Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Disemprot Disinfektan, Mertua Malah Ngambek
29 Maret 2020 15:38 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Demi mencegah penularan virus Corona , banyak keluarga menyemprotkan disinfektan ke seluruh baju di tubuh setelah keluar rumah. Namun begitu hal itu diterapkan ke mertua , dia malah tersinggung. Berikut cerita dari Luna, ibu tiga anak di Surabaya.
ADVERTISEMENT
—
Kami serumah sudah menerapkan physical distancing sesuai anjuran pemerintah.
Aku, suami, dan anak-anak berusaha sebisa mungkin tetap di rumah meski banyak godaan di luar. Bagaimanapun, sulit untuk sama sekali menghentikan kegiatan di luar rumah.
Misalnya untuk belanja bahan makanan seperti sayur, ikan, dan buah-buahan. Kalau pakai aplikasi online, biasanya agak mahal. Selisih harganya lumayan apalagi sedang krisis begini. Aku pun juga agak gaptek sehingga malas ribet kalau harus download ini-itu.
Jadi aku dan suami bergantian keluar rumah bila ada keperluan urgent. Selain belanja mingguan, kami juga perlu ke rumah Pak RT untuk bayar iuran dan keperluan penting lain. Oleh karenanya, kami sudah siap cairan disinfektan berliter-liter.
Siapa pun yang habis keluar rumah, pakaian, sepatu hingga tasnya harus dilepas sebelum bersentuhan dengan orang rumah. Semua harus disemprot disinfektan. Kami juga harus mandi kalau habis bepergian jauh.
ADVERTISEMENT
Meski super ribet, kami berusaha menerapkannya tanpa mengeluh. Setidaknya aku dan suami berusaha memutus rantai penyebaran virus Corona . Tapi rupanya, jadi beda cerita ketika mertua yang datang.
Tanpa pemberitahuan lebih awal, ayah dan ibu mertua berkunjung ke rumah. Kami agak panik karena rumah berantakan karena ulah si kecil.
Tapi yang seharusnya kami khawatirkan ialah bagaimana meminta mereka melepas baju dan lain-lain. Mereka juga harus mandi sebelum memegang anak-anak. Apalagi mereka datang dari luar kota.
Suamiku kutugasi untuk jadi jubir. Kalau dibilangi anaknya sendiri pasti lebih nurut, pikirku. Aku tinggal menyiapkan disinfektan buatan sendiri saja.
“Ayah sama Ibu tolong lepas baju sama tasnya di sini aja ya. Terus mandi baru main sama anak-anak,” jelas suamiku begitu mereka masuk ke ruang tamu.
ADVERTISEMENT
“Loh kenapa?”
“Mau disemprot disinfektan biar aman. Nanti ayah sama ibu pakai bajuku dulu ya buat gantinya,”
“Takut Ayah sama Ibu bawa virus corona?” sahut ayah mertua.
“Wallahu’alam, Yah. Kan nggak bisa dipastikan sendiri. Mending selangkah lebih waspada kan,”
Akhirnya mertua mau melepas baju mereka meski dengan wajah cemberut. Setelah semua sudah dimasukkan ke ember, aku langsung memakai masker dan menyemprotnya dengan disinfektan.
Mereka menyaksikan prosesnya dan melihat dengan tatapan heran. Lalu tiba-tiba ibu mertua nyeletuk.
“Semua disemprot-semprot. Kayak kita hama aja,”
Jelas ibu mertua sedang menyindir kami. Aku dan suami saling bertatapan. Bingung harus bagaimana lagi menjelaskan.
Selama tiga jam di rumah kami, sikap mertua jadi dingin karena drama disinfektan. Terutama ibu mertua, dia lebih banyak diam dan hanya ngobrol dengan anak-anak. Padahal kalau suasana hatinya sedang bagus, ibu mertua biasanya akan cerita ini-itu non-stop.
ADVERTISEMENT
Memang benar kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Kalau tidak disemprot disinfektan, kita jadi khawatir dengan kesehatan anak-anak di rumah. Kalau disemprot, mertua jadi ngambek. Huft. Aku dan suami akhirnya memilih cuek, berharap mertua akan baikan dengan sendirinya. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Luna? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]