Lebaran 2022 dan Cerita-Cerita yang Mengendap dalam Opor Ayam

Izzuddin Rifqi
Mahasiswa Hukum UIN Malang yang Suka Sastra
Konten dari Pengguna
4 Mei 2022 10:08 WIB
Tulisan dari Izzuddin Rifqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tepat pada tanggal 2 Mei 2022, melalui pemerintah, muslim Indonesia telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1443 Hijriyah berada pada tanggal tersebut. Tentu kita sama-sama berbahagia sebab dua ormas besar seperti Muhammadiyah dan NU menyelenggarakan salat idul fitri secara bersamaan. Pada dua tulisan sebelumnya dalam event Kumparan THR 2022 tentang Ramadan dan sepak bola serta cerita-cerita Ramadan 2022, saya hendak memungkasi rangkaian cerita saya di lebaran tahun ini melalui artikel ini.
ADVERTISEMENT
Seperti adat keluarga kami, pada setiap hari pertama hari raya, kami melaksanakan salat idul fitri di rumah masing-masing. Selepas melaksanakan salat, kami langsung menuju rumah kakek yang mana menjadi tempat berkumpul semua keluarga besar. Di sana, pada setiap satu tahun sekali, kami dipertemukan dalam nuansa hari raya Idul Fitri. Beberapa sanak saudara yang tidak sempat bertemu pada agenda keluarga di luar lebaran, akhirnya dapat berjumpa lagi.
Ada empat rumah sesepuh keluarga besar kami yang menjadi tujuan silaturahmi. Di sela-sela itu, saya yang cukup lama tidak berjumpa dengan sepupu, merasa gembira sebab bisa berbagi cerita dan keluh kesah. Memang, pada titik tertentu pertanyaan seputar kapan nikah, kerja di mana hingga lulus kuliah kapan menjadi pertanyaan sensitif. Namun, sebenarnya jika kita menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan itulah yang menunjukan bahwa mereka adalah saudara kita. Mereka mengutarakan kepeduliannya kepada kita melalui pertanyaan-pertanyaan yang sangat intens.
ADVERTISEMENT
Selain perbincangan dengan topik yang mainstream tersebut, saya mendapati salah satu sepupu saya yang bertanya dan membahas mengenai topik politik. Dia memang sedang duduk di akhir kelas 12, namun kegembiraan dan semangatnya pada topik politik sangat tinggi. “Aku lebih tertarik membahas perkembangan politik daripada dunia sepak bola,” begitulah ungkapnya di tengah perbincangan kami.
Saya yang sedang menjalani kuliah pada semester akhir jurusan hukum tata negara merasa senang sebab masih banyak pemuda seperti sepupu saya tersebut yang peduli terhadap politik. Tentu, keingintahuan dan ketertarikan tersebut perlu diapresiasi dengan mengajaknya berdiskusi santai agar bisa menjaga hasrat pengetahuannya dalam dunia politik. Perbincangan itu terus berlanjut dan intens dengan tambahan hidangan macam opor ayam dan bakso yang telah disiapkan oleh para sesepuh kami.
ADVERTISEMENT
Melalui hidangan opor ayam, gule daging hingga bakso. Kami kembali dekat dan bahkan semakin dekat sebab banyak cerita yang perlu didudukan dan didengarkan. Semoga kita dapat berkumpul lagi pada lebaran tahun depan. Met lebaran semuanya.