Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ibu Mertua Ngotot Tetap Jual Takjil di Tengah Pandemi Corona
11 Mei 2020 11:38 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak kebiasaan Ramadhan yang harus berubah karena pandemi Corona. Termasuk para pelapak takjil yang biasa berjamuran setiap bulan puasa. Namun, ibu mertua dari Anggi nekat tetap berjualan meski tinggal di zona merah. Berikut ceritanya.
ADVERTISEMENT
—
Ibu mertuaku punya hobi masak. Mau bikin cookies, kue tradisional, masakan Jawa, atau chinese food, semuanya enak. Biasanya dia masak untuk dikonsumsi sendiri dan keluarga. Khusus setiap bulan puasa, dia menjual menu takjil buatannya di dekat gerbang masuk perumahan.
Profit yang ibu mertua kantongi memang lumayan. Cukup untuk meng-cover pengeluaran Ramadhan dan lebaran yang biasanya membengkak. Jadi, kami nggak pernah melarang ibu mertua jualan takjil.
Namun tahun ini beda. Wilayah tempat kami tinggal termasuk zona merah penyebaran virus Corona. Kota kami pun sudah menerapkan PSBB, walaupun nggak terlalu ketat. Jualan takjil di tengah kondisi seperti ini tak lagi aman.
Aku dan suami sempat melarang rencana ibu mertua sebelum Ramadhan tiba.
ADVERTISEMENT
“Bu, tahun ini nggak usah jualan takjil ya. Bahaya,” tutur suamiku.
“Karena Corona? Ibu nggak takut ah. Selama pakai masker dan jaga jarak kan aman-aman aja,” jawabnya.
“Tapi kan di sini termasuk zona merah, Bu. Siapa tahu kalau nanti yang beli takjil ternyata ada yang positif?” jelasku.
“Eh, kamu jangan nakut-nakutin Ibu dong. Ibu tuh udah janji sama tetangga-tetangga kalau mau jualan. Nggak enak ah kalau batal. Lagi pula sayang tau cuannya lumayan,” jawabnya lagi.
Aduh, susah deh kalau ibu mertua sudah ngeyel. Sudah berkali-kali dijelaskan oleh aku, suami, dan ayah mertua, dia tetap ngotot ingin jualan. Mau gimana lagi?
Sebenarnya yang aku khawatirkan adalah kesehatan anak-anak. Kami tinggal serumah dengan mertua jadi seharusnya saling jaga. Aku takut ibu mertua bawa virus ke rumah karena aktivitasnya. Gimana kalau sampai anak-anakku kena?
ADVERTISEMENT
Aku khawatir begini bukan tanpa alasan. Masalahnya, dua anakku punya penyakit berkelanjutan. Yang pertama punya auto-imun. Yang kedua punya asma. Artinya, imun mereka kurang bagus untuk melawan Corona kalau sampai terpapar.
Sekarang sudah hampir 2 minggu ibu mertua berjualan takjil. Setiap dia pulang jualan, aku selalu menyuruh anak-anak jaga jarak. Tapi namanya juga anak-anak, nggak bisa dijauhkan dari neneknya. Bikin aku makin pusing.
Aku harus gimana lagi ya biar ibu mertua paham dan stop jualan? (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Anggi? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]