Jalur Udara Diblokade, Penumpang Qatar Airways Terlantar

6 Juni 2017 17:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Qatar Airways. (Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis)
zoom-in-whitePerbesar
Qatar Airways. (Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis)
Imbas pemutusan hubungan diplomatik enam negara di jazirah Arab (plus Maladewa) terhadap Qatar, langsung terasa di dunia penerbangan. Qatar Airways harus menelan pil pahit karena dilarang terbang di langit Saudi dan sekutunya dan dilarang mendarat di negara-negara itu.
ADVERTISEMENT
Ini, mau-tak mau, bak mematahkan sayap-sayap Qatar Airways --salah satu armada penerbangan kelas satu di dunia yang langganan menyabet salah satu urutan teratas dalam The World’s Top 100 Airlines.
Dan para penumpang pun jadi korban. BBC melansir, Selasa (6/6), beberapa calon penumpang telah menghabiskan ribuan dolar AS untuk tiket penerbangan Qatar Airways. Sementara para penumpang lain cemas terlantar di Bandara Internasional Hamad di Doha.
Negara-negara Teluk --Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, Yaman, dan Libya-- menutup jalur udara bagi Qatar Airways, dan menangguhkan seluruh penerbangan dari negara mereka menuju Qatar.
Pesawat Qatar Airways di Doha (Foto: REUTERS/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Qatar Airways di Doha (Foto: REUTERS/Stringer)
Padahal, Qatar secara geografis dikelilingi negara-negara itu. Ini jelas bencana besar buat Qatar Airways --dan para calon penumpangnya.
ADVERTISEMENT
Robin Doodson, calon penumpang Qatar Airways yang berencana terbang ke Australia melalui rute Abu Dhabi pun harus menunda keberangkatannya pada Kamis pekan ini (8/6).
“Kondisi cukup karut-marut di sini. Tidak ada yang tahu betul apa yang sedang terjadi saat ini. Semua orang panik,” kata Doodson.
Doodson mengatakan, tak ada pemberitahuan apapun terkait penundaan dan perubahan rute penerbangan.
Tak hanya menutup jalur udara, Saudi juga menutup jalur darat bagi Qatar --yang mengakibatkan pasokan distribusi makanan via Saudi terhenti. Truk-truk pengangkut logistik dari Saudi tak bisa masuk ke Qatar.
Hal itu jelas menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat Qatar, sehingga mereka berbondong-bondong pergi supermarket untuk belanja dan menyiapkan persediaan makanan.
ADVERTISEMENT
Doha, Qatar. (Foto: Reuters/Fadi Al-Assaad)
zoom-in-whitePerbesar
Doha, Qatar. (Foto: Reuters/Fadi Al-Assaad)
Masalah bisa jadi makin pelik karena umat Muslim setempat tengah menjalani bulan Ramadhan dan bersiap menyambut Idul Fitri.
Seperti yang dirasakan Robi Doodson di atas, Ron Moonsinghe yang bekerja sebagai guru di Uni Emirat Arab menyatakan pada BBC, ia dan istrinya memesan penerbangan pulang ke Inggris melalui Doha dengan penerbangan Qatar Airways. Kini, ia khawatir penerbangannya itu harus dibatalkan.
Moonsinghe mengatakan ada ratusan guru yang hendak kembali ke negaranya masing-masing seperti Australia, Afrika Selatan, hingga Inggris, dan sudah memesan penerbangan melalui Qatar Airways.
Cerita serupa datang dari Richard Milkins yang turut kecewa karena pertanyaannya terkait penerbangan ke Birmingham belum ditanggapi oleh Qatar Airways.
“Saya sudah menghubungi Qatar Airways pagi ini terkait penerbangan tanggal 22 Juni dari Dammam-Doha-Birmingham. Namun, saya belum mendapatkan respons apapun hingga kini,” kata Milkins.
ADVERTISEMENT
Tak heran, mengingat Qatar Airways pasti sedang pusing tujuh keliling. Mereka sempat mengatakan, jadwal penerbangan tidak akan berubah --walau ini belum bisa dipastikan.
Di sisi lain, Etihad Airways --maskapai asal Uni Emirat Arab-- menyatakan penerbangan terakhir dari Abu Dhabi ke Doha dijadwalkan berangkat hari ini.
Sementara untuk penerbangan melalui Doha, Etihad Airways akan memberi opsi refund atau pemesanan gratis untuk penerbangan baru melalui rute-rute alternatif terdekat.
Pesawat Emirates (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Emirates (Foto: Reuters)
Maskapai Emirates yang juga asal UEA, akan melakukan hal serupa dan mengganti rute penerbangan agar tak lagi melintasi Doha.
Hal lain yang menjadi sorotan ialah dampak yang dirasakan para keluarga yang terpisah dan tinggal di Qatar dan negara Teluk lainnya. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memberi tenggat waktu dua minggu bagi para penduduk Qatar di wilayah mereka untuk kembali ke negaranya.
ADVERTISEMENT
Otoritas negara-negara itu juga melarang warga mereka untuk melancong atau bepergian ke Qatar.
Qatar nyata merasakan ganasnya imbas pemutusan hubungan diplomatik oleh Saudi dan sekutunya.