Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jarang Masak Selama Ramadhan, Mertua Meremehkan
8 Mei 2020 13:48 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah nggak merasa jadi menantu itu harus serba sempurna kayak Wonder Woman? Nggak boleh lemas, meski lagi puasa Ramadhan. Itulah yang dirasakan Yola, yang dituntut serba bisa oleh mertua . Berikut ceritanya.
ADVERTISEMENT
—
Sudah dua minggu lebih, ibu mertua menginap di rumah kami. Sebelum ada larangan mudik dan diterapkan PSBB, dia minta dijemput suamiku dari rumah kakak ipar. Ingin puasaan sama anak lanang, katanya.
Aku sebenarnya keberatan. Pasti jadi nggak bebas ada ibu mertua. Tapi aku nggak berani mengutarakannya ke suamiku.
Yang aku takutkan akhirnya kejadian.
Kalau rumah berantakan dikit, ibu langsung komentar. Lantai lengket dikit, dia langsung geleng-geleng kepala. Ya gimana rumah bisa bersih terus, kan wajar anakku Keira masih balita .
Nggak mungkin dikit-dikit aku beresin langsung. Puasa gini kan badan lemas, harus hemat tenaga.
“Iya Ma, nanti aku beresin. Kalau nggak ya, aku minta tolong ayahnya Keira bantu beresin,” jawabku setiap dia berkomentar soal rumah yang berantakan.
ADVERTISEMENT
Suatu kali, aku ingin santai seharian. Mumpung hari Minggu dan aku habis menyelesaikan project besar dari kantor. Rasanya aku pantas mendapat self-reward.
Seharian itu aku melakukan apa yang aku suka. Mulai dari main make-up sambil ikutan #passthebrushchallenge, ngajak si kecil berjemur keliling komplek, nonton drama Korea “The King: Eternal Monarch” sambil melepas kangen sama Lee Min-ho, hingga untel-untelan dengan suami.
Pokoknya aku ingin santai hari itu. Bodo amat ibu mertua bilang apa. Tapi benar dugaanku. Jam setengah 5 sore, dia memanggilku.
“Kamu belum masak buat buka? Dari tadi ngapain aja?” Tanyanya ketus.
“Nggak masak, Ma. Kita GoFood aja, udah aku pesen, driver-nya lagi di jalan,” jawabku santai.
“Kemarin lusa perasan GoFood, hari ini GoFood lagi. Nggak pede ya sama masakan sendiri? Perempuan itu harus serba bisa. Beres-beres rumah pinter, masak juga enak,” jelas ibu mertua panjang lebar.
ADVERTISEMENT
“Bukan Ma, aku pesan GoFood soalnya uang belanja masih banyak. Sayang kalau nggak dipake,” jawabku sambil ngeloyor masuk kamar lagi.
Aku tahu ibu mertua pasti makin kesal dengar jawabanku. Sebaliknya, aku merasa menang. Biar saja ibu mertua sadar kalau aku nggak bisa diperlakukan semena-mena.
Dua hari kemudian, dia minta diantar pulang oleh suamiku. Meski ibu mertua nggak bilang, aku tahu sikapku yang santai terhadap kritikannya jadi salah satu alasan. Alhamdulilah, aku menang 2:0 versus ibu mertua. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Yola? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]