Menggaet Kekasih via Mesin Pencari Cinta Instan

12 Juni 2017 10:07 WIB
Buat presentasi di Tinder, ah... (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Buat presentasi di Tinder, ah... (Foto: Dok. Thinkstock)
ADVERTISEMENT
“Any swipe can change your life.”
Kira-kira begitu bunyi slogan Tinder, aplikasi online yang menawarkan kemudahan dalam mencari pasangan. Cara pemakaiannya cukup mudah, tinggal unduh aplikasinya di ponsel, daftarkan diri, dan pilih jawaban atas beberapa pertanyaan yang jadi indikasi preferensi pasangan yang anda inginkan.
ADVERTISEMENT
Bila aplikasi sudah terunduh, Anda harus lebih dulu menata profil pribadi yang akan dilihat oleh member lain. Pasang foto dan quote terbaikmu, lalu voila! Anda langsung berhadapan dengan beragam pilihan calon pasangan yang bisa dengan mudahnya anda swipe.
Kalau anda merasa tertarik dengan salah satu calon yang terpampang di layar ponsel, bisa langsung menghubunginya. Dan jika ternyata ia pun merasa cocok, maka percakapan bisa dilanjut kapanpun dan di manapun.
Berawal dari bertukar pesan lewat Tinder, bisa bertukar nomor telepon pribadi, kemudian bertemu. Itu kalau cocok. Kalau tidak?
Ya tak perlu terlalu khawatir. Pilihan masih banyak dan anda bisa mencoba menebar “jala” lagi.
ADVERTISEMENT
Tinder telah diunduh 50 juta kali dan digunakan oleh 2,1 juta orang yang tersebar di berbagai belahan dunia. Kemudahan untuk menemukan calon-calon pasangan via online menjadikan aplikasi semacam ini cukup digemari sebagian orang.
Tampilan aplikasi Tinder. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan aplikasi Tinder. (Foto: Wikimedia Commons)
Era digital membuat proses mencari jodoh yang semula harus bertemu fisik lebih dulu, kini berganti dengan “hanya” memandang-mandang dan memilih-milih calon di layar ponsel.
Dan bukan cuma Tinder yang semacam itu. Ada pula aplikasi lain yang menawarkan hal serupa, misalnya Match Maker, How About We, hingga Grouper.
Masing-masing aplikasi memiliki keunggulan yang menjadi pembeda antara satu sama lain. Cukup menggeser layar atau menekan OK untuk memutuskan akan mencoba menjalani hubungan dengan orang tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam jurnal bertajuk Milennial Behaviours & Demographics, Richard Sweeney menyebut terdapat kecenderungan perilaku “memilih” yang ada dalam diri masyarakat modern saat ini. Pilihan yang semakin banyak membuatnya merasa harus terus memilih, dan akan jatuh bingung dan tertekan bila tak ada pilihan.
Kecenderungan lain yang juga muncul adalah menyukai fitur personal yang bisa didesain sesuai kebutuhan, termasuk soal jodoh.
Ini terlihat pada aplikasi atau biro jodoh online yang akan terlebih dahulu mengorek preferensi pribadi anda terkait calon pasangan yang diinginkan.
Bila preferensi sudah ditetapkan, maka algoritma dari aplikasi akan segera memasang pilihan-pilihan sosok yang terkurasi dan dianggap sesuai dengan preferensi tersebut.
ADVERTISEMENT
Aplikasi-aplikasi pencari cinta cara instan ini sama sekali berbeda dengan proses komunikasi dan pendekatan yang butuh waktu pada zaman dahulu.
Ilustrasi surat cinta dari sasaeng (Foto: Alessandro de Leo/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi surat cinta dari sasaeng (Foto: Alessandro de Leo/Thinkstock)
Lewat teknologi mesin pencari cinta ini, tak perlu lagi komunikasi tatap muka lebih dulu untuk mengajukan “proposal” menjalin hubungan.
Pilihan calon pasangan pada masa lalu mungkin juga terlihat lebih terbatas, tergantung seberapa jauh seseorang “bermain” dan terlibat dalam lingkaran pertemanan.
Jika anda memilih untuk duduk diam di rumah, besar kemungkinan jodoh anda keburu dipatok ayam. Kini, bahkan sambil duduk leyeh-leyeh di kamar, anda bisa melihat deretan foto calon pasangan via layar ponsel.
Kalau tertarik dengan salah satu di antara profil-profil itu, langsung ketik OK dan buka percakapan melalui fitur online messenger.
ADVERTISEMENT
Kemudahan yang menggeser proses rumit, mungkin bisa jadi alternatif menemukan pasangan. Tapi jelas tak bisa menakar dalam hati manusia --dan seberapa serius si calon hendak menjalin hubungan.
Kerawanan sudah pasti ada. Beberapa orang misalnya menggunakan aplikasi mencari jodoh online hanya untuk menjalin hubungan asmara singkat untuk mengusir kebosanan.
Jadi, kehati-hatian tetap jadi syarat mutlak bagi pengguna aplikasi. Alih-alih meraih cinta, kalau tak waspada anda malah bisa dipermainkan.