Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Aldi Satya Mahendra: Dari Bantul Menjadi Juara Dunia Balap
6 November 2024 18:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Aldi Satya Mahendra, pemuda asal Pajangan, Bantul, berhasil mencatat sejarah sebagai pembalap muda Indonesia yang meraih gelar juara dunia di ajang World Supersport 300 (WorldSSP300). Di usianya yang baru 18 tahun, Aldi menjadi pembalap pertama dari Indonesia dan Asia yang menjuarai kejuaraan dunia ini bersama tim BrCorse Yamaha, pada musim debutnya sebagai pemula.
ADVERTISEMENT
Ajang World Supersport 300 merupakan bagian dari Kejuaraan Dunia Superbike (WorldSBK), yang dirancang untuk motor sport ringan dengan kapasitas mesin 300 hingga 400 cc. Aldi berlaga menggunakan Yamaha YZF-R3 dengan mesin 321 cc, motor yang hampir identik dengan model yang dijual di pasaran. Debutnya di WorldSSP300 dimulai pada Maret 2024 di Barcelona bersama tim BrCorse Yamaha.
Aldi mengaku bahwa kemenangan ini adalah kejutan besar, terutama karena dia awalnya tidak menargetkan gelar apapun di musim pertamanya.
“Waktu kemarin saya jadi juara itu juga saya ngerasa kayak, saya jadi juara itu bonus bagi saya. Karena ya, pada awalnya saya juga datang ke situ memang belum ada target buat apa-apa dan juga saya kan pendatang baru di sana. Alhamdulillah bisa menjadi juara,” ujar Aldi saat ditemui di Restoran Jiwa Jawi, Sabtu (2/11).
ADVERTISEMENT
Dibesarkan dalam keluarga pembalap, Aldi sudah mengenal dunia balap sejak usia enam tahun. Ayahnya, Dicky Hestu, dan kakaknya, Galang Hendra Pratama, juga pembalap profesional. Meski Yogyakarta tidak memiliki sirkuit balap, Aldi berlatih di halaman Stadion Mandala Krida, yang jauh dari fasilitas ideal. Namun, keterbatasan tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Aldi menilai keberanian dan kegigihan sebagai kekuatan yang membedakan dirinya dari pembalap luar negeri, yang menurutnya cenderung lebih hati-hati.
“Anak Indonesia itu lebih berani ambil tindakan. Di luar negeri, mereka mikir dulu panjang lebar sebelum bertindak. Tapi kita kadang ya, nekat aja,” ungkapnya.
Pencapaian sebagai juara dunia ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan bagi Aldi, terutama mengingat dirinya sempat merasa kurang percaya diri di awal kompetisi.
ADVERTISEMENT
“Antara senang dan nggak nyangka. Rasanya kayak nggak percaya bisa sampai di titik ini, apalagi awalnya saya kurang percaya diri,” tambahnya.
Pada Sabtu malam (2/11), keluarga Aldi menggelar acara syukuran dan doa bersama yang dihadiri hampir 500 orang di rumahnya di Pajangan, Bantul. Minggu (3/11), Aldi berangkat ke Jakarta dan terbang ke Italia pada Senin (4/11). Di Italia, Aldi akan kembali berlatih, melanjutkan karier balapnya, dan berharap dapat terus mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional.