Batal Jadi Tuan Rumah World Cup U-20: Indonesia Inkonsisten, FIFA Standar Ganda

Konten Media Partner
30 Maret 2023 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erick Thohir bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar, Rabu (5/10/2022). Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Erick Thohir bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar, Rabu (5/10/2022). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 setelah dilakukan pertemuan antara Presiden FIFA, Gianni Infantino dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, di Doha, Qatar, pada Rabu (29/3). Pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah ini merupakan imbas adanya penolakan kedatangan Israel ke Indonesia oleh beberapa kepala daerah.
ADVERTISEMENT
Pengamat sekaligus Dosen Permainan Sepak Bola dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Komarudin, mengatakan bahwa permasalahan ini menunjukkan tidak konsistennya Indonesia sekaligus FIFA yang menggunakan standar ganda.
Indonesia menurutnya telah melewati proses panjang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, mulai dari proses bidding yang ketat dan butuh negosiasi tingkat tinggi hingga biaya yang mencapai triliunan untuk melakukan berbagai pembenahan.
“Tapi saat mendekati hari H menyatakan bangsa Israel tidak boleh datang ke Indonesia dengan alasan kita patuh pada konstitusi bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan di atas muka bumi,” kata Komarudin, Kamis (30/3).
Pengamat sepak bola dari UNY, Komarudin. Foto: Istimewa
Sementara itu, Israel dari dulu sampai saat ini masih berstatus sebagai penjajah bangsa Palestina. Sehingga alasan konstitusi menurut Komarudin menjadi alasan yang wajar bagi Indonesia untuk menolak kedatangan Israel. Sayangnya, dalam hal ini lagi-lagi Indonesia juga tidak konsisten.
ADVERTISEMENT
“Karena sebelumnya pernah datang atlet Israel ke Indonesia untuk mengikuti event cabang olahraga lain, tapi nyatanya dibiarkan,” ujarnya.
Di sisi lain, FIFA menurut dia juga tidak kalah inkonsistennya. Sebab, FIFA menggunakan standar ganda karena telah memberikan sanksi kepada Rusia yang dianggap melanggar kedaulatan Ukraina, padahal Rusia baru menyerang Ukraina belum ada setahun pada saat sanksi itu diberikan.
“Sementara kepada Israel mereka membiarkan saja Palestina terus dibombardir dengan kejahatan kemanusiaan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun,” kata dia.
Meski tak jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Indonesia menurut Komarudin tak perlu terlalu risau.
“Kita harus tetap berjalan tegak untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa kita. Ingat, tuan rumah World Cup U-20 bukan segalanya,” tegas Komarudin.
ADVERTISEMENT