Konten dari Pengguna

Labuh Saji: Tradisi Nelayan Palabuhanratu yang Penuh Makna dan Rasa Syukur

Mutia Rahmaiza
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi di Universitas Pamulang sejak 2024
23 April 2025 13:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutia Rahmaiza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh Mutia Rahmaiza
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FIKOM Universitas Pamulang
Suasana upacara adat Labuh Saji. (Gambar: AI)
Palabuhanratu, kota pesisir di selatan Sukabumi, Jawa Barat, punya cara unik untuk merayakan profesi nelayan: sebuah tradisi adat bernama Labuh Saji.
ADVERTISEMENT
Bukan sekadar seremoni, Labuh Saji adalah simbol cinta warga Palabuhanratu pada laut sekaligus bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah.
Perayaan Tahunan yang Dinanti
Setiap tahun, masyarakat Palabuhanratu menggelar Hari Nelayan sebagai pesta rakyat. Tradisi ini dirayakan dengan upacara adat, festival budaya, pasar malam, dan berbagai lomba menarik.
Uniknya, sejak 2023, acara ini masuk agenda nasional Kharisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Harapannya, makin banyak wisatawan datang dan mengenal budaya lokal.
Penghanyutan sesaji di tengah laut. (Foto: Ilham Nugraha)
Makna di Balik Labuh Saji
Labuh Saji jadi acara puncak Hari Nelayan. Nama "Labuh Saji" berasal dari bahasa Sunda:
Sesaji berupa hasil bumi dan kepala kerbau akan dihanyutkan ke laut di titik Lalawangan, sebagai bentuk persembahan untuk makhluk laut, termasuk sosok mitologi Nyi Roro Kidul.
ADVERTISEMENT
Tapi bukan soal klenik—ritual ini juga jadi cara warga mengekspresikan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki dari laut.
Putri Nelayan dan Raja: Simbol Cerita Rakyat
Labuh Saji juga melibatkan sepasang tokoh: Putri Nelayan dan Raja, yang melambangkan legenda Putri Mayang Sagara dan ayahnya, Raden Kumbang Bagus Setra.
Setiap tahun, dipilih satu pelajar perempuan untuk memerankan Putri Nelayan melalui audisi terbuka. Sementara tokoh Raja ditunjuk langsung oleh panitia, biasanya laki-laki dewasa berbadan tegap.
Elsa Nuryani (2023) dan Nisrina Nuriva Andini (2024), keduanya pelajar SMA Mutiara Terpadu, jadi wajah tradisi tersebut dalam dua tahun terakhir.
Parade, Ritual Laut, dan Hiburan Rakyat
Perayaan dimulai dari parade arak-arakan kereta kencana dari alun-alun menuju dermaga. Ada iringan Lengser, drumband, cosplay laut, dan atraksi budaya lainnya.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di dermaga, Putri dan Raja akan berdialog simbolik sebelum naik perahu menuju tengah laut dan melaksanakan prosesi Labuh Saji. Masyarakat umum juga bisa ikut naik perahu untuk menyaksikan ritual secara langsung.
Selain itu, ada banyak perlombaan seperti:
Tidak ketinggalan, hiburan rakyat seperti wayang golek, bobodoran, konser musik, hingga pertunjukan marawis makin menyemarakkan acara.
Menuju Hari Nelayan ke-65
Tahun 2025 akan menjadi perayaan Hari Nelayan ke-65. Nandang, Kepala Desa Jayanti, telah ditunjuk sebagai Ketua Panitia sejak 22 September 2024. Persiapan pun sudah dimulai untuk menyambut acara besar ini.
Hari Nelayan bukan hanya soal tradisi. Ini adalah bentuk nyata kecintaan masyarakat Palabuhanratu terhadap laut, budaya, dan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Kamu tertarik buat ikut? Catat agendanya, dan jangan sampai kelewatan!