Nadiem Akan Izinkan Mahasiswa Riset Full Time, Setara 4-5 Mata Kuliah

16 Juli 2021 13:30 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nadiem Makarim. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nadiem Makarim. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) akan mengizinkan mahasiswa terlibat riset penuh waktu alias full time.
ADVERTISEMENT
Riset ini boleh dilakukan mahasiswa selama satu semester bahkan setahun. Sistem kredit semester (SKS) yang didapat setara dengan mengambil empat sampai lima mata kuliah.
Dengan begini, diharapkan tidak ada pengorbanan dari sisi prestasi mahasiswa saat melakukan penelitian.
"Kami memberikan 20 SKS bagi anak-anak yang mau terlibat project riset yang full time," terang Nadiem dalam webinar di YouTube Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum lama ini.
"Mahasiswa bisa melakukan riset immersive (mendalam) di lapangan. Ini kebijakan yang cukup revolusioner di penelitian," lanjutnya.
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Nadiem bilang, kebijakan ini dilakukan karena komponen riset di Kemendikbudristek berfokus di universitas.
"Tapi fokus utama riset pemerintahan, pelaksanaan, anggaran, dan lain-lain ada di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN)," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Sementara, soal detail dari kebijakan riset full time bagi mahasiswa ini, belum dijelaskan Nadiem secara lebih lanjut.

Riset Jadi Magang Model Baru

Ilustrasi mahasiswa. Foto: Shutterstock
Selain itu, Nadiem mengatakan pihaknya bekerja sama dengan BRIN untuk memfasilitasi mahasiswa melakukan riset sebagai magang model baru.
“Kami memastikan bahwa riset merupakan new magang atau magang model baru. Jadi kalau ada proyek riset imersif, teknologi, energi, teknik, bahkan riset kebijakan, apa pun itu bisa dijadikan dan statusnya sama dengan magang bersertifikat,” jelasnya, dalam acara kelulusan Bangkit 2021 secara virtual.
Dia menambahkan riset mahasiswa yang dilakukan bersama BRIN tersebut, akan diinisiasi oleh perguruan tinggi masing-masing.
Selain itu, riset mahasiswa juga bisa disinkronisasi dengan platform Kedaireka.id.