Membangun Bisnis ala Zaki Senafal: 99 Kali Merugi 100 Kali Bangkit

Konten Media Partner
18 Maret 2019 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Zaki Senafal (kiri) pemilik usaha Bebek Pak Ndut, Alas Cobek, Callzone Express, Yowis Kopi, dan lain-lain, bersama salah seorang rekan bisnisnya di depan outlet Yowis Kopi | foto: Latifah Desti Lustikasari/Lampung Geh
Lampung Geh, Bandar Lampung - Bernama lahir Asep Muzaki Senafal (32) yang lebih familiar dengan nama Zaki Senafal merupakan salah satu entrepreneur muda asal Lampung yang sepak terjangnya patut dicontoh oleh teman-teman millennials.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, pria lulusan Universitas Gajah Mada, Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota ini, sudah terjun menjadi seorang pengusaha sejak berumur 21 tahun tepatnya sejak masih menjadi mahasiswa di Jogja.
Ia memiliki ambisi menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain ketimbang hanya mencari pekerjaan untuk dirinya sendiri, dan saat ini sudah memiliki tidak kurang dari 50 karyawan yang tersebar di beberapa cabang bisnisnya.
Saat ditemui di outlet usaha kopi susu terbarunya pada Minggu (17/3) ia mengaku mulai mengawali bisnis kecilnya dengan berjualan pulsa di kampus dengan bermodalkan uang bulanan kiriman orang tua.
"Kalau mulai berani bisnis besar itu juga saat masih mahasiswa, dulu jualan es krim. Modalnya dari investor, hasil kerja sama dengan orang Malaysia. Itu juga jadi pengalaman ditipu paling besar pertama kali," ujarnya kepada reporter Lampung Geh.
ADVERTISEMENT
Pengalaman itu yang kelak menjadi pelajaran paling penting bagi Zaki, mengenai konsep berbisnis yang tidak hanya tentang untung semata, tetapi juga merugi yang sudah pasti akan terjadi.
Kendati ijazah dan gelar yang ia peroleh dari salah satu perguruan tinggi bergengsi tanah air tidak pernah terpakai, Zaki mengaku tidak pernah menyesal. Baginya, sebagai seorang pengusaha pendidikan baik formal maupun non-formal adalah hal yang sangat penting.
"Menjadi wirausaha adalah proses belajar. Harus mau terus belajar, apalagi konsep-konsep bisnis terus bergerak dan berubah dinamis seiring waktu berjalan. Misalnya dulunya ojek pengkolan sekarang sudah digeser dengan ojek online yang berjaya," tuturnya mencontohkan.
Di Lampung sendiri, Zaki lebih berfokus pada bisnis food and baverage seperti yang saat ini ia miliki yaitu Bebek Pak Ndut, Alas Cobek, Callzone Express, Yowis Kopi, dan awal April ini akan bertambah Ayam Geprek Juara yang berlokasi di daerah Enggal, Bandar Lampung.
ADVERTISEMENT
"Tapi tidak menutup kemungkinan saya merambah ke bisnis yang lain seperti bisnis saya yang di Tangerang yaitu tempat bimbingan belajar dan saat ini sedang mencoba merambah investasi di bisnis online dan marketplace," ucapnya.
Berbicara bisnis yang terus berkembang, bukan berarti laki-laki asal Sukarame, Bandar Lampung itu tidak pernah merugi, justru kepulangannya ke tanah kelahiran pada tahun 2011 silam lantaran bisnis perumahan yang ia jalani di Yogya mengalami kerugian.
Tapi hal tersebut tidak serta-merta membuatnya patah semangat, "saya memegang prinsip jika 99 kali gagal, maka harus 100 kali bangkit. Selain itu kunci berbisnis adalah komitmen dan konsistensi dalam ber-partner."
Berkomitmen untuk tidak saling mencurangi antar rekan bisnis, berkomitmen untuk bertanggung jawab jika mengalami kerugian, hingga saling membantu mempromosikan produk. Konsisten terutama dalam berinovasi dan membuat strategi bisnis, hingga memonitor usaha.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan, karena menggunakan sistem urunan modal usaha, maka harus jelas planing-nya, mulai dari siapa yang mengelola, penyamaan visi misi, perjanjian kerjasama, semuanya harus transparan dan terbuka.
Sehingga dalam menjalankan cabang-cabang bisnisnya, ia tidak sendirian. Namun berkolaborasi bersama beberapa teman lainnya, "tidak mungkin saya urusi semua sendirian, kan saya bukan Superman. Tapi saya bisa membentuk Superteam," pungkasnya.
Salah satu barista yang bertanggung jawab meracik dan melayani pembeli di salah satu cabang bisnis milik Zaki dan superteam-nya | foto: Latifah Desti Lustikasari/Lampung Geh
Tips Berbisnis dari Zaki Senafal
Kepada pembaca setia Lampung Geh, salah satu co-founder Yowis Kopi itu membocorkan tips berbisnis, yaitu:
Yang paling utama, menurutnya harus memiliki kemauan kuat dari dalam diri. Menjadi pengusaha sukses bukanlah keturunan, Zaki bahkan tidak ada background pengusaha dari keluarga. Ia belajar berbisnis dengan terjun langsung ke lapangan.
ADVERTISEMENT
"Penolakan dari keluarga, dibayar dengan pembuktian. Sebab itu normal, orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, ketika kita tekun dan dapat memberi bukti atas pilihan sendiri, maka dukungan keluarga akan mengikuti."
Selanjutnya, senantiasa menjaga silaturahmi kepada siapapun. Memperluas pergaulan misalnya melalui komunitas dan berpikir terbuka. Dari sini juga ia bisa mengenali dan menyurvei target market bisnisnya bahkan hingga memperoleh partner bisnis yang solid.
Menurut Zaki, modal itu bukanlah yang utama, karena dapat diatasi dengan mencari investor dari jaringan silaturahmi. Bahkan dengan kemauan dan usaha keras, seseorang bisa memulai bisnisnya seperti menjadi reseller atau dropshipper yang tidak membutuhkan modal besar.
Menanggapi perkembangan dunia bisnis kuliner, utamanya di Lampung yang perkembangamnya sangat pesat, ia mengaku senang dan semakin bersemangat.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulilah luar biasa sekali, setiap minggu pasti ada kuliner baru yang muncul. Ini berarti, kompetisi menjadi sangat menarik, adu kreatifitas dan inovasi semakin ketat. Ini yang akan membantu memperbesar dan memperluas market kita,"
Zaki memaparkan bahwa pemasaran secara online di Lampung masih belum banyak diterapkan, padahal ia sendiri membesarkan usaha pertamanya di Lampung yaitu Bebek Pak Ndut melalui promosi besar-besaran via sosial media.
Ia sendiri, memaknai kesuksesan bukanlah sebuah tujuan akhir. Mampu melampaui capaian-capaian kecil merupakan bentuk kesuksesan. Seperti berhasil membuka usaha yang pertama. Berhasil merasakan gaji pertama, dan step-step lain yang dilewati.
Kepada generasi millennials yang memiliki keinginan menjadi entrepreneur, Zaki berpesan bahwa "apapun pilihannya, baik menjadikan kegiatan berwirausaha sebagai bisnis sampingan maupun sebagai pekerjaan utama, tidak ada yang paling benar atau keliru. Yang sukses dengan bisnis sampingannya, ada. Yang sukses dengan pekerjaan utamanya sebagai wirausaha pun banyak."
ADVERTISEMENT
Rezeki tidak mungkin salah alamat. Yakin saja dengan apa yang dipilih untuk dijalani. Toh uang atau harta kalau bukan milik kita akan hilang juga. Bisa lewat merugi, atau bahkan hilang karena dicuri, imbuhnya. (*)
---
Laporan reporter Lampung Geh Latifah Desti Lustikasari
Editor : M Adita Putra