Ilustrator Cahyo: Menggambar Bukanlah Sekadar Kegiatan tanpa Tujuan

Konten Media Partner
23 Februari 2019 8:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cahyo Destianto ilustrator muda asal Metro Lampung | foto: doc. Cahyo Destianto
zoom-in-whitePerbesar
Cahyo Destianto ilustrator muda asal Metro Lampung | foto: doc. Cahyo Destianto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampunggeh.co.id, Bandar Lampung - Sembari kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) semester enam, "Saya juga kerja remote di salah satu perusahaan strartup yang base-nya di Los Angeles, USA sebagai Illustrator," tutur Cahyo Destianto, seorang ilustrator muda berprestasi asal Metro, Lampung saat diwawancara reporter Lampung Geh (22/2).
ADVERTISEMENT
Di usia yang ke 20, ia sudah berhasil mendulang prestasi di antaranya: Juara 1 lomba Poster Smansa Cup tingkat SMA di SMAN 1 Metro 2014, Juara 1 Lomba Poster Pramuka tingkat SMA di SMAN 2 Metro 2015, Juara 2 Lomba Poster FLS2N se-Kota Metro 2015, juara favorit kompetisi Lomba Poster Bakti Ubala ITB XII 2016, Juara 3 Kompetisi Street Art Fakultas Ekonomi Universitas Lampung 2016, Juara 2 Kompetisi Mural Pameran DKV ACT 2017, Juara 4 Kompetisi Desain Poster Perpusda Surakarta 2018 dan lain sebagainya.
Bahkan beberapa karyanya turut ditampilkan dalam acara pameran Uiwang International Placard Art Festival, di Korea 2017. Ia juga acap kali mengunggah ilustrasi karyanya di akun instagram @destiantos.
ADVERTISEMENT
Kegemarannya menggambar sejak kecil, kemudian membawa Cahyo memiliki minat lebih dalam mengotak-atik aplikasi Photoshop. Tidak cukup sampai di situ, lantas saat duduk di bangku SMA Negeri 4 Metro ia mulai serius belajar mendesain dengan menjadi desainer di ekskul majalah SMAnya.
Ia mengaku, "Pas SMP suka banget lihat majalah remaja yang dibeli kakak. Waktu itu belum kepikiran untuk belajar tutorial desain dari Youtube, jadi coba-coba aja otak-atik laptop sendiri, baru setelah SMA mulai belajar medesain dengan serius."
Dalam membuat karya ilustrasi, laki-laki yang lahir 2 Desember 1998 ini mengaku tidak pernah terpaku pada satu tema saja. Apa yang ingin dibuat, segera ia transformasikan ke dalam sebuah karya. Bisa mengenai makna lagu yang ia suka dengarkan, permasalahan yang ia amati di lingkungan sekitar, atau tentang olahraga sepak bola yang menjadi favoritnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa lagu kesukaan Cahyo yang menginspirasi untuk membuat ilustrasi di antaranya milik Lukas Graham - You’re not there, Kunto Aji - Bungsu dan Barasuara - Hagia. Ia mengaku lagu-lagu itu memiliki makna dan kesan yang mendalam di hidupnya sehingga keinginan menciptaka karya itu timbul. Di sisi bentuk apresiasinya sebagai penikmat musik.
Salah satu karya yang menjadi favorit khalayak bernama Diversity, berkisah tentang sesuatu yang akhir-akhir ini cukup sensitif dibahas di Indonesia. Yaitu keberagaman agama, tentang bagaimana saling menghargai perbedaan antar umat beragama. Karya ini terinspirasi dari lagu milik Barasuara yang berjudul Hagia.
Diversity ilustrasi yang bercerita tentang keberagaman beragama | foto: doc. Cahyo Destianto
Bahkan saat Diversity ditunjukan ke hadapan personil Barasuara, ia langsung mendapatkan sambutan hangat dan tanda tangan dari band yang dikaguminya itu. Diversity juga yang kelak membawa nama Cahyo semakin dikenal publik hingga diwawancara oleh salah satu stasiun TV.
ADVERTISEMENT
Mengutip kata-kata pelukis dunia, Pablo Picasso “every child is an artist” Cahyo yakin bahwa sebenarnya semua orang di dunia ini bisa menggambar. Bahkan sejak usia balita, semua anak senang corat-coret di mana-mana. Menuangkan imajinasi di atas kertas, meja, hingga tembok rumah.
Baginya menggambar merupakan skill yang dapat dipelajari oleh semua orang. Namun setiap orang memiliki taste yang berbeda-beda pada sebuah gambar. Di sisi lain secara tidak diduga lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan minat menggambar seorang anak.
Karya Cahyo lain yang dicetak ke dalam kaos | foto: doc. Cahyo Destianto
Terlebih jika masih ada saja orang dewasa di lingkungan si anak yang menganggap hobi menggambar adalah kegiatan yang sia-sia, tanpa memiliki tujuan dan masa depan yang pasti. (*)
Laporan reporter lampunggeh Latifah Desti Lustikasari
ADVERTISEMENT
Editor : M Adita Putra