Konten dari Pengguna

Air Putih, Kunci mencegah Batu Ginjal Dan Infeksi saluran Kencing

Lihabi S,Tr,Kes
Penulis bidang kesehatan di UMSurabaya Peneliti PUSAD UMSurabaya
29 Oktober 2024 9:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lihabi S,Tr,Kes tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ginjal Foto: istock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ginjal Foto: istock
ADVERTISEMENT
Air putih merupakan elemen yang sangat penting untuk tubuh kita. Sekitar 60% dari berat tubuh kita terdiri dari air, dan setiap sel serta organ memerlukan cairan ini untuk berfungsi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam rutinitas sehari-hari, banyak orang yang sering mengabaikan pentingnya mengonsumsi air putih yang cukup. Kebiasaan ini, jika dibiarkan, dapat berakibat serius bagi kesehatan, terutama kesehatan ginjal.
Ginjal berfungsi sebagai filter utama dalam tubuh kita. Mereka menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah, yang kemudian dikeluarkan melalui urin. Ketika kita tidak cukup minum air, ginjal akan kesulitan menjalankan tugasnya.
Dehidrasi menyebabkan urin menjadi lebih pekat, dan ini dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, suatu kondisi yang bisa sangat menyakitkan dan memerlukan penanganan medis.
Kondisi dehidrasi juga dapat memengaruhi fungsi ginjal secara keseluruhan. Saat tubuh kekurangan cairan, aliran darah ke ginjal berkurang, yang dapat mengakibatkan kerusakan ginjal seiring waktu. Tidak jarang, masalah ini muncul secara perlahan, sehingga banyak orang tidak menyadari betapa pentingnya menjaga asupan cairan yang cukup.
ADVERTISEMENT
Gejala dehidrasi sering kali tidak terlihat jelas. Salah satu tanda paling umum adalah rasa haus yang berlebihan. Namun, ada juga tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan.
Urin yang berwarna kuning pekat atau bahkan cokelat bisa menjadi indikasi bahwa tubuh tidak terhidrasi dengan baik. Kelelahan, sakit kepala, dan bahkan kebingungan atau pusing adalah gejala yang bisa muncul jika kita tidak cukup minum air.
Jika kebiasaan kurang minum air ini berlangsung lama, risiko terkena penyakit ginjal semakin meningkat. Batu ginjal adalah salah satu masalah yang mungkin muncul, dan sering kali menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. Selain itu, infeksi saluran kemih juga bisa meningkat, yang jika tidak ditangani, dapat menyebar ke ginjal.
ADVERTISEMENT
Untuk memahami bagaimana hal ini terjadi, mari kita lihat lebih dekat proses yang terjadi di dalam tubuh. Saat kita tidak cukup minum air, tubuh akan mengalami dehidrasi.
Dalam keadaan dehidrasi, produksi urin akan berkurang, dan urin yang dihasilkan menjadi lebih pekat. Ketika urin pekat, konsentrasi zat-zat tertentu, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat, meningkat. Zat-zat ini dapat membentuk kristal yang, seiring waktu, dapat berkembang menjadi batu ginjal. Batu ginjal ini dapat menyakitkan dan dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut jika tidak ditangani.
Selain itu, urin yang pekat juga menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan bakteri. Ketika kita kekurangan cairan, proses pembuangan limbah dan racun melalui urin menjadi kurang efisien.
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak hanya meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, tetapi juga membuat saluran kemih kita lebih rentan terhadap infeksi.
Dalam keadaan normal, urin yang lebih encer memiliki sifat antibakteri yang membantu mencegah pertumbuhan bakteri. Namun, ketika urin menjadi pekat, bakteri dapat berkembang biak lebih mudah, meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Infeksi saluran kemih biasanya dimulai ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih dan mulai berkembang biak. Gejala infeksi ini termasuk nyeri saat berkemih, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan kadang-kadang rasa sakit di bagian bawah perut.
Jika infeksi tidak diobati, dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan infeksi ginjal yang lebih serius, yang bisa mengancam jiwa.
Dalam kasus yang lebih serius, dehidrasi berkepanjangan dapat mengarah pada penyakit ginjal kronis, yang merupakan kondisi yang tidak bisa dianggap enteng.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, Asisten Tenaga Laboratorium Medis (ATLM) juga memiliki peran yang sangat penting. ATLM bertanggung jawab untuk melakukan berbagai pemeriksaan laboratorium, termasuk analisis urin, yang dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan yang berkaitan dengan ginjal. Mereka melakukan pengujian untuk mengevaluasi kadar albumin, protein, dan zat lain dalam urin yang dapat menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Dengan hasil yang akurat, ATLM membantu dokter dalam merumuskan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Selain itu, ATLM juga berperan dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya mengonsumsi air yang cukup dan menjaga kesehatan ginjal. Mereka menjelaskan bagaimana hidrasi yang baik dapat mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit ginjal. Edukasi ini sangat penting, terutama bagi individu yang berisiko tinggi, seperti mereka dengan diabetes atau hipertensi.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga kesehatan ginjal dan menghindari masalah yang berpotensi serius, penting untuk memastikan kita cukup minum air setiap hari. Sebagai panduan, disarankan untuk meminum setidaknya 8 gelas air putih, yang setara dengan sekitar 2 liter, setiap harinya. Namun, kebutuhan cairan ini bisa bervariasi tergantung pada aktivitas fisik, iklim, dan kondisi kesehatan individu.
Membawa botol air kemanapun kita pergi adalah salah satu cara sederhana untuk mengingatkan diri untuk terus minum. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan makanan yang mengandung air, seperti buah-buahan dan sayuran, juga dapat membantu meningkatkan asupan cairan.
Penting untuk tidak menunggu sampai merasa haus untuk mulai minum. Membuat kebiasaan untuk meminum air secara berkala akan sangat membantu dalam menjaga kesehatan ginjal.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami pentingnya hidrasi dan peran ATLM dalam mendukung kesehatan ginjal, kita dapat melindungi kesehatan ginjal dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Jadi, jangan remehkan pentingnya air—pastikan Anda cukup terhidrasi setiap hari!