Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bikin Sedih, Mertua Ogah Gendong Cucu Sendiri
6 Juni 2020 15:41 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada menantu-mertua yang nggak rukun bertahun-tahun tapi setelah hadir cucu, hati mertua jadi luluh. Sebaliknya, ada juga mertua yang nggak begitu tertarik soal cucu, seperti ibu mertua Lexa. Apa alasannya? Simak kisahnya.
ADVERTISEMENT
—
Ibu mertuaku beda dengan mertua-mertua pada umumnya. Menurut cerita teman-temanku, ibu mertua kebanyakan nggak sabar ingin gendong cucu. Sebaliknya, ibu mertuaku nggak pernah bertanya: kapan mau punya momongan?
Dua tahun setelah menikah, aku melahirkan anak pertama. Sayangnya, hingga kini anakku umur 14 bulan, ibu mertuaku bisa dibilang jarang nengok cucunya. Kayaknya bisa dihitung jari dia main ke rumah kami.
Awalnya nggak terlalu aku pikirin. Aku berasumsi ibu mertua jarang ke rumah nengok cucu karena jaraknya memang lumayan. Sekitar 45 menit berkendara. Anggap aja dia sibuk.
Tapi gara-gara kejadian ini, aku sadar ibu mertua nggak pernah gendong anakku. Selama ini dia cuma menyapa cucunya saat digendong aku, suami, atau bapak mertua. Begini ceritanya.
ADVERTISEMENT
Hari itu ART-ku sedang pulang kampung dadakan. Cuma dua sehari karena ibunya sakit. Aku langsung bingung karena nggak ada yang jaga anakku saat aku dan suami ngantor.
Aku telpon bapak mertua. Sebab, nomor ibu mertua sedang nggak aktif.
“Boleh, bawa aja sini. Bapak sama ibu sanggup lah jaga cucu semata wayang. Apalagi cuma dua hari,” jawab bapak mertua excited. Alhamdulilah mereka mau.
Esok paginya, aku jadi mengantar anakku. Bapak mertua masih mandi, cuma ibu mertua yang menyambut kami. Wajahnya sama sekali nggak menyiratkan ekspresi sumringah.
“Titip ya Bu. Aku kayaknya langsung ke kantor, ini udah mau telat,” kataku sambil menyerahkan anakku ke gendongannya.
Nggak aku sangka, ibu mertua malah mundur sejengkal.
ADVERTISEMENT
“Aduh gimana ya? Ibu juga perlu, udah janjian belanja bareng dari kemarin lusa. Kamu sih bilangnya dadakan,” jelasnya canggung.
“Iya Bu, si mbak dadakan pulang kampung. Maaf ya Bu ngerepotin,”
“Kamu tunggu Bapak selesai mandi ya. Bapak aja yang jagain anakmu,” tuturnya singkat sambil melenggang keluar rumah.
Aku bengong sebentar. Nggak percaya anakku baru saja ditolak neneknya sendiri. Nenek yang nggak pernah gendong cucunya.
Setengah hati aku menyerahkan anakku buat dijaga bapak mertua. Antara khawatir dan sungkan. Tapi gimana lagi, sudah nggak ada pilihan.
Aku lalu curhat ke suami. Karena jujur aja, aku sakit hati ibu mertua terlihat nggak sayang dengan anak yang aku lahirkan. Salah apa aku?
“Jangan dimasukin hati ah. Mungkin karena dulu masa muda ibuku dihabiskan sama ngurus anak melulu. Ngurus 7 anak sendiri, nggak pakai nanny. Mungkin ibuku ogah dengar tangisan bayi lagi,” jelas suamiku.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya jawaban suamiku masuk akal. Bisa saja ibu mertua masih ingin break mengurus bayi karena dulu terlalu capek. Aku nggak bisa bayangkan mengurus 7 anak sendirian.
Tapi aku belum puas. Aku ingin tanya kepada ibu mertuaku sendiri. Aku penasaran, sebenarnya yang nggak disukai ibu mertua itu anakku atau aku? (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Lexa? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]
Live Update