Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cobaan dari Mertua Ketika Hamil Tua
23 Mei 2020 11:05 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cobaan bisa datang dari mana saja, termasuk dari mertua . Cobaan yang dihadapi Lulus cukup menguras hati dan pikiran. Ibu mertuanya nggak segan menyuruhnya ini-itu saat hamil tua di tengah pandemi corona. Begini kisahnya.
ADVERTISEMENT
—
Menurut Hari Perkiraan Lahir (HPL), aku akan melahirkan anak pertama sekitar dua bulan lagi. Ya, kehamilanku sudah menginjak periode trimester ketiga. Nggak lama lagi, aku akan bertemu si kecil dan menjadi seorang ibu.
Khawatir ada apa-apa saat dia bekerja, suamiku membujuk agar aku mau tinggal sementara di rumah orang tuanya. Dia memang nggak bisa WFH karena bekerja di perusahan logistik.
Tentu aku lebih suka tinggal di rumah orang tuaku sendiri. Minta tolong ini-itu nggak sungkan. Lebih bebas dan nyaman. Tapi suamiku nggak setuju. Katanya, ibunya sendiri yang minta agar aku menginap di sana sampai lahiran.
Dengan berat hati, aku mengiyakan. Aku nggak mau dibilang egois. Toh mertua juga sama seperti orang tua sendiri, pikirku.
ADVERTISEMENT
Tapi ternyata nggak sama. Bagaimanapun, perlakuan terhadap anak sendiri dan menantu jelas beda. Setidaknya, itulah yang ditunjukkan ibu mertuaku.
Sudah tahu aku hamil tua, ibu mertua nggak sungkan menyuruhku macam-macam.
“Lus, tolong belikan sayur sama gorengan buat buka puasa nanti di warung depan ya,”
“Lus, tolong bantu ibu sapu halaman depan ya. Ibu nggak tahan lihatnya. Kotor banget,”
“Lus, air minum di dapur habis. Tolong pesan 2 galon ke air isi ulang di gang sebelah ya,”
Dan lain sebagainya. Pokoknya banyak sekali permintaannya dalam sehari. Tapi herannya, ibu mertua hanya minta tolong kalau suamiku sedang tidak ada di rumah.
Ibu mertua bilang dia sering minta tolong karena merasa badannya lemas. Sedangkan aku yang nggak puasa dianggap punya lebih banyak tenaga.
ADVERTISEMENT
“Lagi pula kalau kamu rebahan aja selama hamil, juga nggak baik loh. Hamil tua itu justru harus banyak gerak, biar nanti lahirannya lancar. Mau lahiran normal, kan?” Jelas ibu mertua.
Aku sebenarnya nggak akan keberatan disuruh macam-macam seandainya lagi nggak hamil . Yang aku khawatirkan cuma satu: aku kecapekan, stres, lalu imunku menurun. Gimana kalau aku kena corona lalu bayiku juga kena?
Duh. Ibu mertua kan seharusnya paham. Alih-alih menjagaku, dia malah sering minta tolong aku ke warung lah, beli ini, beli itu. Walaupun dekat, di sana aku tetap kontak dengan orang-orang yang nggak aku tahu bagaimana kesehatannya. Gimana kalau yang jaga warung ternyata carrier COVID-19?
Aku ingin cerita ke suami tentang ini. Demi Allah aku khawatir. Tapi aku takut kalau aku cerita, jadinya seperti mengadu domba. Sebab aku tahu, suamiku pasti marah besar kalau tahu aku diperlakukan seperti ini oleh ibunya.
ADVERTISEMENT
Aku harus gimana lagi? (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Lulus? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]