Tahun 2024: Masa Kerja dan Musim Kawin Angkatan 2020 Dimulai

Muhammad Rifqi Musyaffa
Mahasiswa kedokteran Universitas Palangka Raya
Konten dari Pengguna
9 Juni 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rifqi Musyaffa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Tahun 2024 adalah tahun yang spesial, tahun perubahan, tahun politik, adanya pemilu 2024 dan tahun quarter life bagi sebagian besar angkatan 2020 akan benar-benar dimulai.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini merupakan hasil perenungan seorang pria yang lulus SMA pada tahun 2020 yang saat ini sedang menempuh kuliah kedokteran, tetapi terlambat 1 tahun sehingga baru masuk kuliah kedokteran pada tahun 2021, ditambah akan mengikuti kegiatan MBKM study abroad ke Selandia Baru selama 1 semester, dan akan terlambat 1 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana.
Menurutku orang-orang yang tidak pernah menjadi siswa sekolah akselerasi dan akhirnya lulus SMA pada tahun 2020 merupakan orang-orang teruji dan beruntung. Bukan tanpa alasan, mereka berkali-kali menjadi bahan percobaan sistem pendidikan yang baru.
Misalnya pada masa Sekolah Dasar. Angkatan inilah yang pertama kali merasakan ketiadaan Ujian Nasional karena diubah menjadi Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang memiliki cukup perbedaan yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Dilanjut pada masa SMP, setelah sekian lama kurikulum KTSP digunakan, untuk pertama kalinya Kurikulum 2013 dijalankan ketika mereka berada di kelas 7 sehingga kakak kelas tidak bisa lagi menjadi sumber informasi untuk membantu proses pembelajaran di kelas 7.
Alhasil, mereka dituntut untuk belajar mandiri dan belajar untuk berdiri di atas kaki sendiri. Perbedaan dari KTSP dan Kurikulum 2013 juga cukup signifikan, mulai dari dikenalnya student centered learning, adanya mata pelajaran baru, cara belajar yang berubah drastis dari proses pembelajaran di satuan pendidikan sebelumnya, dan diwajibkannya pramuka sebagai ekskul wajib.
Kemudian pada masa SMA, bagi sebagian besar sekolah di kota besar ataupun di sebagian wilayah Indonesia mungkin sudah melaksanakan sistem sekolah fullday atau sistem sekolah lima hari, di mana pada Sabtu dan Minggu libur. Namun, terkhusus sebagian besar SMA di Jawa Barat baru mengadakan sistem tersebut pada saat para siswa angkatan 2020 berada pada bangku kelas 10.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya mereka kesulitan beradaptasi karena pembelajaran dilakukan dari pukul 7 pagi sampai dengan pukul 4 sore, bahkan bisa lebih. Namun, pada akhirnya mereka bisa beradaptasi dan menikmati sistem sekolah dengan libur 2 hari pada Sabtu dan Minggu.
Masih di masa SMA, semula mereka mengira dunia SMA akan baik-baik saja selama tiga tahun penuh dari mulai kelas 10 sampai dengan kelas 12. Akan tetapi, kemudian perkiraan tersebut harus dihancurkan dengan adanya pandemi Covid-19. Secara bersih, mereka hanya menikmati masa-masa SMA hanya sampai pekan kedua bulan Maret 2020.
Pada awalnya, mereka bahagia karena mereka mendapatkan libur selama dua pekan dari mulai pada tanggal 16 Maret sampai dengan 30 Maret 2020. Namun, ternyata pandemi terus berlangsung dan semakin banyak orang yang menjadi korban, ditambah muncul varian-varian baru dari Covid.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai di sana, pandemi juga membuat rencana-rencana seremonial perpisahan angkatan 2020 hancur. Semula mereka berencana akan mengakhiri kebersamaan masa SMA dengan kegiatan yang penuh suka cita, tetapi karena pandemi hal itu batal dilakukan.
Selain itu, proses seleksi masuk perguruan tinggi pun terus diundur tanpa ada kepastian sampai akhirnya mundur selama hampir tiga bulan. Pengalaman tersebut menjadi lengkap dengan banyaknya perubahan sistem seleksi dari tahun sebelumnya, baik itu jalur SBMPTN maupun jalur mandiri.
Mungkin saja juga karena pandemi mereka banyak mengalami kerugian material karena pembelajaran di bimbel-bimbel yang sudah mereka bayar untuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi harus dihentikan.
Masuk masa perkuliahan, setelah mereka harus dikecewakan oleh pandemi karena gagal dilaksanakannya seremonial-seremonial perpisahan yang berkesan. Mereka juga harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru apalagi kalo bukan sistem pembelajaran daring.
ADVERTISEMENT
Setahun penuh nampaknya para angkatan 2020 melakukan pembelajaran daring yang penuh dengan cobaan, mulai dari jaringan internet yang masih cukup mahal, sampai dengan device yang dimiliki kadang tidak kompatibel dengan software terbaru yang digunakan untuk perkuliahan.
Setelah pandemi mulai mereda, muncullah varian baru dari sistem pembelajaran yaitu sistem hybrid yang mencampurkan pembelajaran daring dan luring. Namun, sadarkah kalian bahwa pembelajaran hybrid justru jauh lebih banyak mengeluarkan anggaran?
Mengapa demikian? Hal itu terutama bisa terjadi bagi mahasiswa yang berasal dari tempat yang jauh dari kampus. Perkuliahan luring, mungkin, hanya membutuhkan anggaran untuk kos, kebutuhan harian dan ongkos pergi ke kampus saja.
Akan tetapi, perkuliahan hybrid akan membutuhkan anggaran untuk kebutuhan perkuliahan luring ditambah dengan anggaran untuk perkuliahan daring seperti untuk internet atau Wifi, device yang bagus, mungkin juga membutuhkan kamera eksternal, mikrofon eksternal, kacamata anti radiasi dan masih banyak lagi.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Setelah melewati drama masa pendidikan yang memorable. Tidak terasa tahun ini, 2023, angkatan 2020 yang menempuh pendidikan Diploma 3 akan melakukan wisuda dan akan mulai benar-benar memasuki masa kehidupan yang sesungguhnya. Setahun lagi, 2024, angkatan 2020 yang menempuh pendidikan Diploma 4 dan sarjana juga akan lulus dan menamatkan proses pendidikannya.
ADVERTISEMENT
Maka tahun 2024, mungkin, adalah tahun pertama bagi sebagian besar angkatan 2020 untuk mulai benar-benar menghadapi masa dewasa. Mereka akan mulai bergulat dengan karier, melanjutkan pendidikan dan pernikahan.
Meskipun demikian, kisah berbeda akan dialami oleh angkatan 2020 yang berkuliah di bidang kesehatan yang notabenenya membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk benar-benar bisa bekerja. Dan kisah berbeda itu jugalah yang mungkin akan aku alami.
Mungkin pada tahun 2024, aku akan mulai melihat teman-teman SMA-ku meraih mimpinya, mendapatkan pekerjaan impian, menikahi pasangan idamannya dan mulai mengumpulkan pundi-pundi kesuksesan lebih awal dibanding aku yang seorang mahasiswa kedokteran yang baru akan benar-benar lepas dari predikat beban orang tua pada tahun 2027.
Entahlah, mungkin saat ini aku sedang berada dalam fase quarter life crisis sehingga muncul banyak pikiran tentang masa depan. Perasaan penuh cemas, bahagia, semangat, sedih, dan ambisi bercampur aduk.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimanapun jadinya dunia di masa yang akan datang semoga mimpi dan cita-cita kita semua bisa tercapai dengan disertai ridho ilahi. Dan semoga ada angkatan 2020 yang kelak akan menjadi pemimpin negeri ini.