Perayaan Tahun Baru Islam: Momen Memperkenalkan Budaya Islam di Maluku

Konten Media Partner
2 September 2019 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tim Hadrat pada Festival Budaya Islam 2019 (1/9). Dok : Amy Yudha
Lentera Maluku. Perayaan tahun baru Islam, I Muharam 1441 Hijriah dirayakan warga Ambon lewat penyelenggaraan Festival Budaya Islam Maluku 2019. Kegiatan ini dikemas dengan karnaval, yang dimotori oleh komunitas Ambones Youth Moeslem Communitty (AYMC), pada hari Minggu (1/9).
ADVERTISEMENT
Pemerintah kota Ambon mendukung penuh kegiatan Festival Budaya Islam (FBI) Maluku 2019, bahkan direncanakan akan diangkat menjadi agenda tahunan dalam kelender pariwisata Kota Ambon.
Walikota Ambon : Richard Louhenapessy pada acara pembukaan FBI 2019 (1/9). Dok : Lentera Maluku
Walikota dan Sekretaris Kota Ambon juga turut menghadiri Festival tersebut. Acara dibuka dengan pertunjukkan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Cabang Ambon.
Dalam sambutan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy menyatakan dukungannya. Kata dia, selain sebagai salah satu acara yang mendukung Ambon sebagai Kota Musik, karnaval ini juga adalah sebuah kesempatan dalam memperkenalkan budaya Islam kepada generasi muda.
"Selaku Walikota Ambon, tidak ada alasan untuk tidak mendukung kegiatan ini sebagai kegiatan tetap tiap-tiap tahun. Tinggal kita tingkatkan terus kualitasnya sehingga betul-betul kegiatan ini merupakan salah satu sarana yang bisa kita jual, untuk mengundang para tamu dan wisatawan dalam negeri maupun luar negeri", ungkap Louhenapessy.
Pencak silat pada acara pembukaan FBI 2019 (1/9). Dok : Lentera Maluku
Acara yang berlangsung di Jalan Sultan Babullah, tepat didepan masjid raya Al-Fattah Ambon itu, mendapat respon positif dari masyarakat, tidak hanya kota Ambon, tetapi masyarakat Pulau Seram dan Kabupaten Maluku Tengah juga ikut meramaikannya.
ADVERTISEMENT
Antusiasme terlihat dari peserta yang ambil bagian dalam lomba hadrat. Salah satu peserta yang sejak tahun lalu meramaikan lomba ini, Dewi Suatrean bersama anak-anak RT 004/08 Desa Batu Merah, mengaku sangat senang bisa ikut lagi di tahun ini. Meskipun pada tahun ini tidak mendapatkan juara, tetapi dia tetap bersemangat karena tahun 2018 lalu, Dewi berhasil keluar sebagai juara pertama khalifah terbaik kategori anak-anak. Antusiasme yang sama juga dapat ditemui pada peserta dari Desa Kulur, Kabupaten Maluku Tengah, yang mendapat juara 1 kategori Tim Rebana Terbaik pada FBI 2019.
"Ini adalah syiar yang bisa kami lakukan", ungkap Nurdin Litiloly selaku Koordinator Tim.
Peserta Karnaval dari Jalan Baru pada acara FBI 2019 (1/9). Dok : Amy Yudha
Program FBI merupakan salah satu program untuk mendukung terciptanya pelajar-pelajar Indonesia, sebagai generasi muda yang dapat terus berkarya, aktif dan inovatif sebagai duta budaya, dalam diplomasi budaya baik dalam dan luar negeri. Hal inilah, yang menjadi latarbelakang AYMC untuk menyelenggerakan kegiatan Festival Budaya Islam Maluku 2019.
Salah satu Tim Hadrat yang melewati Jalan Ay. Patty Ambon (1/9). Dok : Amy Yudha
Menurut Salah satu pengurus AYMC, Iskandar Slamet mengatakan dalam kurun waktu 3 tahun penyelenggaraan FBI ini, banyak sekali peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengikuti lomba.
ADVERTISEMENT
“Tahun 2017 misalnya masih sekitar 17-an tim yang mengikuti lomba, kami fikir wajar karena baru pertama diadakan, namun di tahun 2018 terjadi peningkatan, yakni sebanyak 26 tim yang mengikuti. Dan pada tahun 2019 ini bahkan juga mulai meningkat yakni sebanyak 32 tim yang sudah mendaftar, dan sangat bervariatif sekali karena berasal dari Pulau Seram, Pulau Saparua, Salahutu, Leihitu dan juga Kota Ambon tentunya”, ungkapnya.
Para tamu undangan dan masyarakat pada acara pembukaan FBI 2019 (1/9). Dok : Lentera Maluku
Slamet berharap, kelak generasi muda Maluku dapat tetap menjaga dan melestarikan budaya Islam ini, sehingga generasi berikutnya tetap menghargai sejarah dan peninggalan kebudayaan dari para leluhur.
Pantaun Lentera Maluku, Festival ini tidak hanya menampilkan karnaval budaya, seperti lomba hadrat, tetapi juga menampilkan pameran foto-foto bersejarah perkembangan Islam di Maluku. Foto-foto tersebut didapat dari perpustakaan di Leiden, Belanda. Tersedia pula booth kuliner yang menjajakan aneka macam makanan dan minuman dingin. (LM3)
ADVERTISEMENT