Punya Kos-kosan, Mertua Menggratiskan Biaya Sewa Selama Corona

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
Konten dari Pengguna
14 Mei 2020 11:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kamar kos-kosan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kamar kos-kosan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Masa pandemi virus corona ini adalah waktu yang tepat untuk membantu sesama yang sedang kesusahan. Itulah yang dilakukan ibu mertua dari Nia. Tak tanggung-tanggung, dia menggratiskan biaya sewa kos-kosannya. Berikut kisahnya.
ADVERTISEMENT
Ada yang bilang masa sulit justru menyingkap sifat asli orang yang sebenarnya. Seperti saat pandemi virus corona ini, ada yang makin terlihat ketidakpeduliannya terhadap sekitar. Malas pakai masker, keluar rumah sesukanya, bahkan ada yang sudah positif malah kabur dari rumah sakit.
Sebaliknya, ada golongan yang makin terlihat jiwa sosial dan empatinya. Salah satu contohnya: ibu mertuaku.
Sejak dulu, ayah dan ibu mertuaku mendapat penghasilan utama dari kos-kosan yang mereka kelola. Ada yang kos mahasiswa, ada pula yang kos pasutri.
Pandemi ternyata juga mempengaruhi pemasukan mereka. Kuliah di kampus ditiadakan, sehingga kebanyakan mahasiswa pulang kampung. Sebagian memutuskan juga keluar kos. Pemasukan ayah dan ibu mertua jadi berkurang.
Yang bikin aku kagum, ibu mertua justru menggratiskan biaya sewa sebagian kos-kosan pasutri. Alasannya karena mereka ada yang di-PHK, ada yang dipotong gajinya. Kata ibu, kasihan kalau mereka harus terbebani biaya sewa kos.
ADVERTISEMENT
“Daripada mereka pulang kampung, mending di sini aja sambil cari kerja lagi. Apalagi ada larangan mudik. Toh pintu rezeki itu banyak, nggak cuma dari kos-kosan,” jelas ibu mertua.
Ternyata, ibu mertua nggak cuma menggratiskan biaya selama selama pandemi corona.
ilustrasi sembako. Foto: swara tunaiku
Ibu juga beberapa kali memberi paket sembako kepada keluarga yang tinggal di kosannya. Beras, minyak, gula, bahkan masakan matang untuk buka puasa. Ibu juga sering masak banyak untuk dibagi-bagikan.
Sungguh lapang hati ibu mertuaku. Ayah mertuaku pun mendukung.
Tentu suami dan aku juga salut dengan kebaikan ibu. Tapi kami juga khawatir. Belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi virus corona bakal berakhir. Ada yang memprediksi setahun, ada juga yang bilang keadaan baru akan kembali normal 2 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Sampai kapan tabungan ayah dan ibu mertua akan bertahan? Sampai kapan mereka menggratiskan biaya sewa kosan? Sampai kapan pemasukan mereka minim?
Pertanyaan-pertanyaan itu diam-diam menghantui kami. Suami dan aku sendiri juga merasa insecure dengan kondisi penuh ketidakpastian ini.
Karena nggak mau keuangan ayah dan ibu mertua seret, akhirnya kami memutuskan untuk transfer uang bulanan lebih banyak daripada biasanya. Biar sebagian uang kami yang disedekahkan ke penghuni kos. Biar tabungan mertua nggak tergerus terus.
Akhir kata, mari berharap virus corona ini segera musnah. (sam)
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Nia? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected]
ADVERTISEMENT