Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Lihat Penampakan Hantu di Rumah, Mertua Jadi Trauma
20 Juni 2020 11:49 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Melihat penampakan di rumah sendiri memang paling menyiksa. Anda jadi terus kebayang-bayang dan nggak terang. Itulah yang dialami ibu mertua dari Christina. Gara-gara beberapa kali lihat penampakan, dia jadi trauma. Simak kisahnya.
ADVERTISEMENT
—
Sudah dua bulan ibu mertuaku menetap di rumah kami. Sebelumnya, dia tinggal bersama kakak ipar yang kini ditempatkan kerja di luar kota. Ibu mertua nggak mau ikut. Terlanjur nyaman di kota ini, katanya.
Aku nggak tau apa yang salah dengan rumah kami. Nggak pernah ada masalah sebelumnya. Kami betah-betah aja. Tapi ibu mertua merasakan sebaliknya.
Kejadian ini terjadi di kamar ibu sekitar dua minggu setelah dia tempati. Saat itu masih pagi, sekitar pukul 4.00 WIB. Kamar ibu terletak di belakang, dekat dengan dapur. Bukan apa-apa, itu memang satu-satunya ruangan kosong di rumah kami.
Setiap malam, lampu dapur kami matikan. Biasa, penghematan tarif listrik. Ibu mertua juga mematikan lampu kamarnya sebelum tidur. Alhasil, cahaya yang masuk ke kamar ibu cuma dari lampu ruang tengah.
ADVERTISEMENT
Saat itu ibu mertua bangun untuk shalat Subuh. Dia dengar suara adzan dari masjid terdekat.
Ketika matanya masih mengerjap-kerjap berusaha melek, ibu melihat sesosok anak kecil sedang merangkak di dinding kamarnya. Merangkak pelan seperti takut ketahuan. Dari sudut tembok, ia merangkak ke arah ibu.
Wajahnya nggak terlihat jelas karena gelap. Tapi ibu mertua bisa lihat anak itu pakai baju batik dan celana pendek. Awalnya ibu kira itu anakku. Lalu dia tersadar, nggak mungkin anakku yang masih usia 3 tahun, bisa merangkak ke tembok setinggi itu.
Ibu mertua langsung lari ketakutan keluar kamar. Dia lalu menggedor-gedor kamarku dan suami, minta ditemani. Saat kupegang lengannya, aku merasakan tubuhnya masih bergetar.
“Sumpah demi Allah tadi ibu nggak mimpi. Ibu beneran lihat penampakan anak kecil di tembok,” jelas ibu mertua.
ADVERTISEMENT
Aku dan suami berusaha menenangkannya. Tentu kami nggak bisa memastikan apa yang terjadi sebenarnya. Yang jelas, aku dan suami nggak pernah mengalami hal itu di rumah ini.
Kejadian itu kami anggap sebagai angin lalu. Ibu mertua juga berusaha melupakannya, tapi belum berani kembali tidur di kamarnya. Sementara, dia tidur bersama anakku.
Tapi suatu sore menjelang Maghrib, ibu mertua masuk ke kamarnya untuk mengambil barang. Saat itu, dia juga lagi video call dengan kakak iparku. Ibu mertua lalu duduk di pinggir ranjang.
Nggak lama kemudian, ibu mertua melihat ada sosok asing di layar handphone-nya. Pada tampilan kamera HP ibu, terlihat wajah anak kecil berada di atas bahu ibu mertua. Dekat sekali dengan wajah ibu mertua, sekitar 5 cm. Terlihat seperti anak yang nimbrung ingin ikutan video call.
ADVERTISEMENT
Ibu berusaha tenang. Penampakan itu cuma muncul beberapa detik lalu hilang. Mungkin cuma salah lihat, pikirnya. Tapi kakak ipar ternyata juga lihat.
“Tadi siapa itu anak kecil di samping Ibu? Anak tetangga ya? Nggak mungkin kan anak Christina tiba-tiba gede gitu,” tanya kakak ipar polos.
Alih-alih menjawab, ibu mertua langsung menutup video call dan lari keluar kamar. Dia buru-buru mencariku.
“Tadi wajahnya lebih jelas, Chris. Ibu yakin itu yang kemarin merangkak di tembok. Serius, Ibu merinding sampe sekarang,” ceritanya.
Sebenarnya aku juga merinding. Aku mungkin bakal lebih heboh daripada ibu mertua kalau lihat sendiri. Amit-amit semoga nggak.
Sejak kejadian-kejadian itu, ibu mertua jadi trauma. Fix dia nggak mau masuk lagi ke kamarnya. Semua barangnya sudah dipindah ke kamar anakku. Ibu bahkan jadi jarang ke dapur, biar nggak lewat di dekat ruangan tempat dia melihat penampakan.
ADVERTISEMENT
Nggak hanya itu, ibu mertua juga nggak mau ditinggal di rumah sendirian. Cukup merepotkan, karena aku dan suami tentu punya banyak rutinitas di luar. Dia selalu ingin ikut ke manapun kami pergi.
Kalau nggak memungkinkan ikut, ibu mertua biasanya main ke rumah tetangga. Lama sekali, sampai aku atau suami pulang kembali. Aku sampai sungkan ke tetanggaku.
Gimana ya caranya agar ibu mertua melupakan penampakan itu? Jujur aku kasihan dengan ibu mertua. Pasti hari-harinya jadi nggak tenang karena terbayang-bayang sosok anak kecil yang dilihatnya.
Ada yang punya saran, Moms?
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Christina? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: curcolsoalmertua@gmail.com
ADVERTISEMENT