Cara Asyik Belajar Jadi Peneliti Bareng Quipper dan LIPI

10 Desember 2019 20:02 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Quipper dan LIPI. (kiri-kanan) Ruth Ayu Hapsari, Intan Suci Nurhati, dan Prapti Sasiwi dok Hesti Widianingtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Quipper dan LIPI. (kiri-kanan) Ruth Ayu Hapsari, Intan Suci Nurhati, dan Prapti Sasiwi dok Hesti Widianingtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar karya ilmiah pelajar pada 1968, jumlah pelajar yang minat berpartisipasi enggak mencapai 2.000 orang, dari jumlah total 4,8 juta pelajar Indonesia. Karena itu, Quipper dan LIPI berkolaborasi untuk meningkatkan minat penelitian di kalangan pelajar.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi Quipper dan LIPI ini diwujudkan dalam bentuk video mengenai dunia penelitian.
Mulai dari video interview dengan sejumlah peneliti LIPI mengenai selak-beluk profesinya, sampai hasil penelitian dari berbagai bidang ilmu yang dikemas dalam video edukatif.
Enggak hanya edukatif, video ini juga menyisipkan berbagai ilustrasi warna-warni yang bikin semakin menyenangkan untuk ditonton sampai habis.
Video ini dipandu oleh sejumlah peneliti LIPI dari berbagai bidang. Salah satunya adalah Intan Suci Nurhati, seorang peneliti di bidang Paleoseanografi.
Peneliti muda yang masuk ke dalam daftar '100 Most Influential Women' versi National Geographic tersebut, memandu video bertajuk 'Cara Unik Ini Bisa Prediksi Perubahan Iklim Lho!'. Dalam video ini, Intan mengajak belajar mengenai peran terumbu karang agar ekosistem laut terlindungi dari dampak pemanasan global.
ADVERTISEMENT
Ruth Ayu Hapsari selaku Business Development Manager Quipper Indonesia mengatakan, kolaborasi bersama LIPI ini diwujudkan karena penelitian masih relevan dengan kehidupan pelajar.
"'Kan, di pelajar sendiri ada karya ilmiah remaja, ya. Selain itu, untuk memberi gambaran juga kalau ingin menjadi peneliti di bidang sains misalnya, berarti harus lebih fokus mempelajari Biologi," jelas dia dalam konferensi pers yang digelar di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/12).
Terlebih lagi, Ruth menilai tantangan pendidikan enggak cuma melakukan transformasi digital, tapi juga kontekstualisasi terhadap permasalahan di sekitar.
"Untuk melahirkan inovasi dalam menyelesaikan berbagai macam masalah, anak muda harus paham akan pentingnya penelitian," lanjut dia.
Di sisi lain, kolaborasi ini juga diharapkan bisa mendobrak stigma seputar dunia penelitian.
ADVERTISEMENT
"Kalau selama ini milenial menganggap penelitian sulit, ternyata enggak seberat itu. Semoga kolaborasi ini dapat membantu memasyarakatkan ilmu pengetahuan," ujar Prapti Sasiwi selaku Kepala Balai Informasi Teknologi LIPI.