Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Para Fans K-Pop yang Terlilit Utang akibat Jogong
18 April 2017 18:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Jogong atau fenomena memberi hadiah bagi idola memang akan mudah jika fans tersebut punya banyak uang. Tapi apa jadinya jika para fans dengan kemampuan pas-pasan ingin memberi hadiah mewah kepada sang idola?
ADVERTISEMENT
Memberi hadiah mewah memang hal biasa di kalangan fans K-Pop. Sayangnya, beberapa fans jadi ketagihan, dan merasa memiliki tanggung jawab untuk memberi hadiah mahal kepada sang idola.
Ada rasa bangga dan persaingan di antara para fans saat memberikan hadiah mewah kepada artisnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan lingkaran setan yang menjebak fans untuk terus-menerus memanjakan sang idola dengan memberi barang mewah.
Dalam sebuah wawancara dengan Kuki News, seorang fans bernama Lee Hyun Joo (27) menceritakan ia terlilit utang setelah membelikan barang-barang mewah untuk idolanya.
"Aku mengambil pinjaman pribadi. Namun akhirnya harus meminta bantuan orangtuaku karena tidak mampu membayar pinjaman yang jatuh tempo," ujar Hyun Joo.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mengambil pinjaman pribadi, beberapa fans juga rela bekerja paruh waktu di sejumlah tempat agar bisa mendapat uang untuk membelikan idola mereka hadiah.
Psikolog Kwak Geum Joo dari Seoul University mengatakan, fenomena jogong terjadi karena adanya kepuasan tersendiri yang dirasakan fans saat memberi hadiah. Ini juga bentuk dari rasa kasih sayang yang mereka perlihatkan dengan membelikan hadiah.
"Fans merasakan adanya kenikmatan atau kepuasaan saat memberi hadiah kepada idolanya. Mereka mengubah rasa kasih sayang ke dalam bentuk produk, yang akhirnya menimbulkan kompetisi di antara fans itu sendiri. Ini bukan budaya fandom yang sehat sama sekali," ujar Geum Joo.
Kang Min Kyung (31), seorang fans yang juga pernah terjebak dalam fenomena jogong, mulai memberikan hadiah sederhana untuk idolanya, namun tak pernah menduga budaya 'dukungan' dalam bentuk hadiah yang diberikan harus serba-mewah.
ADVERTISEMENT
Fans lain dalam komunitas Min Kyung jadi berharap padanya --yang berusia lebih dewasa-- agar dia bisa memberi donasi lebih saat komunitas mereka ingin memberi hadiah bersama (patungan) untuk sang idola.
"Saat itu idola favorit kami sedang comeback. Fanclub kami kemudian mengumpulkan uang untuk mengirim set makan siang. Karena aku terbilang fans senior, fans lain berharap aku bisa memberi donasi 100 dolar AS untuk menyiapkan makanan itu," ujar Min Kyung.
Tidak cukup dengan 100 dolar, komunitas tersebut kemudian meminta tambahan donasi sebesar 80 dolar AS kepada Min Kyung.
"Ketika seorang penyanyi membuat debut akting dan memulai periode pembacaan naskah drama atau film, kami semua harus memesan kotak makan siang. Dan ini diberikan untuk pemain dan staf. Komunitas lain akan memesan food truck, yang harganya beberapa ratus ribu dolar," tutur Min Kyung.
ADVERTISEMENT
Cerita serupa juga dialami teman Min Kyung yang juga seorang fans. Ia menggunakan kartu kreditnya untuk membayar hadiah mewah untuk ulang tahun idolanya.
Karena tidak dapat melunasi pembayaran kartu kredit, dia akhirnya mengambil pinjaman pribadi dan bekerja di dua tempat untuk melunasi utang itu.
"Temanku mengambil pinjaman 3.000 dolar AS untuk hadiah ulang tahun idolanya dan harus membayar bunga dua kali lipat. Untungnya, dia bisa membayar tepat waktu dengan menjual foto dan video yang ia ambil saat idolanya tampil," ujar Min Kyung.
Beban diberi hadiah mewah juga dirasakan idola dan agensi yang menaunginya. Agensi tidak bisa membiarkan sang idola menerima hadiah berlebihan karena akan merusak image artis dan perusahaan.
ADVERTISEMENT
"Ini menempatkan kami dalam situasi yang tidak nyaman. Terutama saat fans memberi hadiah berlebihan. Perusahaan akan mengembalikan hadiah yang kami rasa sudah berlebihan. Sebagai penggantinya, kami akan mengarahkan fans untuk melakukan amal," ujar Ahn Hyo Jin, perwakilan dari agensi Cube Entertainment.
Tidak hanya berbentuk barang, para idola juga menerima hadiah berupa uang langsung ke rekening pribadi. Para artis ini kadang memberi 'kode' pada fans mereka.
"Artis tipe ini suka memberi kode pada fans, misal dengan mengatakan 'Ah, sound system di studioku rusak.' Maka belasan fans akan segera menghubungi artis tersebut meminta nomor rekening dan mengirimkan uang," ujar Hyo Jin.
Namun tentu tidak semua fans berpikir memberi hadiah adalah jalan terbaik untuk menunjukkan cinta mereka pada sang idola. Beberapa menganggap membeli album sudah cukup untuk menunjukkan dukungan.
ADVERTISEMENT
"Aku rasa membeli album mereka saja sudah cukup. Beri hadiah hanya jika kamu mampu. Jangan memiskinkan diri sendiri untuk mereka yang sudah kaya," ujar salah satu fans K-Pop.