Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Keseringan Ngopi Bikin Otak Kita Terganggu?
18 Desember 2020 20:29 WIB
Tulisan dari Natasya Kathalina Riadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui, zaman sekarang ini sedang marak-maraknya kafe yang menjadi tempat tongkrongan para anak muda. Tentunya di kafe-kafe tersebut menjual berbagai macam minuman dari yang mengandung kopi hingga yang tidak mengandung kopi. Dengan munculnya banyak kafe di kota-kota di Indonesia, tentunya menjadikan kopi sebagai minuman yang cukup digemari banyak orang. Walaupun saat ini sedang pandemi, hal tersebut tidak menghalangi orang-orang untuk membeli kopi karena sudah ada ojek online yang bisa melayani pesan antar makanan ataupun minuman. Justru dengan adanya pandemi ini, banyak kafe-kafe yang menawarkan diskon untuk kopi-kopinya, bahkan banyak yang menyediakan kopi dalam kemasan 1 liter. Tidak menutup kemungkinan, banyak orang yang menstok kopi berliter-liter di dalam kulkas apa lagi saat pandemi dimana kegiatan semua dilakukan di rumah sehingga memerlukan banyak camilan dan minuman. Bahkan orang-orang tidak hanya membeli sekali, namun hari-hari esoknya mereka akan membeli lagi.
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang kopi, lebih baik mengetahui kandungan apa yang terdapat di dalam kopi. Secangkir kopi mendandung air (H2O), 2-Ethyphenol, Quinic acid, Dimenthyl disulfide, Acetylmethylcarbinot Zat, Trigonelline, 3,5 Dicaffeoylquinic, dan tentunya zat utama dalam kopi yaitu kafein. Zat yang menghasilkan aroma pada kopi adalah 2-ethyphenol, sedangkan yang memberi rasa asam adalah quinic acid. Dimethyl disulfide terkandung pada biji kopi yang masih mentah. Acetylmethylcarbinol Zat adalah zat yang memberikan rasa gurih. Selanjutnya Trigonelline merupakan zat yang memunculkan rasa manis. Lalu, 3,5 Dicaffeoylquinic merupakan zat yang berperan sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Yang terakhir, salah satu kandungan zat kimia yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kandungan kafein pada kopi memiliki efek adiktif yang membuat beberapa orang kecanduan. Kafein biasanya digunakan untuk menenangkan, maupun mengurangi kelelahan fisik, dan juga mengembalikan kewaspadaan mental saat melemah dan mengantuk (Winata, 2016). Sebelum itu, kafein sendiri merupakan senyawa alkaloida turunan xantine dan berwujud kristal putih (Winata, 2016). Saat kafein masuk ke dalam tubuh, ia akan menghambat pelepasan hormon adenosin yang memiliki fungsi relaksasi. Lalu, kafein masuk ke reseptor adenosin dan menjadi reseptor adenosin antagonis. Setelah itu, adenosin antagonis masuk ke saraf simpatis yang terdapat dopamin, menyebabkan denyut jantung, tekanan darah, dan kewaspadaan meningkat menjadi aditif dengan kafein (Kadita, 2017).
ADVERTISEMENT
Menurut National Sleep Foundation pada tahun 2006, terdapat sekitar 75-98% remaja yang mengonsumsi kurang lebih satu minuman berkafein dalam sehari, dan 31% lebih dari dua minuman dalam satu hari. Para siswa ataupun mahasiswa terkadang memanfaatkan kopi sebagai penahan rasa kantuk saat sedang mengerjakan deadline tugas. Konsentrasi kafein akan bekerja dengan maksimal setelah 6 jam dikonsumsi dan efek puncak dari kafein adalah selama 14-45 menit setelah dikonsumsi. Siswa ataupun mahasiswa yang minum kopi untuk menahan ngantuk saat mengerjakan tugas, kemungkinan meminumnya saat sore ataupun malam hari. Hal tersebut dapat mengganggu lama tidur mereka. Selain itu, konsumsi kafein juga dapat berdampak negatif pada pola tidur dan menyebabkan rasa kantuk di siang hari (Glade, 2010).
ADVERTISEMENT
Sebelum itu, tidur sendiri merupakan proses membentuk sel baru, memperbaiki sel tubuh yang rusak, menjaga keseimbangan metabolisme, dan biokimia tubuh (Mariyana, 2018). Tidur yang cukup sangat diperlukan bagi setiap orang agar pembentukan sel dapat berfungsi secara optimal dan status kesehatan dapat dipertahankan. Selain itu, fungsi utama dari tidur adalah memulihkan sistem saraf setelah seharian digunakan. Menurut the world book encyclopedia, tidur dapat memulihkan energi kepada tubuh, khususnya kepada otak dan sistem saraf. Tidur terlibat dalam memperkuat ingatan baru dan menyesuaikannya dengan apa yang kita ketahui. Selain itu, tidur berfungsi untuk mengubah serta memperbarui ingatan lama berdasarkan apa yang baru saja kita pelajari. Saat tidur otak memilah informasi antara mana yang penting untuk disimpan dan yang mana yang kurang penting untuk dapat dihapus. Dilihat dari peran tidur dalam ingatan, dapat dikatakan orang yang mengalami kekurangan tidur dapat mengganggu proses pengubahan dan perbaruan ingatan dan pemilahan informasi antara yang penting untuk diingat dan yang harus dihapus. Selain itu, kurang tidur dapat menyebabkan seseorang lebih sulit mengatur perasaan karena saat kurang tidur, lebih banyak aktivitas di amigdala. Amigdala sendiri merupakan bagian otak yang terlibat dalam emosi.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan bahwa kekurangan jam tidur dapat menyebabkan kelelahan, memberi efek buruk terhadap kesehatan, kesulitan belajar dikeesokan harinya karena otak terasa penuh, sulit mengingat informasi yang dipelajari hari sebelumnya, dan menyebabkan lebih reaktif secara emosional terhadap peristiwa yang menyenangkan dan menyebabkan stress terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan. Tidak ada salahnya dengan minum kopi. Kopi sendiri juga memiliki beberapa manfaat seperti, sebagai sumber antioksidan, menghilangkan stres, baik untuk metabolisme tubuh, dan meningkatkan stamina dan performa. Namun, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sama seperti meminum kopi, ada takaran yang perlu diperhatikan. Dalam sehari batas kafein maksimum adalah 150 mg yang dibagi ke dalam 3 dosis (Winata, 2015). Kopi itu sendiri mengandung 50-200 mg kafein. Namun, kebanyakan orang, khususnya remaja tidak hanya meminum kopi sekali, melainkan lebih dari sekali dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Kunci agar para konsumen kopi dapat tetap meminum kopi dan terhindar dari dampak-dampak negatif dari kopi adalah dengan menerapkan parameter dalam mengonsumsi kopi. Memang terkadang minum kopi sekali rasanya kurang cukup dan perlu kopi lagi untuk menahan ngantuk, namun terlalu sering mengonsumsi kopi dalam jangka panjang dapat menyebabkan toleransi sehingga orang yang mengonsumsi kopi tidak merasakan adanya pengaruh terhadap denyut jantung dan tekanan darah dimana hal tersebut yang mempengaruhi seseorang menjadi tidak mengantuk saat minum kopi. Dapat dikatakan, jika terlalu sering mengonsumsi kopi, efek-efek memberi stamina dan menghilangkan ngantuk menjadi tidak mempan. Jadi, ada baiknya kita memberikan batasan pada diri sendiri agar kopi dapat bermanfaat secara optimal, bukan malah membawa dampak buruk.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Nathania, Y. (2017). 9 Manfaat Minum Kopi yang Mujarab, Beruntunglah Jika Menyukainya! IDN Times. https://www.idntimes.com/food/dining-guide/yoshi/manfaat-minum-kopi-yang-mujarab/9
PT. Java Smartindo. (n. d.). Kandungan di dalam Kopi. Java Smartindo. http://www.javasmartindo.co.id/Info-Kesehatan/Kandungan-didalam-Kopi.html
Purdiani, M. (2014). Hubungan Penggunaan Minuman Berkafein Terhadap Pola Tidur Dan Pengaruhnya Pada Tingkah Laku Mahasiswa/I Universitas Surabaya. CALYPTRA, 3(1), 2-4.
Winata, S. D. (2015). Gejala, Diagnosis, dan Tata Laksana pada Pasien Peminum Kafein yang Mengalami Adiksi. Jurnal Kedokteran Meditek, 21(57), 2-3.
Mariyana, R. (2019). Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur Pada Remaja. Jurnal Endiurance, 4(1), 81. http://doi.org/10.22216/jen.v4i1.3589
Kadita, F., & Wijayanti, H. S. (2017). Hubungan Konsumsi Kopi Dan Screen-Time Dengan Lama Tidur Dan Status Gizi Pada Dewasa (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
ADVERTISEMENT