Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Bikin Resah, Ayah Mertua Pelihara Banyak Burung di Rumah
18 Juni 2020 17:16 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menumpang di rumah mertua memang nggak mudah. Harus ada kenyamanan yang Anda korbankan karena menyesuaikan diri dengan gaya hidup mertua. Itulah yang dirasakan Ataya, ibu yang sedang hamil muda. Simak kisahnya!
ADVERTISEMENT
—
Aku sedang hamil anak pertama. Baru 9 minggu sih, masih trimester pertama. Mungkin karena itu juga, aku merasa gampang emosi dan mood swing akhir-akhir ini. Semua ketidaknyamanan yang dulu bisa aku tahan di rumah mertua, kini rasanya nggak mampu.
Salah satu hal yang paling bikin aku nggak nyaman adalah hobi ayah mertua. Dia pelihara puluhan burung di depan rumah. Belasan sangkar burung berjajar di langit-langit teras. Sejak pensiun, koleksi burung ayah mertua memang makin banyak.
Ada burung love bird, murai, cucak rowo, beo, kenari, dan jenis lain yang aku nggak tahu namanya. Kalau satu-dua ekor sih nggak apa. Lah ini ada 20-an lebih. Bayangkan betapa berisiknya rumah ini setiap pagi!
ADVERTISEMENT
Jujur suara burung peliharaan ayah mertua mengganggu banget.
Kadang karena morning sickness dan badan pegel-pegel, aku ingin tidur lagi sehabis shalat Subuh. Tapi selalu gagal karena gaduh kicauan burung. Apalagi kamarku ada di depan, cuma beberapa meter dari teras. Berisiknya bikin pusing! Bisa gila aku lama-lama!
Selain berisik, aku juga nggak tahan dengan bau kotorannya. Sebenarnya kotoran burung nggak bau-bau amat. Tapi karena di teras ada puluhan burung dan penciumanku sedang tajam, baunya jadi menyengat banget. Rasanya pengen pakai masker aja di dalam rumah.
Mungkin keluhanku terdengar sepele. Tapi ini benar-benar menyiksa buat aku. Sejak dulu aku tinggal di tengah kota, di rumah juga nggak pernah punya hewan peliharaan. Begitu pindah ke rumah mertua, langsung tinggal sama puluhan unggas.
ADVERTISEMENT
Aku sudah usul ke suamiku. Gimana kalau kita pindah rumah. Kontrak atau apa. Soalnya nggak mungkin aku menyuruh ayah mertua ganti hobi. Bisa-bisa suamiku yang disuruh ganti istri.
Sayangnya, suamiku belum mengiyakan. Sebagai anak laki-laki bungsu, dia merasa berat meninggalkan ibunya. Seumur hidup dia nggak pernah ngekos, nggak pernah merantau, nggak pernah jauh-jauh dari ibu.
Naik turun hormon yang berantakan bikin aku sering naik darah. Kesal sendiri sama suami, kenapa nggak bisa tegas ambil keputusan. Padahal aku nggak minta pindah ke luar kota. Cuma agak jauh dikit biar nggak dengar suara kicau burung ayah mertua.
Aku ingin nekat cari kontrakan sendiri. Biar suami sadar lalu ikut. Tapi karena masih hamil muda, aku takut naik motor keliling-keliling sendiri survei kontrakan. Aku mau menunggu sampai trimester kedua biar lebih aman.
ADVERTISEMENT
Selama itu, terpaksa aku harus tahan tinggal di rumah mertua. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Ataya? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]