Teknologi Informasi dalam Pengurangan Risiko Bencana di Bandung Barat

Muhammad Rizqy Septyandy
Lecturer in Geological Engineering Universitas Mulawarman and Department of Geosciences Universitas Indonesia, Researcher and Data Scientist in Laboratory for Disaster Risk Reduction and Environmental Conservation (PRBKL) Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
16 Maret 2021 6:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rizqy Septyandy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pengurangan risiko bencana. Foto: Muhammad Rizqy Septyandy (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pengurangan risiko bencana. Foto: Muhammad Rizqy Septyandy (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mengurangi risiko bencana khususnya bencana geologi di Kabupaten Bandung Barat, Tim Pengabdian Masyarakat FMIPA UI bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat dan SMA Negeri 1 Cisarua mengadakan sosialisasi dan simulasi bencana yang berpotensi terjadi di Kecamatan Cisarua menggunakan pendekatan berbasis teknologi informasi secara hybrid di SMA Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat pada tanggal 9-10 Maret 2021 di tengah pemberlakuan PPKM di sejumlah kota di Jawa - Bali.
ADVERTISEMENT
Acara ini merupakan rangkaian acara dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat IPTEKS bagi Masyarakat. Program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat UI merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencetak Kader Muda Tangguh Bencana. Pada tahun ketiga berjalannya program ini, tema yang diusung yaitu pengurangan risiko bencana melalui pendekatan berbasis teknologi informasi atau IT. Teknologi informasi yang dimaksud adalah melalui pemanfaatan gawai sebagai media edukasi kepada masyarakat seperti VR Box dan Augmented Reality sebagai media informasi pembelajaran potensi bencana di sekitar mereka.
Hadir sebagai narasumber yaitu Poniman, S.Sos., M.Si. selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung Barat. Beliau menjelaskan bahwa pentingnya kegiatan sosialisasi mitigasi bencana dalam upaya pengurangan risiko bencana khususnya di Kabupaten Bandung Barat.
ADVERTISEMENT
UI dengan BPBD Bandung Barat siap menyukseskan kegiatan pengurangan risiko bencana di Kabupaten Bandung Barat. Foto: Muhammad Rizqy Septyandy (Dokumentasi Pribadi)
Sesar Lembang sendiri merupakan sebuah sesar strike slip aktif yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Sesar ini diindikasikan dapat menyebabkan gempabumi berkekuatan 6,8 – 7 Mw di Kota Bandung dan sekitarnya dengan pergerakannya berada di angka 3 mm/tahun merujuk kepada data Pusat Gempa Nasional (PUSGEN).
Di hari kedua kegiatan difokuskan kepada simulasi bencana yang berpotensi terjadi di Cisarua seperti banjir dan kebakaran serta potensi gempabumi akibat aktivasi Sesar Lembang. Acara ini diawali dengan persiapan ketika terjadi bencana, praktik evakuasi mandiri, dan ditutup dengan pembentukan sistem manajemen bencana di masing-masing sekolah. Antusias terlihat dari setiap peserta. Tidak terkecuali Yusup, salah seorang peserta dari SMA Negeri 1 Cisarua.
Antusias tidak hanya muncul dari para siswa saja, para guru yang mendampingi khususnya dari SMA Negeri 1 Cisarua selaku tuan rumah acara ini. Ibu Tuti Kurniawati, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cisarua, sangat senang atas dipercayanya sebagai tuan rumah acara tersebut dan sangat berharap kegiatan ini bisa dijadikan program yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Muhammad Rizqy Septyandy, M.T., staf pengajar program studi geologi Universitas Indonesia dan salah satu narasumber di hari kedua kegiatan mengingatkan pentingnya pemanfaatan IT dalam hal ini adalah gawai sebagai media edukasi kepada masyarakat di tengah belum usainya pandemi Covid-19 di Indonesia
Fotogrametri atau aerial surveying merupakan teknik pemetaan melalui foto udara yang didapatkan dari drone atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Hasil pemetaan secara fotogrametri berupa peta foto baik dalam bentuk 2D maupun 3D. Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran secara terestrial, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah. Hasil dari fotogrametri nanti akan dikombinasikan dengan hasil dari foto yang didapatkan dari Kamera 360 derajat sehingga diperoleh model analog Sesar Lembang untuk dijadikan bahan dasar pembuatan Augmented Reality yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Adapun Augmented Reality (AR) merupakan sebuah teknologi penggabungan secara real-time terhadap konten digital yang dibuat oleh komputer dengan dunia nyata. Teknologi ini memungkinkan pengguna atau user melihat objek maya secara 2D maupun 3D yang diproyeksikan terhadap dunia nyata. Adapun cara kerja dari AR secara sederhana dimulai dari model analog Sesar Lembang ditampilkan melalui gawai seperti handphone, kacamata khusus, kamera, layar, webcam, dan sebagainya. Perangkat-perangkat tersebut akan berfungsi sebagai output device. Mengapa output device? Karena gawai tersebut akan menampilkan sebuah informasi berupa video, gambar, animasi, dan model 3D yang diinginkan. Sehingga, pengguna bisa melihat hasilnya dalam cahaya buatan dan alami. Augmented Reality atau AR menggunakan teknologi SLAM (Simultaneous Localization and Mapping), sensor, dan pengukur ketinggian sehingga diharapkan masyarakat dalam hal ini Kader Muda Tangguh Bencana di sekitar Kecamatan Cisarua dapat mengenali potensi bahaya yang berada di sekitar mereka dengan lebih mudah dan tidak membosankan.
ADVERTISEMENT
Muda, Sigap, Tangguh bencana!!!!