Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Suasana Mencekam Saat Korban Diserang Geng Motor di Kemayoran
19 Juni 2017 20:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Abdul Kosim (32 tahun) ingat betul detik-detik ia mencoba menghindar dari mobil Daihatsu Ayla putih yang meluncur kencang ke arahnya. Emosi dan khawatir yang ia rasakan saat itu rupanya menumpulkan kewaspadaannya. Tubuhnya terhantam moncong mobil dan tersungkur di tengah-tengah Jalan Benjamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Kosim sedang dalam masa pemulihan. Ia sempat menjalani beberapa operasi lokal di RSCM akibat luka robek di kedua pelipis, pipi kiri, dan lengan kanannya. Dokter pun memasang gips pada kaki kirinya yang retak.
Dari atas selembar kasur di lantai kamarnya, Kosim kembali menceritakan kesaksiannya mengenai peristiwa penyerangan geng motor yang menewaskan seorang temannya dan hampir membunuhnya pada Minggu (17/6) dini hari itu.
"Sebelum Subuh, kira-kira jam 03.00 WIB lah, saya tiba-tiba dengar ada yang lari sambil teriak minta tolong," kata Kosim ketika kumparan (kumparan.com) mengunjungi rumahnya di Jalan Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, Senin (19/6).
ADVERTISEMENT
"Tolong, Babang meninggal," lanjutnya menirukan teriakan Suherdi, tetangganya. Babang adalah nama sapaan Andrian Dwi Nanda (18), korban meninggal dari peristiwa tersebut. Kosim lekas ke luar dari rumahnya dan menanyakan apa yang terjadi pada Suherdi.
"Katanya Babang dipukuli sama anak geng motor. Pakaiannya dilucuti, diikat ditengah jalan, lalu dilindas mobil," ujar Kosim.
Menurut informasi Suherdi yang saat itu sedang bersama korban, Andrian hanya tidak sengaja bertemu mata dengan kawanan geng motor yang nongkrong di area patung ondel-ondel. "Dia cuma lewat, lalu mungkin ngeliatin lalu dikira lawan. Ini murni salah sasaran," kata Kosim.
Kosim dan beberapa warga lainnya bergegas mendatangi lokasi korban. Namun sebelum sampai lokasi, mereka dihadang oleh segerombolan geng motor. Menurut Kosim, mereka berboncengan di atas motor dan membawa senjata tajam. Kira-kira jumlahnya 15-20 orang.
ADVERTISEMENT
"Mereka teriak 'Sini lo berani kalau mau nyusul temen lo'," kata Kosim menirukan anggota geng motor tersebut. Warga pun segera mempersenjatai diri dengan batu, kayu, dan benda keras apapun yang berada di sekitar mereka.
Tak lama kemudian, seorang anggota geng motor di barisan belakang maju ke depan. Ia membawa pistol. "Sini lo kalau mau gue tembak," kata dia.
Nyali warga tidak menciut. Tawuran pun tak terhindarkan. Menurut Kosim, situasi saat itu mulai kacau. Warga dan geng motor saling menyerang. Massa yang memadati area sekitar patung ondel-ondel Kemayoran pun mulai berhamburan untuk menyelamatkan diri. Polisi jaga yang hanya seorang diri saat itu tidak mampu meredam kericuhan.
Suara tembakan pun terdengar. "Dor!" Polisi pun meginstruksikan warga membubarkan diri. "Tawuran enggak berlangsung lama. Setelah bunyi tembakan itu kami disuruh polisi mundur," kata Kosim.
ADVERTISEMENT
Polisi mulai berdatangan. Maklum, lokasi keributan hanya berjarak 500 meter dari Kantor Polsek Kemayoran. Situasi mulai sepi dan terkendali.
"Saya kira sudah aman, saya maju untuk mengecek korban," kata Kosim. Beberapa langkah setelah itu, ia mendengar teriakan, "Awas mobil, awas!" dari teman-temannya di belakang.
Kejadiannya cepat, kata Kosim. Ia tahu ia jatuh tertabrak. Ia masih dalam kondisi sadar meski pusing yang hebat menyerang kepalanya. "Saya sempet inget mobilnya Ayla putih, saat ditanyai polisi," ujar Kosim.
Ia pun ingat betul mobil itu berhenti setelah menabraknya. Pengemudinya pun sempat mengacungkan senjata dari dalam mobil sebelum kabur ke arah Ancol.
ADVERTISEMENT
Kosim lalu dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan motor. Ia ingat rasanya sakit ketika badannya terayun-ayun di atas motor. Sampai di rumah sakit, lukanya dibersihkan dan diperban sebelum dirujuk ke RSCM.
Kosim dirawat di RSCM selama satu hari satu malam. Selama masa perawatan, ia banyak menerima informasi dari teman-temannya.
"Sebelum kejadian temen-temen saya ngelihat emang mobil itu sempat muter-muter di sini. Tapi bukan anak sini, kita enggak pernah lihat," kata Kosim.
Geng motor ini sempat meneriakkan bahwa mereka berasal dari Priok saat tawuran berlangsung. "Sempat mereka teriakkan nama Priok tapi saya yakin bukan, jual nama aja," lanjutnya.
Saat ini, Kosim hanya berharap polisi segera mengusut tuntas jaringan geng motor yang telah membuat kakinya retak dan merenggut nyawa temannya. Ia juga meminta pengawalan di area patung ondel-ondel dilakukan lebih serius mengingat kejadian serupa pernah terjadi.
ADVERTISEMENT
"Sebulan lalu ada TNI yang tertusuk geng motor juga. Setelah itu area situ jadi sepi padahal banyak orang jualan di situ," kata Kosim.