Konten dari Pengguna

Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Era Joe Biden

Lailamsaum Muthiillah
Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional Universitas Nasional
17 Februari 2022 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lailamsaum Muthiillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera Amerika Serikat. Foto: Shutterstock/Tokar.
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Amerika Serikat. Foto: Shutterstock/Tokar.
ADVERTISEMENT
Kebijakan luar negeri berubah seiring pergantian pemimpin dan kepentingan nasional suatu negara. Peran Amerika Serikat dapat dilihat dari pembentukan keseluruhan kinerja bagi pembuat kebijakan untuk mengembangkan, menerapkan, dan mengukur keberhasilan kebijakan dan tindakan Amerika Serikat pada isu-isu internasional.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat memiliki peran yang sangat penting di dunia yang merujuk pada keseluruhan karakter, tujuan, dan arah partisipasi Amerika Serikat dalam urusan internasional dan hubungan negara secara keseluruhan. Sejak pemerintahan Joe Biden, kebijakan luar negeri Amerika Serikat mengarah kepada multilateralisme dengan menekankan diplomasi.
Kebijakan tersebut merupakan kebijakan lama yang pernah digunakan Amerika Serikat. Menurut Biden, multilateralisme dan diplomasi dinilai penting untuk kondisi dunia internasional saat ini dan dianggap cocok untuk mengatasi isu lingkungan dan ekonomi.
Melalui kebijakan multilateralisme, Amerika Serikat mengesampingkan kebijakan unilateralisme yang digunakan oleh Donald Trump yang menyebabkan Amerika Serikat mengalami kemunduran dan dinilai kehilangan kredibilitasnya sebagai aktor utama dalam politik internasional dengan adanya ancaman-ancaman berupa menarik diri dari NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan merenggangnya hubungan dengan negara-negara Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Terdapat tiga poin utama yang dilakukan Amerika Serikat sesuai dengan multilateralisme: (1) Amerika Serikat dapat memberikan komitmen kepada mitigasi pandemi melalui kerja sama dengan organisasi internasional terkait pandemi Covid-19; (2) Amerika Serikat akan aktif terlibat dalam upaya memelihara perdamaian dan menjaga stabilitas di dunia dan kawasan; (3) Amerika Serikat berupaya untuk mengembalikan perannya dalam pembangunan ekonomi dunia yang berkelanjutan.

Sikap Amerika Serikat di Bawah Pemerintahan Biden

Bola Dunia. Foto: Shutterstock/Aris-Tect Group.
Di bawah pemerintahan Biden, kebijakan luar negeri terhadap dunia dan isu internasional merupakan suatu hal yang sangat penting bagi dunia internasional. Untuk Tiongkok, Amerika Serikat tetap tidak mengubah sikap dan kebijakannya. Tiongkok masih dianggap sebagai lawan utama Amerika Serikat yang tidak bisa diabaikan, karena Tiongkok menantang kemakmuran, keamanan, dan demokrasi Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Untuk Timur Tengah, Amerika Serikat di era Biden tidak akan memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel ke Yerusalem yang sebelumnya menjadi perdebatan di era Trump. Dalam mengatasi isu Israel-Palestina, Amerika Serikat bertindak netral dan memastikan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis serta memberikan Palestina negara dengan melalui solusi dua negara yang merujuk pada resolusi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan kesepakatan internasional.
Melalui teori kebijakan luar negeri William D. Coplin, kebijakan luar negeri memiliki kecenderungan pada kalkulasi rasional aktor yang bertumpu pada kondisi sistem internasional, politik, persepsi aktor, strategi negara lain, dan kapabilitas negara.
Terdapat empat asumsi utama kebijakan luar negeri menurut Coplin: (1) Leadership strategy, yang mana upaya suatu negara menghapus kekerasan di setiap isu kebijakan luar negeri; (2) Concordance strategy, yang berfokus pada upaya untuk saling menguntungkan; (3) Accomodation strategy, artinya suatu negara fokus pada keseimbangan ketika ada negara yang kapabilitasnya dominan; (4) Confrontations strategy, yang mana suatu negara meningkatkan kemampuannya dan tidak bisa diimbangi oleh negara lain.
ADVERTISEMENT
Kebijakan luar negeri yang dianut oleh Amerika Serikat lebih mengutamakan multilateralisme dengan fokus diplomasi yang sesuai dengan teori kebijakan luar negeri milik Coplin, yang mana Amerika Serikat berupaya untuk mengubah kebijakan sebelumnya dengan diplomasi untuk menciptakan perdamaian melalui kerja sama, serta mengembalikan kekuatannya di dunia internasional.

Kepentingan Nasional Amerika Serikat

Gedung Putih. Foto: Shutterstock/Vacclav.
Jika dilihat dari teori kepentingan nasional, Amerika Serikat mengunakan kebijakan multilateralisme karena sesuai dengan apa yang ingin diraih Amerika Serikat. Sebelumnya, Amerika Serikat menggunakan kebijakan unilateralisme, namun hal itu memberikan kemunduran bagi Amerika Serikat.
Kepentingan nasional merupakan salah satu aspek terpenting dalam politik luar negeri yang lahir dari adanya kebutuhan suatu negara. Menurut Teuku May Rudy, kepentingan nasional merupakan sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu negara yang berhubungan dengan hal yang dicita-citakan atau kebutuhan suatu negara.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kebijakan multilateralisme dimaksudkan untuk menstabilkan dan menormalisasikan hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Uni Eropa serta NATO yang pada saat pemerintahan Donald Trump, hubungan Amerika Serikat dengan keduanya tidak cukup baik.
Pelaksanaan kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada era pemerintahan Joe Biden terhadap dunia internasional mengarah pada kebijakan multilateralisme dengan fokus diplomasi untuk memulihkan kondisi Amerika Serikat yang sebelumnya mengalami kemunduran dan cenderung mengarah kepada hard-politics. Melalui teori kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional, maka kebijakan multilateralisme memiliki fokus untuk perdamaian, kerja sama, dan mengembalikan Amerika Serikat sebagai aktor utama di dunia internasional.