Usaha Mertua Menjauhkanku dari Keluarga Sendiri

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2020 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Usaha Mertua Menjauhkanku dari Keluarga Sendiri. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Usaha Mertua Menjauhkanku dari Keluarga Sendiri. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda merasa semakin susah bertemu orang tua dan saudara sendiri sejak menikah, terutama bila tinggal bersama mertua? Kalau iya, berarti Anda senasib dengan Luthfia. Dia merasa dijauhkan dari keluarga sendiri setelah punya bayi. Kok bisa begitu ya? Yuk simak ceritanya!
ADVERTISEMENT
---
Rumah mertua dengan orang tuaku nggak jauh. Jaraknya cuma setengah jam perjalanan naik mobil. Tapi setelah menikah dan punya bayi, orang tua sendiri terasa begitu jauh, seperti beratus-ratus kilometer jaraknya. Bukan karena mauku, melainkan karena mertua sengaja menjauhkan aku dari keluarga sendiri.
Aku bilang begini bukan tanpa alasan. Aku sudah berusaha berpikiran positif ke mertuaku, tapi rasanya susah. Gimana nggak susah kalau aku bawa anakku sendiri ke rumah orang tuaku aja nggak boleh?
Ibu mertuaku memang nggak secara gamblang melarang. Dia cuma bilang, aku boleh aja bawa Farhan, asal nggak menginap. Kalau mau menginap, mending Farhan di rumah aja.
“Cuma semalam aja kok, Ma. Kenapa nggak boleh bawa Farhan?”
ADVERTISEMENT
“Duh, kamu kok masih nanya. Ini itu masih pandemi. Farhan imunnya masih lemah. Mau kamu anakmu kena virus?” jawab ibu mertua.
“Mama kan tahu Farhan masih butuh ASI,”
“Ya makanya nggak usah nginep,” tutup ibu mertua ketus.
Tega banget ya ibu mertuaku. Padahal sudah dua bulan lebih ayah dan ibuku nggak ketemu aku dan Farhan secara langsung. Jarak rumah cuma setengah jam, tapi cuma bisa video call. Apa nggak ironis?
Dok: Giphy
Yang menurutku lebih ironis adalah alasan ibu mertua. Menurutku nggak masuk akal aja. Memang ini masih pandemi, tapi aku dan Farhan kan pergi ke rumah orang tuaku naik mobil pribadi, diantar suamiku. Otomatis, risiko terpapar virus lebih kecil daripada naik kendaraan umum. Lalu kenapa nggak boleh menginap? Kan sama aja keluar rumah, menginap atau nggak?
ADVERTISEMENT
Aku sebenarnya ingin melawan atau langsung berangkat aja, bodo amat apa kata ibu mertua. Tapi di sisi lain, aku juga nggak berani. Toh di rumah mertua aku juga cuma menumpang. Aku nggak mau memperkeruh suasana.
Aku akhirnya tetap berangkat tanpa menginap. Setidaknya Farhan bisa ketemu kakek-neneknya meski cuma sebentar.
Entah apa alasan ibu mertuaku menjauhkan aku dan Farhan dari keluargaku. Yang jelas, ini bukan pertama kalinya. Kadang yang dijadikan alasan adalah suamiku. Suami sudah siap mau mengantarku ke rumah orang tua, eh ibu mertua minta tolong secara mendadak. Minta diantar ke beli obat lah, ke rumah saudara. Suamiku nggak bisa menolak.
Dok: Giphy
Kadang aku juga nekat ke rumah orang tuaku naik Go-Car atau GrabCar. Tapi begitu sampai sana, pasti ayah dan ibu nanya di mana suamiku. Lalu aku jadi sungkan sendiri. Sudah menikah kok datangnya nggak sama suami?
ADVERTISEMENT
Aku juga nggak merasa orang tuaku punya salah ke ibu mertua. Ayah dan ibuku selalu ramah, bahkan mengalah ketika aku diminta ikut tinggal di rumah mertua. Meski aku anak perempuan satu-satunya, tapi orang tuaku tetap rela.
Aku harus gimana ya biar bisa lebih bebas ketemu orang tua sendiri? (sam)
--
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Luthfia? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected]