tidak bisa diekstraksi (dipencet) oleh ahli kecantikan sekalipun. Bila disentuh, benjolan ini terasa empuk saat disentuh karena di dalamnya mengandung minyak yang tertumpuk selama beberapa hari dan menyebabkan reaksi peradangan," demikian kata Manjula Jegasothy, M.D.
Bila jerawat yang diakibatkan oleh perubahan hormon terjadi kepada Anda terus-menerus dan menyebabkan peradangan, tak ada salahnya untuk pergi ke dokter kulit demi mendapatkan penanganan yang tepat.