Konten dari Pengguna

Penerapan Alat Pembuat Yoghurt di Apartemen Transit Batujajar, Kab. Bandung

Muhammad Achirul Nanda
Lecturer & Researcher, Department of Agricultural and Biosystem Engineering, Universitas Padjadjaran. He is passionate about developing smart biosensing technology as non-destructive technique quality inspection in agriculture.
5 Desember 2023 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Achirul Nanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembagian sertifikat pelatihan oleh Bapak Dr. Muhammad Achirul Nanda, S.TP
zoom-in-whitePerbesar
Pembagian sertifikat pelatihan oleh Bapak Dr. Muhammad Achirul Nanda, S.TP
Bandung - Yoghurt merupakan salah satu minuman yang sudah cukup populer di kalangan masyarakat. Di wilayah Apartemen Transit Batujajar, minuman yoghurt telah dikenal serta dikonsumsi oleh penduduk. Mengkonsumsi yoghurt akan mendapatkan manfaat yang banyak untuk saluran pencernaan. Menurut ahli gizi Mochammad Rizal, S.Gz, yoghurt dapat dikonsumsi oleh siapa saja, terlebih karena kesehatan saluran pencernaan yang sehat merupakan salah satu kunci kualitas kesehatan seseorang. Selain itu bakteri yang terkandung dalam yoghurt bisa membantu mengurangi toksin serta radikal bebas yang merusak kulit dan menimbulkan reaksi penuaan. Pembuatan yoghurt yang relatif mudah juga menjadi suatu keuntungan karena dapat dibuat dengan alat dan bahan yang mudah ditemui di pasaran serta harganya yang terjangkau.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan manfaat yang dimiliki oleh yoghurt, muncul kesadaran untuk mengimplementasikan cara pembuatannya secara sederhana di rumah. Melalui upaya pengabdian kepada masyarakat, tim dosen yang terdiri dari Dr. Muhammad Achirul Nanda, S.TP, Asep Yusuf, M.T., Wahyu Kristian Sugandi, MSi, dan Kharistya Amaru, PhD., bersinergi dalam menyelenggarakan serangkaian kegiatan pelatihan untuk mengajarkan teknik pembuatan yoghurt dengan menggunakan alat pembuat yoghurt skala rumahan. Acara pelatihan tersebut ditujukan untuk para penghuni Apartemen Transit Batujajar yang berkeinginan untuk menjadi bagian dari UMKM. Adapun instruktur pelatihan ini merupakan dosen dari Teknologi Industri Pangan, Universitas Padjadjaran, yakni Ibu Putri Widya Harlina, S.Pt., M.Si., M.Eng., Ph.D.
Materi yang dibawakan berupa pelatihan dan pengenalan teknologi pengolahan susu hingga tahap produksi dan pengemasan yoghurt. Pelatihan yoghurt ini berlangsung selama 2 hari yang dibagi menjadi dua sesi pelatihan. Pada hari pertama, peserta tidak hanya mendapatkan materi tentang yoghurt, tetapi juga memiliki kesempatan langsung untuk membuat yoghurt. Selain itu, berbagai pengetahuan seputar yoghurt disampaikan kepada peserta, meliputi cara pembuatan, manfaat, kandungan nutrisi, jenis, dan panduan penyimpanan yang optimal. Tidak hanya itu juga, di hari pertama para peserta difasilitasi dengan alat pembuat yoghurt, yang sekaligus menjadi alat yang dihibahkan dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat penghuni Apartemen Transit Batujajar. Hal ini ditujukan agar peserta dapat membuat yoghurt secara mandiri dan diharapkan dapat membuka usaha dari hasil pelatihan tersebut. Selain mendapat fasilitas alat, bahan yang akan digunakan dalam demonstrasi pembuatan yoghurt juga sudah tersedia. Pelatihan yoghurt di Apartemen Transit Batujajar tidak hanya sekedar menjadi pembelajaran, tetapi dapat sebagai pengalaman awal dalam memulai usaha yogurt. Selain fokus dengan pembuatan yoghurt, terdapat aktivitas interaktif, seperti sesi tanya jawab dan diskusi kelompok terkait proses pembuatan yoghurt yang benar.
ADVERTISEMENT
Bahan dasar dalam pembuatan yogurt dalam pelatihan kali ini yaitu susu full cream 1 liter, starter yoghurt, dan gula pasir 100 gram. Terdapat juga bahan tambahan yang dapat dicampurkan untuk memberikan rasa atau tampilan warna dengan memberikan buah-buahan segar atau dapat juga ditambahkan dengan sirup aroma buah. Berikut prosedur pembuatan yoghurt:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan susu cair dan gula pasir ke dalam panci, lalu aduk hingga rata.
3. Lakukan pasteurisasi pada suhu 90 oC sambil terus diaduk.
4. Setelah suhu bahan mencapai 90 oC, aduk selama 5 menit lalu matikan kompor.
5. Dinginkan bahan hingga suhu mencapai 40 oC.
6. Tuang bahan ke dalam wadah yogurt maker, dan masukkan starter yogurt.
ADVERTISEMENT
7. Tutup alat yoghurt maker dan dihubungkan ke stop kontak, atur tombol pengatur waktu pada alat yoghurt maker.
8. Atur waktu yoghurt maker ke 16 jam.
9. Setelah dilakukan proses selama 16 jam, pindahkan ke dalam wadah penyajian.
10. Tambahkan buah atau bahan lainnya (optional).
11. Yoghurt siap disajikan.
Hasil pembuatan yogurt dari para peserta
Hari kedua ialah sesi pemantauan hasil akhir produk sekaligus diberikan sedikitnya materi mengenai pengemasan dan penyimpanan yoghurt yang baik. Peserta juga mendapat pengetahuan tentang pengemasan produk, meliputi pengertian kemasan, jenis, tujuan, dan manfaatnya. Penggunaan alat dan proses pengemasan masih menggunakan cara yang manual, dari awal proses hingga akhir proses. Alat penutup botol digunakan untuk memasang tutup botol dengan tujuan penyegelan, agar yoghurt tidak terpapar udara maupun kontaminasi di ruangan. Penggunaan penutup botol yang tersegel dengan rapat dan kuat akan mempertahankan kualitas yoghurt dalam periode waktu tertentu hingga sampai di tangan konsumen. Alat tersebut dapat menutup botol secara manual sehingga tangan tidak sakit ataupun lecet dan cocok digunakan oleh industri rumah tangga yang menggunakan botol plastik. Prosedur pengemasan yoghurt dimulai dengan pengisian yogurt dilakukan dengan memasukkan yoghurt ke dalam botol plastik dengan kapasitas 60-80 ml, satu persatu secara manual. Setelah yoghurt dimasukkan, botol ditutup menggunakan bantuan alat penutup botol dengan cara menekan dan memutar tutup botol hingga terdengar suara “klik” sebagai tanda bahwa botol telah tersegel dengan rapat dan kuat. Setiap kelompok peserta melakukan percobaan dalam menggunakan alat penutup botol agar dapat mengetahui dan memahami cara kerja alat tersebut. Pelatihan pengemasan diharapkan dapat meningkatkan semangat peserta untuk memproduksi dan memasarkan yoghurt yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
"Melalui kegiatan ini, saya merasa kalau saya jadi mendapatkan ilmu sekaligus pengalaman yang baru mengenai segala hal terkait pembuatan yoghurt." Ujar Ibu Shifa sebagai peserta pelatihan.
Yogurt yang telah dikemas pada botol menggunakan alat manual chapper
Oleh karena itu, usaha produksi dan penjualan yoghurt memiliki peluang yang cukup menjanjikan. Pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan juga mudah diperoleh. Sehingga dengan dilakukannya pelatihan pembuatan yoghurt ini, peserta pelatihan yang merupakan penghuni apartemen transit Batujajar diharapkan dapat menerapkan hasil pelatihan ini dengan membuka suatu usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah sekitar apartemen. Dengan adanya pelatihan ini juga, peserta berharap diadakan lagi pelatihan-pelatihan seperti ini kedepannya dengan topik yang berbeda-beda. Pemberian alat yoghurt maker diharapkan mampu menunjang kegiatan UMKM yang akan dijalankan. Pelatihan ini juga sejalan dengan upaya untuk membantu kegiatan pemberdayaan UMKM yang merupakan usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya penghuni apartemen transit Batujajar.
ADVERTISEMENT