Melawan Keterbatasan Fisik Demi Mimpi Jadi Fotografer

17 Maret 2017 16:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Donasi untuk Ridwan (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Secara fisik, Ridwan (19) boleh memiliki kekurangan, namun jangan remehkan kemampuan dan semangatnya. Keahliannya membuat kamera lubang jarum membuat Ridwan yang mengalami Global Development Delay (GDD) itu mewakili Indonesia di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Ridwan ditunjuk menjadi salah satu instruktur pelatihan dan pembuatan kamera lubang jarum di La Consolacion College di Bacolod Filipina. Ridwan mengajari ratusan pelajar SMA di sekolah tersebut tentang bagaimana membuat kamera lubang jarum, teknik mengambil gambar, hingga proses mencetak foto.
Ridwan dan hasil karya sang murid. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Karya-karya fotografi Ridwan yang dihasilkan melalui kamera lubang jarum juga pernah dipamerkan di Vision Image Festival di MahaArt Denpasar Bali pada tahun 2013. (Baca: 'Aku Ingin Jadi Fotografer')
Ridwan dan peralatan membuat kamera. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Global Developmental Delay (GDD) adalah penundaan dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan perkembangan pada usia seseorang. Ciri khas anak yang mengalami GDD biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah daripada anak seusianya disertai hambatan dalam berkomunikasi yang cukup berarti, keterbatasan kepedulian terhadap diri sendiri, keterbatasan kemampuan dalam pekerjaan, akademik, kesehatan dan keamanan dirinya. Maka tak heran jika dalam usianya yang sudah 19 tahun, Ridwan kini masih duduk di bangku kelas 5 SD.
ADVERTISEMENT
Namun Ridwan mampu membungkam semua stigma negatif itu dengan karya. Kini dia memiliki mimpi besar: menjadi fotografer sungguhan.
Namun karena keterbatasan ekonomi orang tua, harapannya belum terwujud. Oleh karena itu saat ini Ridwan bekerja keras mengumpulkan uang demi membeli kamera yang diidam-idamkannya yakni kamera DSLR Canon 60D. Harga kamera tersebut saat ini sekitar Rp 17 juta.
Setiap harinya, sepulang sekolah dari SD Alam Anak Sholeh, Bekasi, Ridwan bekerja di jasa pencucian motor milik Siaman. Dia juga mengantar galon ke rumah-rumah pelanggan bosnya itu. (Baca juga: Kegigihan Ridwan Demi Mimpi Jadi Fotografer)
Ridwan menandatangani hasil karyanya. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
"Kerja rajin, walaupun kalau steam, kadang kurang bersih," kata Siaman saat diwawancara beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sebulan rata-rata Siaman menggaji Ridwan sekitar Rp 350.000. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ridwan dan ibunya, baru sisanya disimpan untuk membeli kamera idaman.
Ridwan sedang mencuci motor. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Untuk membantu mewujudkan mimpi Ridwan, kumparan (kumparan.com) bersama kitabisa.com sedang menjalankan program donasi 'Kamera untuk Ridwan'. Bantuan untuk Ridwan bisa disalurkan melalui rekening berikut: