Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sering Main ke Rumah Tetangga, Mertua Ogah Pakai Masker
18 April 2020 17:11 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kini semua orang wajib pakai masker bila keluar rumah. Tapi nggak sedikit yang masih bandel, seperti contohnya mertua dari Diah. Dengan alasan cuma main ke rumah tetangga, mertuanya ogah pakai masker. Harus bagaimana? Ikuti kisahnya.
ADVERTISEMENT
—
Begitu ada imbauan semua orang wajib pakai masker saat keluar rumah, aku langsung beli masker kain dua lusin. Bukan untuk stok, tapi memang ada banyak orang di rumah. Ada aku, suami, dua anak kami, ayah dan ibu mertua, serta adik ipar.
Dua lusin masker kain itu aku rasa cukup banyak untuk dipakai kami semua. Begitu selesai dipakai, harus langsung dicuci. Tujuannya agar jangan sampai kami kehabisan masker kain bersih.
Meski sudah disiapkan sedemikian rupa, ibu mertuaku ternyata tetap ogah pakai masker saat keluar rumah. Alasannya karena cuma main ke rumah tetangga.
“Kan cuma main ke rumah Bu Wahyu. Masa harus pakai masker? Ribet ah!” ujarnya.
Alasan itu juga dia pakai saat jalan-jalan sore mengitari komplek, beli sayur di abang-abang keliling, ngegosip di pos ronda, dan kegiatan kurang penting lainnya. Pokoknya kalau keluar rumah jarak dekat, dia nggak mau pakai masker.
ADVERTISEMENT
“Yaelah kan cuma keluar dekat sini. Ibu nggak nyaman kalau pakai masker. Nggak enak dibuat napas,” jawabnya saat aku dan adik ipar menegur.
Sikap ibu yang nggak mau kerja sama ini benar-benar bikin aku kesal. Kok bisa egois banget? Masa nggak khawatir sama kesehatan keluarga di rumah, termasuk anak-anak?
Ya, yang paling aku khawatirkan adalah anak-anakku. Aku khawatir bila ibu mertua terpapar virus corona , dia akan menulari anak-anakku karena kami serumah.
Apalagi ibu mertua termasuk golongan rentan. Selain karena usianya sudah kepala 6, dia juga punya diabetes melitus. Imunnya sudah nggak sempurna. Gitu kok tetap meremehkan?
Meminta anak-anak buat jaga jarak dengan neneknya juga nggak mungkin. Tinggal serumah, mana bisa jaga jarak? Yang ada anak-anak bakal bingung atau ibu mertua yang sakit hati.
ADVERTISEMENT
Karena nggak ada jalan lain, mau nggak mau ibu mertua harus ditegur dengan cara yang lebih tegas. Sebab, wabah ini sangat berbahaya dan sangat cepat menyebar. Aku nggak mau ada orang rumah yang kena corona hanya karena sikap mertua.
Untungnya setelah “disidang” oleh aku, suami, dan adik ipar, dia akhirnya mau mengerti. Apalagi saat kujelaskan soal risiko terhadap anak-anak dan statusnya sebagai golongan rentan. Ekspresinya langsung menunjukkan rasa bersalah.
Karena nggak mau ribet pakai masker saat main ke rumah tetangga, ibu mertua akhirnya stay di rumah aja. Aku lihat di status WhatsApp-nya, dia malah ikut memperingatkan sesama lansia untuk lebih hati-hati terhadap COVID-19. Jangan sampai anak cucu kita jadi positif corona karena kecerobohan kita, begitu tulisnya. (sam)
ADVERTISEMENT
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Diah? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]