Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mertua Minta Cucu Mancung, Padahal Suamiku Pesek
17 Oktober 2020 17:13 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
—
Dua minggu lalu aku melahirkan anak pertama. Tentu aku bahagia akhirnya bisa menggendong si kecil yang sudah kunanti-nanti selama 9 bulan. Kebahagiaanku dan suamiku makin mengharu-biru karena kami berhasil melalui keribetan prosedur persalinan di masa pandemi.
Tapi bukan itu yang ingin aku ceritakan. Kali ini mari fokus pada reaksi ibu mertuaku saat melihat cucunya.
Ibu dan ayah mertua sudah menunggu di rumahku untuk menyambut kami. Suami yang menyarankan, karena terlalu berisiko bila mereka mengunjungiku di rumah sakit. Aku sebenarnya agak kesal kenapa nggak besok aja mertua ke rumah, biar aku bisa istirahat dulu.
Tapi ya sudahlah. Aku nggak mau egois. Pasti mereka juga nggak sabar melihat cucunya.
Begitu aku masuk ke rumah, sambutan mertuaku memang heboh. Ayah mertua buru-buru membukakan pagar untuk kami. Ibu mertua repot-repot membantuku keluar dari mobil. Aku agak terharu melihat mereka seperhatian itu. Tapi itu nggak lama. Karena setelah itu, ibu mertua langsung mengomentari fisik bayiku .
ADVERTISEMENT
“Lho Yan, kok anak kamu pesek?” kata ibu mertua pada beberapa detik pertama setelah menggendong anakku.
“Terus mau gimana, Bu?” jawabku singkat tapi agak sewot.
“Ya nggak apa. Tapi ibu kan pengennya punya cucu yang hidung mancung biar kayak Nicholas Saputra. Tapi nggak apa, pesek juga lucu,” kata ibu mertua menghibur diri sendiri.
Mertua Ingin Cucunya Seperti Nicholas Saputra
Aku tertawa dalam hati. Gimana bisa pengen cucunya mirip Nicholas Saputra kalau anaknya sendiri mirip sama Dodit Mulyanto? Masa ya aku harus menjelaskan dasar-dasar genetika ke ibu mertua?
“Bu, secara genetika, anak pertama itu lebih mirip ayah daripada ibunya. Kan Edo emang hidungnya mancung ke dalam. Masa tiba-tiba anaknya mancung kayak bule? Malah aneh dong Bu,” jelasku.
ADVERTISEMENT
“Iya juga sih Yan..” jawab ibu mertua masih sambil mengamati wajah anakku.
Setelah mengomentari hidung anakku, nggak lama kemudian pindah ke warna kulit.
“Tapi alhamdulilah ya kulitnya putih. Pasti kalau udah gede ganteng nih. Do, mirip kamu nih,” kata ibu mertua lagi.
Kebiasaan deh ibu mertuaku. Kalau ada yang nggak sesuai harapan bagus, tanya ke aku. Tapi kalau udah oke, yang dipuji suami. Padahal tone warna kulit aku dan suami, jelas-jelas lebih cerah aku. Kalau anakku kulitnya terang, kayaknya sih menurun dari aku.
Tapi ya sudahlah. Buat apa saling mengklaim kelebihan fisik anakku. Biarkan ibu mertua senang hari ini dan pulang dengan hati ringan.
Hari itu aku memang capek. Pulang dari rumah sakit, alih-alih bisa langsung istirahat tapi harus menjamu tamu. Tapi sisi positifnya, aku dapat sedikit hiburan dari reaksi ibu mertua. Bagaimana pun aku bersyukur, anakku lahir dalam kondisi sehat, lengkap, dan diterima kakek-neneknya dengan bahagia. (sam)
ADVERTISEMENT
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Yana? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]