Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mertua Minta Aku Hamil Lagi
20 Maret 2020 20:32 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkara anak bisa menjadi isu sensitif antara menantu dan mertua . Tak hanya terkait pengasuhan, melainkan juga berapa jumlah anak yang diinginkan. Itulah yang dialami Okta, ibu yang diminta mertuanya hamil lagi.
ADVERTISEMENT
—
Hai, perkenalkan aku Okta, ibu dua anak yang jam tidurnya masih berantakan. Usiaku baru 29 tahun, sedangkan suami sekitar 3 tahun lebih tua dariku.
Selama ini kami lebih sering direpotkan oleh tangisan bayi daripada menikmati waktu berduaan.
Kedua anakku masih balita. Yang pertama berusia 4 tahun dan yang terakhir berumur 1,5 tahun. Bisa Anda bayangkan betapa sibuknya aku mengurus dua bocah yang rewel bergantian. Bila yang pertama tantrum, biasanya adiknya juga ikutan nangis.
Ibu mertuaku tahu betul kondisi kami saat ini. Bagaimana aku dan suami pontang-panting mengurus dua balita tanpa bantuan pengasuh. Tapi entah apa yang dipikirkannya, dia malah memintaku hamil lagi. Mumpung masih muda katanya.
Sejujurnya, aku sangat menikmati masa-masa kehamilan. Menurutku momen itu sangat ajaib dan penuh kejutan. Tapi halooo, dua anakku masih kecil dan butuh banyak perhatian lho. Yang terakhir bahkan masih menyusu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, alasan mertua memintaku hamil lagi juga tidak rasional bagiku. Sungguh bikin aku mengelus dada.
“Okta nambah anak satu lagi ya. Anak ketiga nanti ibu aja ngurus, biar di rumah ada yang bikin ramai,” kata ibu mertuaku.
Mungkin sekilas terdengar seperti guyonan ringan. Tapi aku tahu perkataannya itu bukan bercanda. Nadanya serius. Bahkan dia ulang berkali-kali setiap kami bertemu.
“Ayo kapan hamil lagi? Ibu nungguin lho,”
“Nunggu anakmu gede baru hamil lagi? Keburu tua nanti malah susah,”
“Ibu itu bosan di rumah cuma berdua. Pengen gitu ditemani cucu. Makanya kamu buruan hamil lagi biar ibu yang ngurus,”
Setiap ibu mertua membahas soal hamil lagi, mood-ku langsung terjun payung. Kesal dan capek jadi campur aduk. Dia pikir segampang itu untuk hamil lagi? Terus setelah lahir anakku mau diambil? Maksudnya apa sih?
Suamiku pun juga tak habis pikir dengan permintaan ibunya. Dia paham mengasuh anak itu tidak mudah. Tapi bagaimana pun menyerahkan anak untuk diurus orang lain itu lebih sulit. Meski orang itu adalah orang tuanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Selama ini kami diam saja setiap ibu membahas soal anak ketiga. Daripada kami meledak-ledak, lebih baik dia bicara sesukanya. Biar saja dia sadar permintaannya itu sudah kelewatan.
Tapi ternyata diam-diam suamiku juga kepikiran. Dia bertanya-tanya kenapa ibunya sampai punya ide seperti itu. Alih-alih hanya kesal dan bad mood seperti aku, dia mencari alasan rasional di balik sikap ibunya.
Setelah bertanya ke ayah mertua, kami akhirnya paham ternyata ibu hanya kesepian. Akhir-akhir ini ibu jadi sering sendirian di rumah karena ayah sering dinas ke luar kota. Anak-anaknya pun jarang berkunjung karena sibuk dengan urusan masing-masing. Hanya karena kesepian, lalu ingin aku hamil lagi?
Suamiku akhirnya punya solusi. Dia membawa anak kucing Siamese yang sangat menggemaskan untuk dirawat ibunya. Kucing itu diadopsi dari tetangga kami.
Ibu mertua pun sangat senang. Dia sangat suka kucing tapi sudah lama tidak memelihara sendiri. Dia tidak mau asal memelihara kucing kampung yang mondar-mandir di depan rumah.
ADVERTISEMENT
Setidaknya mengurus kucing akan membuat ibu mertua lupa tentang permintaannya agar aku hamil lagi. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Okta? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]