Konten dari Pengguna

Berteman dengan Sepi

Namira Afifah Diyana
Korean studies graduates. Currently working in collaboration team of kumparan.
28 Agustus 2021 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Namira Afifah Diyana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Keenan Constance at Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Keenan Constance at Unsplash.
ADVERTISEMENT
Ari Staprans Leff berbaring di rumput hijau, sendirian. Persis seperti judul lagunya, Modern Loneliness, begitulah tayangan hampir seluruh video musik penyanyi bernama panggung Lauv itu. Puncaknya adalah ketika kamera bergerak mundur memperlihatkan ternyata kesendirian itu bukan cuma dideranya: Juga didera orang-orang lain.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang mungkin ingin menghindari kesendirian tapi justru pandemi memaksanya hidup dalam kesendirian. Tak semua akan menjadi buruk, contohnya aku. Aku malah bertemu kenyamanan dalam kesepian. Tak harus repot memulai pembicaraan, tak repot memikirkan apa yang orang lain pikirkan, tak perlu juga takut kehilangan.
Barangkali, tumbuh dengan orang tua pekerja dan keluarga yang terpecah membuatku terbiasa dengan kesendirian sejak kecil. Suram kala itu menjadi kekuatan saat ini.
Satu-satunya teman dalam kesendirian itu adalah diri sendiri, maka jadikanlah kesendirian sebagai momen berharga untuk lebih mengenali-nya. Tanyakan pada-nya: "Bagaimana perasaanmu saat ini?"
ADVERTISEMENT
Berkontemplasilah.
Atur emosi untuk berdamai pada masa lalu. Mengistirahatkan jiwa dan menyiapkan raga sebelum kembali pada kehidupan hustle yang melelahkan.
Bukan berarti aku mengisolasi diri sendiri, tidak. Aku bisa saja menerima ajakan nongkrong atau vidcall dari teman. Tapi tak ada salahnya aku memilih kesendirian.
Bisa jadi, sepi ini adalah zona nyaman. Tapi bertemu sepi juga bisa jadi sebuah pilihan.