Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Omran Bocah Lelaki Suriah yang Terluka: Dulu dan Kini
8 Juni 2017 8:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Masih ingatkah anda dengan wajah bocah Suriah yang berlumur darah ketika diselamatkan dari serangan di Aleppo, Agustus tahun lalu?
ADVERTISEMENT
Saat itu wajahnya sempat terekam dalam sebuah video. Ia terlihat duduk diam tercenung dan syok di bangku ambulans, sementara di luar mobil, debu dan darah bercampur, menjadi simbol penderitaan di Aleppo.
Kini, ia muncul kembali dalam video terbaru yang diberitakan oleh televisi pemerintah pro-Suriah.
Dilansir Reuters, Selasa (6/6), Omran Daqneesh dan ayahnya direkam dalam sebuah video. Mereka masih tinggal di Aleppo.
Ayah Omran mengatakan kepada reporter Kinana Allouche, dia tidak ingin meninggalkan Suriah.
[Baca juga: Nestapa Bocah-bocah Suriah dalam Intaian Maut ]
Foto dan video Omran yang duduk sendirian di kursi ambulans dengan wajah berdarah dan tatapan kosong, muncul Agustus 2016 usai serangan udara Rusia di Suriah. Foto dan videonya itu kemudian viral, beredar ke seluruh dunia dan memantik simpati besar masyarakat global.
ADVERTISEMENT
Foto Omran mewakili penderitaan warga sipil di timur Aleppo yang terkepung. Seorang kakak laki-laki Omran, Ali, meninggal setelah serangan itu.
[Baca juga: Statistik Korban Tewas Suriah: 24 Ribu Anak-anak ]
Setahun berlalu. Ketika dikunjungi di rumahnya, ayah Omran sambil menggendong Omran mengatakan, anaknya dalam keadaan sehat di Aleppo --yang kini berada di bawah kendali pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Sang ayah telah memotong rambut anaknya dan mengganti namanya untuk melindungi dia dari penculikan dan ancaman pemberontak yang kerap mengintimidasi keluarga tersebut.
Tidak jelas apakah keluarga tersebut telah “dipaksa” tampil dalam video singkat yang diunggah melalui Facebook itu.
Namun, Valerie Szybala dari The Syria Institute, organisasi riset independen yang berfokus pada Suriah, mengatakan keluarga Omran tak mungkin berbicara dengan bebas.
ADVERTISEMENT
“Mereka berada di bawah kendali pemerintahan sekarang, dan ini adalah pemerintah yang menangkap dan menyiksa orang yang menentangnya. Sehingga, tampaknya terdapat unsur paksaan,” kata Szybala menduga.
[Baca juga: Jerit Pilu Fotografer Suriah Membopong Bocah Sekarat ]
Perang sipil Suriah meletus pada 2011, dan sejak itu membawa penderitaan tiada terkira bagi rakyatnya.
Di Aleppo, resistensi pemberontak akhirnya usai pada Desember 2016 setelah gerilyawan setuju untuk mundur dalam suatu gencatan senjata, setelah bertempur bertahun-tahun.
Live Update
Donald Trump berhasil melampaui ambang batas 270 suara elektoral untuk mendapat kursi presiden. Kemenangan Trump ditentukan lewat kemenangan di Wisconsin dan Pennsylvania. Jumlah suara elektoral Trump 277. Pesaingnya Kamala Harris mendapat 226.
Updated 6 November 2024, 16:29 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini