Menemukan Teman Hidup lewat Biro Jodoh Islami

12 Juni 2017 10:53 WIB
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Biro jodoh selama ini kerap dipandang hal tabu. Ia dianggap sebagai gerbang terakhir bagi kaum hopeless yang tak kunjung mendapatkan cinta.
ADVERTISEMENT
Tak sepenuhnya salah. Namun, jiika dilihat dari kacamata Islam, biro jodoh justru bisa menjadi sarana pengawasan dan pengontrol bagi mereka yang ingin segera hidup berdua.
Tentu saja dalam pandangan Islam ini, biro jodoh tersebut harus bernapaskan niat taaruf dengan tujuan yang baik.
Di Indonesia sendiri, telah bermunculan biro jodoh islami --yang sebagian dari mereka lebih senang disebut dengan istilah “mediator taaruf”.
Para anggota KTMU. (Foto: KTMU/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Para anggota KTMU. (Foto: KTMU/Facebook)
Salah satunya adalah Komunitas Taaruf Membangun Umat (KTMU). Komunitas taaruf yang berkantor di Pasar Rebo, Jakarta Timur, ini tiap tahunnya mampu menikahkan 20 pasangan melalui proses taaruf.
Komunitas ini tak sembarang menjodohkan deretan kaum adam dan hawa yang menjadi anggotanya. Ada 8 tahapan yang harus dilalui, mulai dari pendaftaran, wawancara, pembinaan, persiapan taaruf, taaruf, menikah, hingga pembinaan pasca-menikah.
ADVERTISEMENT
Mulai beraktivitas sejak 2007, komunitas ini berdiri sebagai reaksi atas pergaulan bebas yang kerap berujung pada kegiatan-kegiatan negatif berlandaskan hawa nafsu.
Humas KTMU Rizka Wahyu Wulandari. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Humas KTMU Rizka Wahyu Wulandari. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
“Berawal dari relawan-relawan yang khawatir dengan kondisi pergaulan anak muda zaman sekarang, maka kami buat wadah bagi mereka yang mau melanjutkan ke jenjang pernikahan dengan jalan syari. Kami mengedepankan cara-cara islami, menjaga pandangan dan kemaluan seperti panduan dalam Al Quran,” ujar Humas KTMU Rizka Wahyu Wulandari saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Kantor KTMU, Rabu (7/6).
Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah saat taaruf boleh saling berkomunikasi via media sosial. Sebab banyak orang yang merasa komunikasi intens diperlukan untuk memastikan keseriusan pasangan.
ADVERTISEMENT
“Mereka sudah memahami batasan-batasan boleh chatting sampai sejauh mana. Kami memberikan batasan waktu, 3-6 bulan sudah melamar. Jadi mereka sudah tahu menjalin hubungan ke arah mana. Sehingga chat-nya lebih ke arah persiapan pernikahan. Insya Allah tidak ada chat-chat yang melantur ke sana-sini,” ujar Rizka.
Ketua KTMU Mohamad Fajar (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KTMU Mohamad Fajar (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Menurut Ketua KTMU Mohamad Fajar, melalui proses seleksi dan pembinaan sebelum dipertemukan dengan pasangan yang sesuai, hampir pasti tujuan dari anggota akan mengarah kepada pernikahan yang baik.
KTMU pun merumuskan 6 pilar pola hidup baik, yaitu tidak merokok, tidak narkoba, tidak minum beralkohol, tidak pacaran, peduli lingkungan, dan tidak melakukan kekerasan.
Rumusan itulah yang dianggap Fajar membedakan biro jodoh konvensional dengan biro jodoh islami.
ADVERTISEMENT
“Kami punya dua keunikan. Pertama, ada pembinaan baik sebelum dan saat taaruf, juga ketika sudah menikah. Jadi kami tidak sekadar memasangkan saja, tapi punya tanggung jawab moral bagaimana orang yang kami pasangkan ini tetap terjaga,” kata Fajar.
Sejauh ini, banyak yang mendaftarkan diri untuk taaruf lewat KTMU dengan alasan sudah bosan pacaran atau trauma karena setelah pacaran bertahun-tahun tapi hanya mendapat harapan palsu.
Namun, ada pula yang sejak awal tak ingin berpacaran dan memilih jalur taaruf. Rata-rata usia pendaftar di KTMU cukup muda, yakni 25 tahun.
Soal pandangan masyarakat bahwa biro jodoh dan taaruf adalah pilihan terakhir untuk mencari teman hidup, Fajar mengatakan, “Sebenarnya taaruf itu sudah menjadi cara Islam yang tidak mengenal pacaran.”
ADVERTISEMENT
Taaruf menjadi populer sekitar 2-3 tahun terakhir berkat film-film yang mengangkat proses taaruf, seperti Ayat-ayat Cinta.
Tak semua proses taaruf berhasil. Ada pula anggota KTMU yang berkali-kali gagal, entah karena tak mendapat persetujuan dari pasangan yang dicocokkan, atau karena pihak keluarga sang calon tak memberi lampu hijau.
Istimewanya, biro jodoh KTMU tak memasang tarif, dan para anggota dapat terus mencoba taaruf dan mengikuti pembinaan hingga berhasil.
KTMU lantas memberikan tips untuk bisa memperoleh jodoh yang baik.
ADVERTISEMENT