Konten dari Pengguna

Melawan Permasalahan Sampah Makanan bersama Komunitas EcoEnzyme Beautiful Malang

Muhammad Zair Baitil Atiq
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang
27 November 2024 11:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Zair Baitil Atiq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa HI UMM Bersama Ibu Gung yang merupakan aktivis lingkungan sekaligus founder dari komunitas EcoEnzyme Beutiful Malang. Foto: Muhammad Zair Baitil Atiq/Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa HI UMM Bersama Ibu Gung yang merupakan aktivis lingkungan sekaligus founder dari komunitas EcoEnzyme Beutiful Malang. Foto: Muhammad Zair Baitil Atiq/Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Permasalahan perubahan iklim telah menjadi concern masyarakat global pada saat ini. Suhu bumi yang terus mengalami peningkatan setiap harinya telah menjadi ancaman nyata bagi kehidupan manusia. Salah satu indikator yang mengakselerasi pemanasan ini adalah permasalahan sampah yang tidak terkelola baik terutama sampah makanan (Food Waste). Sampah makanan yang tidak di memiliki dampak yang sangat destruktif terhadap lingkungan dan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Emisi gas yang dihasilkan oleh sampah makanan adalah gas metana yang memiliki potensi bahaya 25 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida terhadap pemanasan global. Menurut data dari World Resources Institute (WRI), emisi gas rumah kaca (GRK) dari sampah makanan menyumbang 8% dari emisi global. Di Indonesia sendiri peramalahan sampah makanan di Indonesia cukup memprihatinkan. Hal ini dibuktikan pada tahun 2019 Indonesia merupakan negara penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Pada tahun 2023 komposisi sampah sisa makanan di kota Malang mencapai angka 54.39% dari total keseluruhan jenis sampah. Hal ini membuktikan bahwa permasalahan sampah sisa makanan di Kota Malang masih menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi karena dampaknya dapat sangat buruk bagi perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari urgensi permasalahan tersebut Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2022 yang tergabung dalam Kelompok Gerakan Sosial beranggotakan Muhammad Zair Baitil Atiq, Nikkita Angelina W, Yezzy Dhea Ravica, ⁠Rahmatya Danah Pragita, ⁠Dinda Dwi Nurhidayah, Firnanda Putri W, Aulia Nabila Gladis D, dan ⁠Mira Sapriyawati yang dibimbing langsung oleh bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si sebagai dosen pembimbing berinisiasi untuk melakukan kolaborasi dengan Komunitas Ecoenzyme Beautiful Malang dalam melakukan edukasi kepada masyarakat luas terkait bagaimana merubah sampah makanan menjadi cairan eco enzyme yang memiliki banyak manfaat.
Larutan Eco-Enzyme mengandung banyak jenis enzim alami yang berasal dari buah dan sayuran, serta yang dihasilkan oleh mikroba. Pembuatan Eco Enzym ini sangat mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Bahan yang digunakan hanya diperlukan 3 bahan yaitu sampah makanan, molase dan air dengan rasio 3:1:10. Setelah bahan di gabungkan dapat disimpan dan ditutup rapat di dalam galon lalu melewati proses fermentasi selama 3 Bulan. Cairan ini memiliki beberapa manfaat sepertti pada bidang kesehatan, pertanian, dan perbaikan kualitas lingkungan.
ADVERTISEMENT
Pada tahap pertama proyek sosial ini, kami bersama komunitas Ecoenzyme Beautiful Malang melaksanakan workshop edukasi eco enzyme di Batalyon Artileri Medan 1 Singosari dan Politeknik Angkatan Darat Kota Batu. Workshop ini tidak hanya berfokus pada edukasi terkait dengan penjelasan ecoenzyme dan manfaatnya, namun turut disertai dengan praktek pembuatan eco enzyme yang akan dilakukan oleh para peserta workshop. Akan ada pemantauan dan visitasi secara berkala selama proses fermentasi eco enzyme hingga waktu panen sehingga dapat dimanfaatkan oleh para TNI.
Selain itu, kami juga melakukan penuangan eco enzyme di beberapa titik sungai tercemar di kota batu yang juga mengalir hingga ke kota Malang berkolaborasi dengan mahasiswa Poltekad. Penuangan ini dilakukan secara berkala hingga tanggal 29 November 2024 untuk mengurangi pencemaran sungai yang disebabkan oleh industri tahu dan peternakan di Kota Batu. Larutan yang terkandung di dalam eco enzyme dapat membantu untuk mengurangi bau tidak sedap dari limbah yang dihasilkan dan membuat kualitas air menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Desember nantinya, kami bersama komunitas Eco Enzyme Beautiful Malang akan melakukan workshop pembuatan eco enzyme dengan mendundang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang hingga mengajarkan mereka bagaimana cara membuat berbagai produk turunan seperti sabun dan bantalan ampas dari eco enzyme. Diharapkan kegiatan ini nantinya dapat membangun kesadaran para mahasiswa bahwa sampah makanan (food waste) juga dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat bahkan memiliki nilai ekonomis.
Dalam ranah sosial media, kami juga turut menggencarkan edukasi eco enzyme melalui platform seperti instagram dan juga tik tok dengan membuat berbagai konten edukasi dan dokumentasi kegiatan workshop. Dengan hadirnya sosial media komunitas Ecoenzyme Beautiful Malang ini, diharapkan mampu memperluas jangkauan edukasi terkait dengan eco enzyme bukan hanya pada masyarakat Malang saja namun juga seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT