Konten Media Partner

Kisah Hebat di Balik Suksesnya Sebungkus Keripik Askha Jaya

29 Juni 2019 12:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Askasifi Eka Cesario, pengusaha muda asal Lampung dan pemilik Toko Askha Jaya, Rabu(26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Askasifi Eka Cesario, pengusaha muda asal Lampung dan pemilik Toko Askha Jaya, Rabu(26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Mendengar nama Askha Jaya, memang sudah tidak asing lagi untuk masyarakat Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung. Keripik Askha Jaya, berawal dari sewa toko, hingga sekarang omzetnya mencapai ratusan juta rupiah perbulan. Begini perjalanan Askasifi Eka Cesario membesarkan bisnis keripik Askha Jaya.
ADVERTISEMENT
Askasifi Eka Cesario, salah satu sosok pengusaha muda asal Lampung ini lahir di Jogja tanggal 5 Mei 1993. Anak tunggal dari pasangan Aswal Junaidi dan Susilaningsih ini telah menyelesaikan jenjang S1-nya di Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung pada tahun 2014 dan sekarang melanjutkan S2 di salah satu universitas swasta di Bandar Lampung.
Ide-ide berjualan memang dimiliki Aska sejak SMP. Keadaan dirinya yang memang anak tunggal membuat Aska tidak betah di rumah sendirian lantaran kedua orang tuanya bekerja. Menurut pengakuan Aska saat ditemui Lampung Geh, Rabu (26/6), dirinya pernah berjualan asongan di Pasar Tugu, karena memang dulu rumahnya di daerah Pasar Tugu.
Selain berjualan asongan Aska juga pernah berjualan koran untuk tambahan uang jajannya. Bahkan dulu untuk bisa beli bakso merupakan hal yang langka, jadi dia harus mencari uang sendiri untuk membeli bakso. Hal ini tentunya bukan karena orang tua tidak mencukupinya, melainkan tekad kemandirian Aska lah yang mendorongnya untuk tidak terlalu bergantung pada orang tua, meskipun untuk sekadar minta uang jajan. Begitu juga dengan awal mula toko keripiknya, Aska yang saat itu masih duduk di bangku SMA melakukan aktivitasnya di toko keripik setelah pulang sekolah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sejak 2008 hingga sekarang, Aska bersama kedua orang tuanya telah sukses merintis dan mengembangkan bisnis keripik Askha Jaya dengan berbagai problema yang dihadapi dalam dunia bisnis.
Pusat Toko Keripik Askha Jaya berlokasi di Gang PU Bandar Lampung, setelah lampu merah, berseberangan dengan TPU Gang PU, dan beberapa toko cabang titik-titik gang PU ke arah Jl. Zainal Abidin Pagar Alam, kedaton Bandar Lampung.
Suasana pembeli yang sedang memilih varian rasa keripik di Toko Askha Jaya pusat, Rabu (26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Pada awal daerah gang PU diresmikan Pemerintah Kota Bandar lampung sebagai Sentra Industri Keripik, Aska melihat peluang bisnis dengan mencari sisi lain dari keripik. Ide yang muncul yaitu klanting. Jadi Askha Jaya awalnya bukan produksi keripik pisang, melainkan menjual klanting dengan menitipkanya ke toko-toko. Selain klanting, Aska mencoba peruntungan lain, yaitu marning, lalu mulailah menambahkan menjual marning yang juga dititipkan di toko-toko keripik di Gang PU. Setelah klanting dan marning, terinspirasi dari penjual kemplang panggang dan berkunjung ke pengrajin kemplang di daerah Teluk Betung, Aska mencoba peruntungan dengan menjual kerupuk kemplang dengan sistem yang sama.
ADVERTISEMENT
Setelah bisnis klanting, marning, dan kemplang berjalan sekitar tujuh bulan, mulailah ditawari untuk berjualan keripik. Berawal dari penawaran saudara dari orang tua, menawarkan kepada Aska untuk menjualkan keripik dengan sistem reseller dan waktu itu Aska belum bisa produksi keripik sendiri. Akhirnya, Aska memberanikan diri membuka dan menyewa toko di tempat Toko Askha Jaya pusat yang sekarang dan dulu masih dengan sistem sewa.
Berbagai macam varian rasa keripik yang terpajang di etalase Toko Askha Jaya, Rabu (26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Di sisi lain, dengan Aska membuka outlet, bisnis penitipan klanting, kemplang dan marning mulai tergoyahkan, sudah tidak fokus. Lambat laun bisnis klanting, kemplang dan marning sudah tidak stabil. Akhirnya, Aska belajar memproduksi keripik sendiri. Memang tidak mudah, karena memulai dari nol, melalui banyak eksperimen dan kegagalan sampai pada tahap produksi keripik pisang itu berjalan. Produksi keripik berjalan, akhirnya klanting marning dan kemplang sudah tidak dititipkan lagi.
ADVERTISEMENT
Toko keripik Askha Jaya mulai berjalan, akhirnya sang ibu pun resign dari pekerjaanya untuk fokus di toko dan Aska menjaga toko setelah pulang sekolah. Toko keripik Askha Jaya yang berlokasi sedikit di ujung Gang PU membuat Aska harus membuat strategi bagaimana caranya agar Askha Jaya ini dikenal, dan solusinya adalah dengan membuka beberapa toko cabang di bagian depan jalur Gang PU dengan sistem sewa. Sampai sekarang Askha Jaya telah mampu menjangkau konsumen di seluruh Lampung dengan 50 sampai 70 reseller. Kalau untuk wilayah Indonesia, Aska mengatakan jangkauanya hampir seluruh Indonesia dan ekspor melalui reseller-reseller.
Dalam perjalanan Askha Jaya yang semakin pesat bukan berarti tidak pernah mengalami masa jatuh. Kepada Lampung Geh, Askasifi mengatakan bahwa usahanya pernah menemui masa sulit dimana satu toko cabang Askha Jaya yang paling ramai, omzet sedang tinggi-tingginya pada saat itu ditutup paksa secara sebelah pihak oleh penyewa toko. Dan pada saat itu Aska sedang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di luar kota. Meski pernah terpuruk, akhirnya Aska dan keluarga memutuskan bangkit dengan memfokuskan kembali ke Askha Jaya pusat yang berlokasi sedikit lebih jauh dari toko yang ditutup.
Tempat pengemasan keripik Askha Jaya, tampak beberapa pekerja sedang mengemas keripik, Rabu (26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Aska memiliki cita-cita, apabila nanti usaha keripik Askha Jaya berhasil sukses, dia akan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Karena bagi Aska, sukses itu bukan hanya karena diri sendiri, maka kesuksesan itu pun bukan hanya untuk dinikmati sendiri. Dari hal ini, dikarenakan tuntutan produksi yang semakin tinggi, akhirnya Aska memberanikan diri bekerjasama dengan salah satu penduduk di Candipuro, Kalianda, Lampung Selatan. Di Candipuro sendiri produksi keripik Askha Jaya dilakukan, mulai dari pisang mentah hingga menjadi keripik yang sudah digoreng. Di Candipuro juga, Askha Jaya memiliki petani binaan, dimana dari petani-petani pisang itu lah bahan baku pisang berkualitas didapatkan.
ADVERTISEMENT
Jumlah petani binaan dan karyawan di pabrik produksi keripik di Kalianda sekitar 40 orang. Tentunya hal ini menjadi kepuasan batin tersendiri untuk Aska dan keluarganya. Sedangkan untuk karyawan toko di Bandar Lampung, berjumlah sekitar 30 orang yang direkrut dan diseleksi sesuai kriteria Askha Jaya. Tidak hanya itu, untuk karyawan yang bekerja di Askha Jaya juga disediakan mess, karena cukup banyak karyawan yang berasal dari luar daerah.
Salah satu produk keripik yang terpajang di etalase Toko Askha Jaya, Rabu (26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Keripik pisang Askha Jaya, jika kita melihat sekilas sama saja dengan keripik pisang yang lainya yang ada di Gang PU. Namun Aska mengungkapkan kepada Lampung Geh, Askha Jaya memiliki strategi khususnya dalam penyediaan fasilitas seperti tempat parkir yang luas, musala, spot foto, tempat bermain anak, fasilitas free wifi, tempat nongkrong dengan kopi gratis dan keripik gratis. Kemudian di Askha Jaya juga memberikan bonus-bonus untuk pembelian keripik di Askha Jaya, dan ada promo spesial di hari pelanggan nasional. Untuk varian rasa, Askha Jaya selalu meng-update varian rasanya, seperti rasa green tea, rasa rendang, rasa telor asin, rasa geprek dan yang lainya hingga saat ini ada 18 pilihan varian rasa, jelas Aska. Namun yang masih menjadi andalan yaitu rasa cokelat dan keju.
Tempat nongkrong di Toko Keripik Askha Jaya pusat, di sini pengunjung toko bisa bersantai menikmati keripik gratis dan kopi gratis, Rabu (26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Seiring berkembangnya teknologi informasi, terutama internet, lalu mulailah penjualan via online. Awal mula penjualan online dari Facebook pada tahun 2013, kemudian Twitter, namun pada saat itu belum terlalu masif untuk meningkatkan penjualan. Kemudian muncul Instagram, dan pada saat itulah penjualan keripik melalui Instagram berpengaruh cukup masif bahkan drastis terhadap penjualan secara online. Askha Jaya sendiri pada saat ini sudah memiliki sistem penjualan online sendiri yang siap melayani pembelian secara online ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk melayani penjualan online, Aska mengatakan sudah membuat ruangan khusus.
Spot foto di Toko Askha Jaya pusat, Rabu (26/6) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Askha Jaya yang sekarang kita kenal ternyata memiliki kisah perjalanan yang luar biasa inspiratif, dan harusnya mampu memicu semangat para kaum milenilal di Lampung untuk memulai bisnis sejak dini. Kepada anak muda di Lampung Aska berpesan, "Jangan pernah takut untuk memulai, karena peluang itu selalu ada tergantung bagaimana kita melihat peluang itu. Coba, lakukan dan konsisten. Mencoba itu mudah, konsisten itu yang susah, jadi konsisten dalam berbisnis sangatlah penting," salam sukses dari Askha Jaya. (*)
ADVERTISEMENT
---
Laporan Reporter Lampung Geh Sidik Aryono
Editor : M Adita Putra