Konten Media Partner

Mengenal Deandra, Industri Batik Khas Lampung

6 April 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Koleksi pajangan batik tulis khas Lampung di Deandra Batik | Foto : Obbie Fernando/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi pajangan batik tulis khas Lampung di Deandra Batik | Foto : Obbie Fernando/Lampung Geh
Lampung Geh, Bandar Lampung - Mendengar batik mungkin lebih condong merupakan suatu kreasi yang hanya berasal dari Pulau Jawa, namun hal itu terpatahkan bahwa di Kota Bandar Lampung juga mempunyai pengerajin batik khas Lampung.
ADVERTISEMENT
Andri Saprianto sebagai owner Deandra Batik ini mulai menggeluti batik tulis buatannya sejak September 2016 lalu. Ia mengungkapkan bahwa lahirnya Deandra Batik ini setelah dirinya mengikuti pelatihan dari Dinas Perindustrian Provinsi Lampung.
Owner Deandra Batik Andri Saprianto | Foto : Obbie Fernando/Lampung Geh
"Setelah ikut pelatihan itu selama 3 hari, akhirnya saya direkrut dengan pengusaha batik yang sudah ada di Lampung untuk menjadi pendesainnya. Saat itu saya bekerja selama 1 bulan. Akhirnya saya berpikir kenapa tidak buka sendiri," ujarnga kepada Lampung Geh, Sabtu (6/4).
Dari pemikiran itu, dirinya berusaha untuk mencari lokasi pembelian alat batik. Mendengar informasi bahwa semua peralatan industri batik ada di Yogyakarta dirinya pun kembali memikirkan hal baru.
"Itu ada lagi kendalanya ya modal, jadi sertifikat rumah saya sekolahin (gadai) disitu dapat uang Rp 10 juta. Akhirnya kita berangkat ke Jogja," ungkapnya sembari mengingat-ngingat hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Yogyakarta, Andri bertanya kepada seorang pengemudi becak motor (bentor). Dari situ dirinya mendapatkan informasi bahwa pusat industri batik berada di Pasar Ngasem yang berlokasi di Jalan Polowijan, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Hari itu kita belanja besoknya kita pulang ke Lampung dan besoknya langsung produksi. Sudah produksi berpikir lagi jualnya kemana, akhirnya saya coba pasarkan ke Dinas Perindustrian (Provinsi Lampung) lagi," jelas dia.
Melihat apresiasi yang sangat bagus dari pihak dinas, dengan berbagai proses akhirnya Andri memutuskan bahwa dinas sebagai target marketing batik yang dibangun dari nol tersebut.
Andri juga menjelaskan, bahwa dirinya memilih karya batik tulis lantaran memikirkan masyarakat sekitar agar bisa menjadi nilai tambah penghasilan dan juga bisa diberdayakan.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau batik printing atau cetak itu tidak ada pemberdayaannya. Disini ada 15 orang dari masyarakat sekitar yang sudah membantu ikut membuat batik ini. Walaupun harga batiknya sedikit lebih mahal, yang penting mbak-mbak (pegawai) nya bisa kerja," terangnya.
Proses pewarnaan yang dikerjakan masyarakat sekitar di Deandra Batik | Foto : Obbie Fernando/Lampung Geh
Andri mengambil tema batik dengan lebih mengedepankan hasil bumi khas Lampung seperti kopi, lada, cokelat dan pisang muli. "Yang penting berhubungan dengan Lampung walaupun itu di daerah lain juga ada," kata dia.
Dalam satu bulan, dirinya bisa bisa memproduksi hingga 50 kain batik dengan ukuran panjang 2020 centimeter dan lebar 1015 centimeter yang mengedepankan konsep limited edition.
"Kita modelnya kain bukan baju. Mendekati Lampung Fair ini bisa sampai 100 kain batik. Konsep limited yang saya angkat, kecuali seragam itu untuk banyak. Jadi kalau sudah di produksi sekali itu tidak keluar lagi. Jadi setiap dinas pasti beda batiknya," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Harganya paling murah Rp 300 ribu sampai yang agak ribet pengerjaannya itu bisa sampai Rp 1 juta per kain," imbuhnya.
Dari industri ini, Andri bisa menjual 30 hingga 50 kain dengan omzet penghasilan mencapai Rp 20 juta per bulan.
Untuk belajar melihat langsung proses pembuatan batik ini, anda bisa langsung mengunjungi lokasinya di Jalan Garuda, Nomor 3, Kelurahan Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung yang buka setiap hari sejak pukul 08.00 - 17.00 WIB.
Informasi lebih lanjut bisa melalui narahubung akun Instagram @deandrabatiklampung atau ke akun Facebook Deandra Batik Tulis Lampung.(*)
---
Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando
Editor : M Adita Putra