Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Cepat Hamil Setelah Menikah, Mertua Malah Curiga
11 Juni 2020 12:57 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menyenangkan mertua bisa gampang-gampang susah. Susah kalau mertua Anda gampang curiga. Seperti ibu mertua dari Jovita misalnya, menantu cepat hamil bukannya senang tapi malah curiga. Apa alasannya? Berikut ceritanya.
ADVERTISEMENT
—
Februari lalu, aku dan suami menikah. Sederhana aja akad kami, hanya dihadiri keluarga inti. Teman-teman kami undang via Zoom, maklum lagi pandemi.
Aku bersyukur pandemi nggak bikin pernikahan kami tertunda. Kami sudah empat tahun pacaran. Masa gara-gara COVID-19 pacaran harus jadi diperpanjang?
Beberapa minggu setelah menikah, aku mual-mual. Badan lemas, gampang pusing, dan dada terasa nyeri. Aku coba pakai testpack, muncul dua garis.
Tentu aku dan suami super happy. Nggak nyangka secepat ini diberi momongan. Kami memang pengen cepat punya anak , sudah bosan pacaran berdua melulu.
Kami menemui dokter kandungan untuk mengkonfirmasi kehamilan. Yes! Benar-benar ada manusia kecil di perutku. Menurut perhitungan dokter berdasarkan hari terakhir haid, kandunganku berusia sekitar 5 minggu.
ADVERTISEMENT
Suamiku nggak sabar ingin menyampaikan kabar baik ini keluarganya. Jadilah dia mengajak ayah, ibu, dua kakak dan masing-masing pasangannya, buat video conference lewat Zoom.
“Bentar lagi mama punya cucu baru! Jovita positif hamil lho,” ujar suamiku excited.
Ayah mertua dan kakak-kakak ipar langsung mengucapkan selamat dan sumringah. Girang semua dengar kabar baik ini. Kecuali ibu mertuaku, ekspresinya seperti sedang berpikir keras.
“Udah berapa umur kehamilanmu, Jov?” Tanya ibu mertua menyelidik.
“Kata dokter sih sekitar 5 minggu, Ma,” jawabku
“Loh kalian kan baru nikah sebulan yang lalu? Kalian nggak 'tanam' duluan kan??” tanya ibu mertuaku lagi.
Aku dan suami langsung shock ditanya begitu. Antara kaget dan malu karena ayah dan saudara-saudara ipar semua ikut dengar. Mau ditaruh mukaku?
“Nggak lah Ma! Ih Mama curiganya gitu amat. Kan dokter kandungan ngitung perkiraannya dari hari terakhir Jovita mens,” bantah suamiku.
ADVERTISEMENT
“Iya Ma, seingatku terakhir aku mens sekitar 2 minggu sebelum akad,” tambahku dengan nada canggung.
“Ooh gitu. Bagus deh kalau nggak tanam duluan,” jawab Mama lega.
Meski masalah sudah clear, perasaan kaget dan malunya masih sisa. Repot juga ya jadi menantu. Lama nggak hamil, ditagih mulu sama mertua. Giliran hamilnya terlalu cepat kayak aku, malah dicurigai. Ribet!
Pengumuman kehamilan ke keluarga besar ternyata nggak seindah harapan. Karena sudah terlanjur canggung, akhirnya kami cepat-cepat mengakhiri video conference. Ada-ada saja pemikiran mertuaku. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Jovita? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]
ADVERTISEMENT