Konten Media Partner

4 Kalurahan di Bantul Diakui UNESCO sebagai Kelompok Masyarakat Siaga Tsunami

14 November 2024 9:35 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan sertifikat masyarakat Siaga Tsunami. Foto: Pemkab Bantul
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan sertifikat masyarakat Siaga Tsunami. Foto: Pemkab Bantul
ADVERTISEMENT
Sebanyak empat kalurahan di Bantul, yaitu Parangtritis, Tirtohargo, Gadingsari, dan Poncosari, kini diakui UNESCO sebagai kelompok masyarakat Siaga Tsunami.
ADVERTISEMENT
Pengakuan ini disampaikan melalui sertifikat yang diterima pada Selasa (12/11) dalam acara 2nd Global Tsunami Symposium yang diadakan oleh BMKG di Aceh.
Selain keempat kalurahan di Bantul, ada delapan desa lain di Indonesia yang juga mendapatkan pengakuan serupa dari UNESCO setelah mengikuti program Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG).
“Dari SLG kami juga memproses pengakuan komunitas Tsunami Ready. Dan yang ingin kami sampaikan adalah kami pikir banyak negara yang bisa menerapkan Tsunami Ready,” ujar Suci Dewi Anugerah, Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Wilayah Samudera Hindia-Pasifik BMKG, Selasa (12/11).
Dengan penambahan ini, total terdapat 22 desa di Indonesia yang telah diakui sebagai masyarakat Siaga Tsunami oleh UNESCO.
Menurut situs resmi UNESCO, ada 12 indikator yang harus dipenuhi desa untuk meraih predikat ini, di antaranya: peta zona rawan tsunami, rencana tanggap darurat masyarakat terhadap tsunami, serta sarana yang dapat diandalkan untuk menerima dan menyebarluaskan peringatan tsunami resmi selama 24 jam.
ADVERTISEMENT