Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lagi Wabah Corona, Mertua Malah Mengajak Wisata
26 Maret 2020 19:47 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meski jumlah penderita terus bertambah, tak sedikit orang yang masih meremehkan masifnya wabah corona. Bagaimana bila ternyata mertua Anda salah satunya? Itulah yang dialami Asa, ibu asal Sidoarjo yang bingung cara menolak ajakan mertuanya untuk piknik di tengah wabah.
ADVERTISEMENT
—
Aku adalah satu di antara ribuan orang yang berharap perusahaan segera memberlakukan work from home. Ya, aku masih harus berangkat ke kantor meski agak deg-degan. Takut terpapar virus corona di kantor atau perjalanan. Tapi apa daya, dapur tetap harus mengepul.
Saat aku menulis ini, jumlah penderita Corona di Jawa Timur memang belum sebanyak di Jabodetabek. Masih puluhan orang yang positif. Hal itu jadi alasan banyak perusahaan belum menaati himbauan presiden untuk work from home.
Pertanyaanku, nunggu berapa korban meninggal dulu baru WFH?
Di tengah ketakutan massal atas wabah corona , mertuaku malah bikin aku mengelus dada. Suatu malam saat kami berkunjung, dia menunjukkan booking id kamar hotel di Malang.
ADVERTISEMENT
“Weekend depan jalan-jalan sekeluarga ke Malang yuk. Ini Mama sudah booking hotelnya. Harus bisa ya!” ajak ibu mertua.
Aku dan suamiku agak kaget tiba-tiba disodori begitu. Suamiku langsung menjawab ibunya dengan nada sedikit kesal.
“Loh kok Mama langsung booking aja, nggak nanya kita dulu?”
“Mumpung hotelnya murah. Diskon 60 persen dari harga normal. Kan lumayan banget,”
“Duh Mama. Itu hotelnya dimurahin karena emang nggak ada yang mau nginep. Masa wabah gini malah liburan?”
“Kamu kok takut banget sama Corona. Selama imun kita bagus, nggak bakal kena. Yang penting itu berdoa,” jawab ibu mertua .
Aku dan suami saling bertatapan mata. Kami beberapa kali membicarakan betapa antipatinya orang-orang yang masih hang out ke mall atau nongkrong di warkop di saat wabah begini. Orang yang malah liburan saat dianjurkan #dirumahaja. Tak tahunya, ibu mertuaku malah salah satunya.
Aku akhirnya buka mulut, mencoba menjelaskan bahwa COVID-19 justru paling bahaya untuk orang usia senja seperti dia.
ADVERTISEMENT
“Mama yakin mau berangkat? Angka kematian Corona paling tinggi di umur 50 ke atas loh Ma. Mending santai di rumah,” jelasku.
“Mama nggak takut. Kematian itu sudah takdir Allah. Lagian Mama kan masih sehat. Mama baca di grup WA, orang yang rentan kena Corona itu yang dari awal udah punya penyakit,”
“Ya tapi kan tetap harus ikhtiar Ma. Caranya diam di rumah aja dulu. Orang sehat yang tiap hari olahraga juga bisa kena kok,” jawab suamiku.
Suamiku lalu menjelaskan ada beberapa pemain sepak bola pentolan yang sudah positif Corona. Kurang sehat apa coba mereka? Mereka saja bisa kena apalagi ibu mertua yang sudah tua?
Tapi ternyata dia tetap memaksa. Dia tak gentar keluar rumah demi berwisata.
ADVERTISEMENT
“Pokoknya Mama tetap mau berangkat. Sayang dong kalau uang Mama hangus. Kan nggak bisa di-refund,”
Kuakui ibu mertua memang lebih tech-savvy dibandingkan orang-orang seusianya. Dia bisa booking pesawat atau hotel sendiri lewat aplikasi. Tapi nyatanya, jadi tidak terkontrol seperti itu.
“Yaudah uangnya aku ganti deh Ma,” jawab suamiku mengalah.
“Nggak mau, kita berangkat aja. Kalau kamu takut kena Corona, kan tinggal pake masker. Beres kan?” Jawab ibu mertua sambil masuk kamar. Menandakan dia sudah kesal.
Jika sudah begitu, ibu mertua akan ngambek berhari-hari bila tidak dituruti kemauannya. Repot juga ya.
Tinggal beberapa hari sebelum keberangkatan, aku dan suami masih bingung. Kalau berangkat, takut tertular. Kalau tidak berangkat, khawatir ambyar kena amukan ibu mertua.
ADVERTISEMENT
Akhirnya kami putuskan untuk tidak berangkat. Sebab yang paling penting adalah jaga diri demi melawan corona. Biar saja ibu mertua marah. Toh nanti dia juga akan sadar, ini kami lakukan demi menjaganya. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Asa? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]