'Tungguk Tembakau', Ritual Khas Lereng Merbabu

Konten dari Pengguna
7 Agustus 2019 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nikko Ilham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Nikko Ilham
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Nikko Ilham
ADVERTISEMENT
Boyolali - Festival Tungguk Tembakau merupakan awal petanda petani tembakau di Boyolali sudah memulai memasuki musim panen. Ritual bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ini rutin digelar setiap tahunnya sejak puluhan tahun yang lalu. Namun, Festival Tungguk Tembakau dengan konsep modern baru dilakukan 4 tahun lalu dengan tujuan untuk merayakan awal musim panen.
ADVERTISEMENT
2019 menjadi tahun keempat Festival Tungguk Tembakau dengan konsep modern digelar. Dalam pegelarannya, acara ini didukung oleh sebagian besar warga lereng Merapi dan warga sekitar Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali.
Acara Festival Tungguk Tembakau diawali dengan kirab yang membawa gunungan nasi tumpeng, gunungan hasil bumi, dan gunungan tembakau. Kemudian gunungan tersebut dibawa ke makam Gunungsari yang ada di puncak sebuah bukit di lereng Gunung Merbabu. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menaikkan pujian syukur kepada Tuhan. Selain itu, lewat festival ini warga juga diharapkan tetap Nguri-uri budaya Jawa--istilah bagi orang Jawa untuk melestarikan kebudayaan nenek moyang--meskipun sekarang setiap harinya sudah diguyur oleh arus globalisasi.
Gunungan tembakau yang dibawa oleh salah satu peserta kirab Festival Tungguk Tembakau | Foto: Nikko Ilham
Biaya pegelaran Festival Tungguk Tembakau berasal dari hasil patungan orang-orang yang rela berkontribusi dalam acara ini. Setiap tahunnya para panitia akan menyesuaikan waktu yang tepat agar festival ini bisa diikuti banyak orang terutama warga Boyolali sendiri. Alasannya, Festival Tungguk Tembakau bukan hanya sekadar acara kebudayaan, tapi juga spiritual.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini sempat terkikis zaman karena banyak pemuda-pemudi setempat yang mulai mengabaikannya. Kesibukan masing-masing individu serta gempuran arus globalisasi menjadi alasan banyak anak muda yang mulai melupakan Festival Tungguk Tembakau.
Tekad kuat serta pendirian yang teguh menjadi modal utama masyarakat dan tokoh adat kembali mengadakan kegiatan ini. Dengan mengusung konsep terbuka untuk semua kalangan, mereka pun menarik agar anak muda agar ikut turut terlibat dan bergabung dalam festival ini.
Semoga ke depannya masyarakat di lereng gunung Merbabu tidak pernah kehilangan semangat untuk menggelar Festival Tungguk Tembakau. Festival ini bisa disebut sebagai salah satu cara terbaik untuk melestarikan budaya asli Indonesia, khususnya Jawa.