Pernikahan Sarah dan Ibrahim Terhalang Konflik Saudi-Qatar

14 Juni 2017 14:29 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua wanita melihat gaun pengantin (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Dua wanita melihat gaun pengantin (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sarah tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan pernikahannya dengan Ibrahim pada 27 Juni 2017 bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Tapi sebuah berita pada Senin 5 Juni pagi mengoyak rencana itu.
ADVERTISEMENT
Kabar di pagi hari itu adalah pengumuman bahwa Arab Saudi dan sekutunya memutus hubungan diplomatik dengan Qatar karena menganggap Qatar mendukung kelompok terorisme. [Baca juga: Arab Saudi dan Sekutunya Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar]
Yang menjadi masalah, Sarah yang orang Yaman ini menetap di Saudi sedang Ibrahim adalah warga negara Qatar. Menurut rencana, Ibrahim bermaksud terbang dari negaranya untuk pesta pernikahan yang akan diselenggarakan di Taif, Saudi.
Sementara pemutusan diplomatik itu membuat Saudi memblokade semua jalur udara dan lautnya bagi Qatar. Saudi juga mengusir warga dan diplomat Qatar. Namun Saudi tetap menerima warga Qatar yang bermaksud beribadah umrah. [Baca juga: Saudi Tak Larang Warga Qatar Umrah ke Masjidil Haram]
“Saya mengetahui kabar itu pada pagi hari saya saat saya dibangunkan oleh telepon tunangan saya, yang menyatakan bahwa ada kabar buruk yang akan menghentikan rencana kami,” ujar Sarah yang tinggal di Kota Jeddah kepada Arab News edisi 9 Juni.
Suasana di Doha, Qatar (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Doha, Qatar (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
ADVERTISEMENT
Rencana perkawinan Sarah (20) dan Ibrahim (23) tertunda akibat krisis diplomatik tersebut. Keduanya bersedia ’curhat’ kepada Arab News dengan syarat nama keluarga tidak disebut.
Sarah lahir dan besar di Saudi dan belum pernah ke Yaman sebelumnya. “Arab Saudi adalah negara satu-satunya yang saya kenal dan saya anggap rumah,” ujarnya.
“Saya ingin sekali mengunjungi kampung halaman nenek moyang saya suatu hari, ketika situasi (di Yaman) membaik,” ujarnya.
Yaman, yang dua tahun ini didera perang saudara, bergabung dengan Saudi memutus hubungan dengan Qatar.
“Tunangan saya warga negara Qatar, saya orang Yaman dan tinggal di Arab Saudi. Ini adalah kasus tanpa harapan…ini tertutup dari semua sisi. Saya merasa tidak berdaya,” keluh Sarah.
Warga Qatar sedang menikmati senja (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Qatar sedang menikmati senja (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
ADVERTISEMENT
Ibrahim mengaku langsung menghambur ke kamar orang tuanya begitu dia mendengar pemutusan hubungan diplomatik itu. Dia juga menyesalkan situasi pemerintahannya dengan sesama negara di Teluk, yang akan mempengaruhi kehidupan banyak orang.
“Saya tidak ingin berpikir bahwa ini adalah nasib buruk saya, yang terjadi pada waktu yang spesifik ini, namun saya sangat berharap semuanya menjadi lebih baik secepatnya,” kata Ibrahim.
“Yang sangat menyakitkan kami adalah kami merencanakan akad nikah pada Idul Fitri yang akan datang untuk mendapatkan kegembiraan ganda, tapi sekarang rencana kami sia-sia,” ungkapnya.
Kunjungan Ulang Tahun Juga Batal
Perkawinan ini bukanlah acara satu-satunya yang dibatalkan. Ibrahim dan saudari-saudarinya berencana mengunjungi Saudi pekan depan untuk merayakan ulang tahun lebih awal bagi Sarah pada 24 Juni.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah hari ulang tahunnya yang pertama setelah mereka bertunangan. Pertama kali selalu penting ... kami ingin berada di sana," kata saudara perempuan Ibrahim, Hanaa, yang sudah membeli hadiah untuk Sarah.
"Saya mungkin akan mengirimkannya kepadanya (lewat pos),” katanya.
Suasana di Doha, Qatar (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Doha, Qatar (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
Sementara itu, Ibrahim mengatur kue ulang tahun untuk dikirim ke depan pintu Sarah dengan sebuah catatan cinta. "Saya tidak ingin dia merasakan ketidakhadiran saya di hari penting ini,” ujarnya.
Ditunda Hingga Pemberitahuan Lebih Lanjut
Ibu Sarah mengungkapkan kesedihannya atas nasib pasangan yang tidak menentu itu.
"Meskipun sulit bagi seorang ibu untuk menikahkan putrinya sendiri karena tahu bahwa dia akan pindah ke negara lain ... namun seperti ibu mana pun, saya selalu memimpikan hari ini (pernikahan-red)," kata Fatimah (42).
ADVERTISEMENT
“Rencana keluarga dihentikan sekarang ‘sampai pemberitahuan lebih lanjut’,” tambah Fatimah.
Meskipun kehidupan pasangan tersebut sudah dimulai dengan sebuah rintangan dan keduanya sadar bahwa keadaan saat ini dapat menyebabkan masa depan yang tidak menjanjikan, Sarah dan Ibrahim bersedia menanggung risiko.
"Cepat atau lambat, semuanya akan baik-baik saja," kata Sarah optimistis.
"Saya tidak ingin terdengar terlalu romantis, tapi kami akan memberitahu anak-anak kami betapa sulitnya menyelamatkan pernikahan ini," tambahnya sambil tertawa.