Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ampun Bang Jago… Pandemi Kian Meninggi, Bahkan Ada Varian Baru Virus Corona
27 Desember 2020 15:09 WIB
Tulisan dari Siti Kholasoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jangan ngaku menjadi jagoan kalau masih lalai dalam menerapkan protokol kesehatan. Terlebih, karena merasa sehat sehingga tidak menggunakan masker. Padahal, menggunakan masker dengan benar dapat menahan droplet yang tak sengaja keluar dan tidak menyebar saat sedang berbicara, bersin, atau batuk.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak juga harus benar-benar dilakukan, bahkan menjadi sebuah kewajiban. Karena perubahan perilaku menjadi cara untuk mengurangi risiko penularan virus Corona atau Covid-19. Apalagi jumlah kasus positif Covid -19 kian meninggi.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 pada Sabtu (26/12/2020) bertambah 6.740 kasus. Sehingga total positif kasus corona di Indonesia sebanyak 706.837 kasus. Sebelumnya, pada Jumat (25/12/2020) tercatat jumlah kasus positif sebanyak 700.097.
Bahkan, belakangan ini, diketahui bahwa ada varian baru virus Corona dari Inggris yang telah menyebar ke sejumlah negara. Jenis varian baru ini diberi nama SARS-CoV-2 'VUI - 202012/01'. Varian baru virus ini, diduga lebih mudah menular (transmissible), tetapi belum ada bukti yang cukup menyebabkan penyakit yang lebih parah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sudah sepantasnya hal tersebut menjadi alarm atau tanda bahaya bagi kita semua, mulai dari pemerintah hingga masyarakat untuk semakin gencar dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan kapanpun ,dimanapun dan dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Varian Baru Virus Covid-19
Varian baru yang dikenal dengan dengan nama VUI 202012/01 (Variant Under Investigation, tahun 2020, bulan 12, varian 01) pertama kali ditemukan di Inggris. Sejak temuan tersebut, sejumlah negara pun turut melaporkan adanya temuan varian baru virus corona yang muncul di negaranya. Ada sekitar delapan Negara, yaitu Irlandia Utara, Isreal, Singapura, Denmark, Belanda, Australia, Italia, Gibraltar, dan diduga juga muncul di Perancis, serta Afrika Selatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memastikan bahwa virus corona jenis baru tersebut tidak lebih berbahaya atau mematikan daripada jenis yang umum ditemukan. Seperti yang dikutip dalam artikel yang tayang di https://www.kompas.com dengan judul "Simak, Ini 7 Gejala Terkait dengan Varian Baru Virus Corona", menuliskan gejala Covid-19 yang kerap dialami pasien saat terinfeksi virus corona jenis baru, yang dilansir dari Times of India, ditulis pada Sabtu (26/12/2020) National Health Service (NHS).
ADVERTISEMENT
Selain gejala umum Covid-19 seperti demam, batuk kering, dan hilangnya indra penciuman dan perasa, ada 7 gejala lain yang dikaitkan dengan varian baru corona. Ketujuh gejala tersebut adalah kelelahan, kehilangan selera makan, sakit kepala, diare, kebingungan, nyeri otot, dan ruam kulit.
Untuk itu, masyarakat harus lebih waspada dalam menyikapi adanya varian baru virus tersebut. Namun, tidak perlu disikapi dengan kekhawatiran berlebihan, yang nantinya malah akan berdampak pada imunitas tubuh. Sikapi dengan selalu disiplin menerapkan 3M, menjalankan pola hidup bersih dan sehat, serta membatasi keluar luar atau bepergian bila memang tidak terlalu penting dan mendesak. Hal tersebut guna meminimalisir resiko tinggi terinfeksi COVID-19.
Perketat Disiplin 3M dan 3T
Adanya Varian baru virus Corona yang ditemukan di beberapa negara, pastinya menimbulkan kepanikan warga dunia, apalagi disebut lebih cepat menular. Bahkan, tak sedikit negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, yang mulai memperketat kedatangan pendatang dari sejumlah negara yang telah melaporkan kasus pertama virus baru tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel berjudul ‘Belum Ditemukan, Ini Dampaknya Jika Varian Baru Corona Masuk Indonesia’, yang dimuat https://health.detik.com/, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Prof Bambang Brodjonegoro, PhD, meyakini bahwa hingga saat ini varian baru corona tersebut belum masuk ke Indonesia.
“Saat ini kalau kita simpulkan belum ada bukti yang menunjukkan varian ini sudah ada di Indonesia atau sudah menyebar di Indonesia, ini belum ada bukti," kata Prof Bambang dalam konferensi pers Kamis (24/12/2020).
Meski begitu, Prof Bambang meminta agar kita lebih waspada terhadap varian baru Corona tersebut. Pasalnya, jika sampai masuk ke Indonesia, dikhawatirkan peningkatan kasus positif Covid-19 akan semakin tinggi. Apalagi saat ini dikabarkan banyak rumah sakit yang kapasitasnya sudah hampir penuh. "Kita harus menjaga agar varian ini tidak sampai membuat keadaan menjadi lebih berat," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kita harus terus waspada dan jangan sampai lengah. Jangan sampai akhir tahun, menjadi ajang lemburnya virus Covid-19. Di masa pandemi ini, kita harus terus beradaptasi dan membiasakan diri dengan banyak hal, termasuk dengan disiplin protokol kesehatan dan anjuran untuk gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
Mari kita terus perketat dan tegakkan disiplin protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan pakai sabun). Jadikan 3M menjadi sebuah kewajiban dan gaya hidup di masa pandemi sehingga kita bisa mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid-19.
Tak hanya 3M, kita juga harus mendukung upaya 3T, untuk mengendalikan risiko Covid-19 agar terhindar dari penularan virus. Yang dimaksud 3T adalah pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Penerapan 3T sama pentingnya dengan penerapan perilaku 3M. Namun, dalam praktiknya masih harus ditingkatkan lagi. Begitu juga dengan pemahaman kepada masyarakat, harus terus diingatkan sehingga bersama-sama bisa melawan covid-19.
ADVERTISEMENT