Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Penyebab Ubun-ubun Bayi Cekung dan Kapan Harus Khawatir
16 Maret 2023 9:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada bayi yang baru lahir, Mama mungkin melihat ubun-ubun bayi cekung. Kondisi ini tentunya membuat Mama khawatir
ADVERTISEMENT
Fontanel atau ubun-ubun sendiri merupakan bagian tubuh yang terhubung dengan banyak saraf. Ketika masih bayi, bagian ini tampak lebih lunak sehingga perlu dilindungi agar otak dan saraf bayi tidak terganggu.
Lantas, apa yang menyebabkan bagian fontanel ini menjadi cekung? Yuk cari tahu Ma, berbagai penyebab ubun-ubun bayi cekung dan kapan perlu khawatir soal kondisi tersebut dengan menyimak informasi di bawah ini.
Penyebab Ubun-ubun Bayi Cekung
Bayi memiliki beberapa ubun-ubun, Ma. Salah satunya bagian yang dikenal sebagai titik lunak.
Titik yang lunak pada kepala bayi adalah hal yang normal dan dibutuhkan agar ia mudah melewati rahim ketika persalinan berlangsung. Pada beberapa kondisi, titik lunak atau ubun-ubun bayi ini cekung ke dalam.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Healthline, penyebab utama ubun-ubun bayi cekung adalah dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan cairan dan tidak didampingi dengan pemenuhan cairan yang cukup.
Namun, ubun-ubun bayi cekung adalah tanda ia sedang dehidrasi. Kondisi ini normal dan bisa ditangani dengan perawatan rumahan.
Namun, jika dehidrasi disebabkan oleh produksi keringat berlebih pada bayi, hal ini perlu mendapatkan perhatian medis. Bayi harus mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Selain dehidrasi, terdapat beberapa penyebab ubun-ubun bayi cekung lainnya, di antaranya sebagai berikut.
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah kondisi kekurangan gizi atau malnutrisi yang serius yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein pada bayi maupun anak-anak.
ADVERTISEMENT
Kwashiorkor biasanya ditandai dengan terjadinya hambatan pada pertumbuhan bayi, perubahan pada tekstur dan warna rambut, tubuh bayi lemas, wajah tampak pucat, dan diare.
2. Gangguan pada Perkembangan Bayi
Bisa juga terjadi gangguan pada perkembangan bayi, seperti stunting dan lain-lain. Kondisi ini ditandai dengan bayi atau anak-anak tidak memenuhi standar pertumbuhan yang diakui.
Jika bayi memiliki berat badan dan tinggi yang lebih rendah dibandingkan anak seusianya atau dari standar yang berlaku, ia bisa saja mengalami gangguan pada perkembangan bayi.
3. Megakolon Toksik
Megakolon toksik adalah kondisi pelebaran atau pembesaran yang tidak normal pada usus besar. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium difficile atau radang usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan keluhan berupa demam, nyeri saat buang air besar, serta adanya darah saat buang air besar.
ADVERTISEMENT
4. Diabetes Insipidus
Ubun-ubun bayi cekung juga bisa disebabkan oleh diabetes insipidus, yakni gangguan garam dan metabolisme dalam tubuh. Hal ini bisa menyebabkan bayi sering kali merasa haus dan buang air kecil.
Selain rasa haus yang ekstrem dan buang air kecil berat, gejala lainnya adalah bayi akan sering bangun di malam hari untuk buang air kecil atau mengompol ataupun karena merasa haus.
Jika ubun-ubun bayi cekung disertai dengan gejala-gejala yang abnormal, segera periksakan bayi ke dokter ya, Ma. Hal ini perlu dilakukan agar bayi mendapatkan penanganan sesegera mungkin.
(SAI)