Perawatan Bayi Baru Lahir Menurut IDAI

Konten dari Pengguna
21 Desember 2022 12:13 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perawatan bayi baru lahir menurut IDAI. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perawatan bayi baru lahir menurut IDAI. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kelahiran anak tentu menjadi momen yang sangat mendebarkan ya, Ma. Sebagai calon orang tua baru, seringkali Mama dan Papa mengalami kekhawatiran terkait pengasuhan bayi baru lahir. Karena ini menjadi pengalaman baru dan pertama kalinya bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Merawat bayi baru lahir memang sulit dan pastinya banyak hal-hal baru yang harus Mama-mama pelajari. Namun, perawatan bayi baru lahir sebenarnya dapat direncanakan dan dipelajari kok, Ma!
Menjadi orang tua untuk pertama kalinya pasti akan mengalami kebingungan. Bisa jadi Mama dan Papa bingung tentang apa yang harus dilakukan jika bayi tidak berhenti menangis, atau bagaimana cara memandikan bayi yang benar, dan nggak menyakiti tubuh kecilnya.
Sebenarnya, yang perlu Mama dan Papa lakukan adalah memahami seputar parenting dan banyak berlatih. Nggak masalah jika Mama melakukan kesalahan saat merawat bayi di awalnya. Sebab, kita semua adalah orang tua yang baru pertama kali merawat dan mengurus anak. Jadi, Mama tidak perlu panik, ya!
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) pun telah memberikan arahan mengenai perawatan bayi baru lahir. Apa saja yang harus dilakukan Mama-mama? Yuk, simak perawatan lengkapnya berikut ini.

Perawatan Bayi Baru Lahir

Ilustrasi perawatan bayi baru lahir menurut IDAI. Foto: Pexels

1. Perhatikan waktu tidur bayi

Dalam sehari, bayi dapat tertidur sampai total 20 jam. Masing-masing terpecah dalam periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam. Mama perlu mengusahakan agar kamar bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, serta mendapat cahaya serta ventilasi yang cukup.

2. Posisi tidur bayi

Posisi tidur bayi penting sekali nihuntuk diketahui. Posisi tidur yang dianjurkan adalah posisi telentang ya, Ma.
Hindari menidurkan si kecil dengan posisi telungkup tanpa pengawasan. Hal ini untuk mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak bayi atau sudden infant death syndrome (SIDS).
ADVERTISEMENT
Tempat tidur yang digunakan pun sebaiknya menggunakan alas yang rata dan tidak terlalu lembut. Hindari pula menaruh benda-benda yang tidak penting yang dapat menutupi kepala bayi, seperti selimut atau boneka.

3. Merawat tali pusat

Setelah dipotong saat persalinan, tali pusat mungkin perlu diolesi cairan antiseptik klorheksidin atau antiseptik sejenisnya. Setelah itu, tali pusat akan dibiarkan terbuka dan kering.
Mama tidak perlu mengompres pusar dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik.
Sebelum merawat tali pusat, pastikan Mama sudah cuci tangan terlebih dahulu, ya. Dan jangan halangi pusar dengan gurita, kain kasa, maupun popok.
Usahakan agar tali pusat tidak basah, hingga tak terkena air seni maupun kotoran bayi. Jika tali pusat kotor, Mama dapat segera membersihkan dengan air yang bersih dan sabun, lalu keringkan dengan kain bersih.
ADVERTISEMENT
Biarkan tali pusat terlepas sendiri. Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit di sekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan terdekat.

4. Memandikan bayi

Setelah bayi lahir, biasanya ia tidak langsung dimandikan. Bayi masih memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan. Lemak putih tersebut berfungsi untuk menjaga suhu bayi.
Setelah 6 jam, bayi dapat dilap dengan air hangat. Sebelum tali pusat lepas, Mama dapat memandikan si kecil dengan kain lap atau spons. Namun, jika telah lepas, baru Mama bisa memandikannya dengan air hangat di bak mandi. Pastikan kepalanya tidak terendam dengan air, ya Ma.
Gunakan air hangat-hangat kuku, shampoo dan sabun khusus bayi. Dianjurkan untuk tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu sore. Saat melakukan perawatan pada kulit si kecil, gunakan seminimal mungkin zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih sangat sensitif.
ADVERTISEMENT

5. Pelajari pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) pada bayi

Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama. Jika hal tersebut tidak segera terjadi, Mama dapat segera berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari. Warna BAK yang baik adalah jernih dan tidak berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan berubah dari warna hitam pekat, menjadi hijau dan akhirnya kekuningan pada sekitar usia 5 hari.
Kalau tidak terjadi perubahan warna BAB, maka Mama perlu mengevaluasi kecukupan ASI. Jika menemukan darah pada kemaluan bayi perempuan pada awal-awal kelahiran, Mama tidak perlu panik, ya. Karena hal ini wajar dan dianggap normal, hal tersebut disebabkan oleh bayi yang masih dipengaruhi oleh hormon Mama.
ADVERTISEMENT

6. Membersihkan kemaluan bayi

Saat akan mengganti popok karena BAB atau BAK, penting bagi Mama-mama untuk mengetahui cara membersihkannya. Mama perlu membersihkan kemaluan dari bagian depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air bersih atau handuk basah.
Hindari membersihkan kotoran dari bagian bawah anus ke kemaluan. Hal ini dapat membawa kotoran dari anus berpindah ke kemaluan.

7. Isyarat lapar pada bayi

Jika Mama melihat si kecil menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, menggenggam tangan, mengeluarkan suara seperti mengecap-ngecap, maka itu adalah isyarat lapar, lho.
Mama dapat segera menyusuinya jika melihat salah satu dari tanda tersebut. Berikan ASI sesuai kemauan bayi, dan sebaiknya jangan dijadwalkan. Normalnya bayi akan menyusu selama 5-30 menit, jika diluar itu, Mama dapat mengevaluasi proses menyusui.
ADVERTISEMENT

8. Membersihkan mata, hidung, dan telinga bayi

Membersihkan mata, hidung, dan telinga dapat mudah dilakukan. Untuk mata si kecil, Mama dapat membersihkannya dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari arah hidung ke luar. Mama dapat berkonsultasi dengan dokter jika ditemukan infeksi pada mata, seperti bengkak, merah, dan mengeluarkan nanah.
Sementara, untuk hidung dan telinga tidak perlu dibersihkan secara rutin, kotoran telinga dapat keluar sendiri ketika sudah cukup besar dan lunak saat bayi menangis. Sementara untuk hidung cukup dilap saat mandi.

9. Penglihatan dan pendengaran bayi

Kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm. Penglihatan bayi sensitif terhadap cahaya terang. Mata bayi mungkin akan terlihat seperti juling dan tidak sejajar, hal ini normal, karena otot-otot pergerakan bola mata bayi masih dalam tahap perkembangan.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk fungsi pendengaran bayi telah cukup matang pada bulan pertamanya. Bayi akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di sekitar. Bayi juga akan sering terkejut bila mendengar suara keras yang secara tiba-tiba.

10. Bayi kuning

Umumnya, bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Mama perlu mewaspadai jika kuning yang dialami si kecil terjadi dalam 24 jam setelah lahir, berlangsung lebih dari 2 minggu, disertai demam, kuning sampai telapak tangan dan kaki, dan berdasarkan grafik bilirubin mencapai batas untuk sinar maupun transfusi tukar.

11. Kolik pada bayi

Jika bayi menangis tanpa henti dan tidak dapat dihentikan oleh Mama maupun Papa, mungkin saja si kecil mengalami kolik. Pada umumnya, bayi sering mengalami kolik pada pagi dan sore hari.
ADVERTISEMENT
Biasanya, tidak membaik dengan gendongan dan perut terlihat tegang. Jika hal ini terjadi, Mama dapat menggendong bayi dengan lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap. Apabila si kecil benar mengalami kolik, ia akan berhenti dengan sendirinya.

12. Gumoh

Mama mungkin pernah melihat bayi mengeluarkan cairan putih setelah ia menyusui. Hal ini dinamakan dengan gumoh.
Biasanya gumoh terjadi secara pasif dan keluar dengan sendirinya. Mama dapat sendawakan bayi untuk mencegah terjadinya gumoh. Letakkan bayi dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk ringan punggung si kecil setiap selesai menyusu.
(ANS)